Monthly Archives: March 2012

MASJID-MASJID DI INDONESIA

GambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambarGambar

KHADIJAH binti KHUWAILID

Khadijah binti khuwailid, adalah nama yang sudah tidak asing lagi….

Sumber : http://new.drisalah.com/index.php/inspirasi/81-kisah-siti-khadijah.html

Beliau di juluki Ath-thohirah, yang berarti bersih dan suci. Beliau tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mulia dan pada gilirannya beliau menjadi seorang wanita yang cerdas dan agung. Beliau dikenal sebagai seorang yang teguh dan cerdik dan memiliki perangai yang luhur. Karena  itulah banyak laki-laki dari kaumnya menaruh simpati kepadanya.

Setelah bercerai dengan suami yang pertama, banyak dari para pemuka-pemuka Quraisy yang menginginkan Beliau untuk dijadikan istri, tetapi, Khadijah lebih memprioritaskan perhatiannya dalam mendidik putra-putrinya, juga sibuk mengurusi perniagaan yang kemudian dari hasil usaha yang di kelolanya, Beliau menjadi seorang yang  kaya. Kepandaian dan kejelian Beliau, kemudian Beliau menawarkan Muhammad yang pada saat itu belumlah diangkat menjadi Nabi, untuk menjual dagangannya. Kejujuran dan sikap profesional yang di miliki Muhammad dalam berdagang, membuat kekayaan Khadijah semakin bertambah banyak.

Khadijah memiliki wajah yang cantik, berasal dari keturunan yang terhormat, memiliki martabat karena kepandaian dan kecerdasaanya, dan ia juga adalah wanita yang kaya raya. Maka tidaklah mengherankan dengan kondisi yang demikian itu semakin banyak para pemuka Quraisy yang terhormat dan kaya raya ingin menjadikan Khadijah sebagai istri. Singkat cerita, semua tawaran tersebut ditolak oleh khadijah, karena hatinya telah tertambat pada pribadi yang terpercaya, jujur, profesional dalam bekerja, dan memiliki akhlaq yang mulia, ia adalah Muhammad. Dan Allah mentakdirkan mereka untuk menikah, walaupun pada waktu itu, umur Khadijah yang telah sampai di usia 40 Tahun kecantikannya tetap mempesona Muhammad yang berumur 25 tahun.

Keutamaan Khadijah diriwayatkan sebagaimana sabda Rasulullah saw ;

“Tidaklah Allah mengganti untukku (istri) yang lebih baik darinya (khadijah). Dia beriman kepadaku saat orang-orang kufur. Dia mempercayaiku saat orang-orang mendustaiku. Dia memberikan hartanya kepadaku saat orang-orang mengharamkan harta untukku. Dan dia memberikan aku anak saat Allah tidak memberikan anak dari istri-istriku yang lain”.

Khadijah adalah sosok wanita pilihan yang Allah amanahkan untuk mendampingi Muhammad dalam menjalani tugasnya sebagai Rasul Allah.

Salah satu hikmah yang bisa kita petik dari kisah hidup khadijah, adalah keuletannya, kesungguhannya, kecerdasan dan ketelitiannya dalam menjalankan usaha perdagangan. Tetapi, semua usahanya itu tidaklah ia jadikan semata-mata untuk kesenangan yang bersifat keduniawian semata. Sebagaimana sabda Rasulullah, Khadijah dengan rela memberikan hartanya untuk kepentingan dakwah Rasulullah. Dan hal itu, Beliau lakukan sampai ajal menjemputnya.

Apa yang dilakukan oleh khadijah sangat berkaitan erat dengan makna zakat.

Zakat….hanya diwajibkan bagi mereka yang memiliki kelebihan harta yang telah memenuhi syarat dan perhitungan yang telah ditetapkan. Artinya, agar jika seseorang ingin ber-zakat, maka ia harus berusaha. Dan dari apa yang Allah berikan atas hasil usahanya itulah yang wajib ia keluarkan zakatnya. Dan bagi seorang istri yang tidak bekerja, maka ia dapat berzakat apabila ia mendapatkan nafkah yang khusus diberikan oleh suaminya…

Dengan demikian, bekerja…adalah termasuk dalam ibadah yang juga bernilai pahala di sisi Allah. Islam tidak menghalangi kaum wanita untuk produktif dalam mencari karunia Allah di dunia ini dengan bekerja, bahkan Islam menganjurkan agar kaum wanita tidak kalah produktifnya dengan kaum pria.

Dan Allah memberikan pilihan bagi kaum wanita, apakah ia mau memilih sebagai pekerja, wanita karier, pengusaha, atau sebagai ibu rumah tangga.. Semua itu sama baiknya.

Selama ia menjaga kehormatannya, harga dirinya, dan taat pada aturan yang Allah tetapkan. Apapun pilihannya, Insya Allah akan bernilai pahala.

Dalam kisah Siti Khadijah, Allah telah mengabadikan teladan bagi kaum wanita…,

Khadijah, adalah wanita yang cerdas, ibu rumah tangga yang amanah, pendidik bagi anak-anaknya, pengusaha yang sukses, Istri seorang Nabi dan Rasul, dan pejuang di jalan Allah….

Dan tidaklah mungkin Allah jadikan khadijah sebagai teladan jika tidak mungkin untuk di teladani, karena pada dasarnya, kaum wanita…adalah kaum yang mampu melakukan semua itu…

Wallahu’alam..

KHUTBAH JUMAT : SYIRIK MALAPETAKA DUNIA ISLAM

Masjid Taqwa Seritanjung, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia

SYIRIK MALAPETAKA DUNIA ISLAM
Rabu, 11 Februari 09

www.alsofwah.or.id  https://arozakabuhasan.wordpress.com/

Oleh: Abdurrahman Nuryaman
KHUTBAH PERTAMA:

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Jamaah Jum’at yang Dirahmati Allah
Tak ada dosa yang lebih besar daripada syirik; dosa yang tidak diampuni oleh Allah, pelakunya dihukumi keluar dari Islam, di Hari Kiamat dia kekal di dalam neraka, dan surga diharamkan baginya, bila mati dalam keadaan musyrik, dia tidak dimandikan, tidak dikafankan dan tidak dikuburkan di tengah kuburan kaum Muslimin, dan semua amal ibadahnya gugur tak ada artinya.
Perhatikanlah peringatan-peringatan Allah berikut:
Dalam Surat Al-Ma’idah: 72 Allah Ta’ala berfirman,

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putra Maryam,’ padahal al-Masih (sendiri) berkata, ‘Hai Bani Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu’. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun.”

Dalam Surat al-Furqan ayat 23 Allah Ta’ala berfirman tentang orang-orang musyrik,

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً

“Dan Kami hadapkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.”

Dalam surat an-Nisa`: 48 Allah Ta’ala memberikan peringatan yang keras,

إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْماً عَظِيماً

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”

Dan kemudian di dalam surat az-Zumar ayat 65 Allah Ta’ala menegaskan,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, ‘Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi’.”

Dan masih sangat banyak ayat dan hadits yang memperingatkan dari bahaya syirik.
Menyimak dan memperhatikan peringatan-peringatan di dalam ayat-ayat ini, tentu sangat mengerikan bagi seorang Muslim. Gambaran yang amat jelas, bahwa memang tidak ada dosa yang lebih besar dan lebih berbahaya daripada mempersekutukan Allah. Semua ulama yang menulis kitab tentang dosa-dosa besar menempatkan syirik sebagai dosa yang paling besar. Di antaranya,
-Al-Kaba`ir, karya al-Hafizh adz-Dzahabi.
-Az-Zawajir Fi Iqtirab al-Kaba`ir, karya al-Allamah Ibnu Hajar al-Haitami.
-Al-Kaba`ir, karya Syaikh Muhammad at-Tamimi.
-Dan lain-lain.

Kaum Muslimin Rahimakumullah
Agar kita mendapatkan faidah yang lebih baik melalui khutbah ini, mari kita ulas masalah syirik ini dengan sedikit rinci.

Pertama, apa itu syirik?
Dalam Tashil al-Aqidah al-Islamiyah didefinisikan: Syirik adalah menjadikan suatu tandingan bagi Allah Ta’ala dan menyamakanNya dengannya, dalam Rububiyah, Uluhiyah, Asma` dan ShifatNya.

Jamaah Jum’at yang Dirahmati Allah
Agar faidah dan manfaat yang kita dapatkan dari khutbah ini lebih urut, lebih rapi dan lebih jelas, mari sejenak kita kembali melihat permulaan munculnya syirik di muka bumi ini.

Syirik pertama kali muncul pada umat Nabi Nuh ‘Alaihissalam. Jika kita perhatikan riwayat-riwayat yang ada tentang awal mula munculnya perbuatan syirik kepada Allah pada umat Nabi Nuh ‘Alaihissalam tersebut, kita dengan begitu mudah dapat menyimpulkan bahwa penyebab utama dan pertama adalah kultus individual (ghuluw) terhadap orang-orang shalih.

Kita tahu, bahwa pada mulanya umat manusia adalah umat yang satu di dalam tauhid, artinya tidak ada syirik kepada Allah Ta’ala, dan itu berlangsung selama sepuluh abad antara Nabi Adam ‘Alaihissalam dengan Nabi Nuh ‘Alaihissalam, sebagaimana riwayat yang shahih dari Ibnu Abbas. Dan setelah sepuluh abad tersebut berlalu, muncullah orang-orang shalih yang nama-nama mereka disebutkan Allah dalam al-Qur`an surat Nuh. Mereka ialah, Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr. Mereka ini adalah orang-orang shalih yang bertauhid, ahli ibadah dan juga berdakwah menyeru kaum mereka kepada Allah. Mereka amat dicintai oleh kaum mereka, dan lebih dari itu, mereka adalah tauladan yang penuh pesona bagi mereka. Tapi justru malapetaka kemudian muncul dari arah ini; yaitu rasa ketergantungan mereka kepada orang-orang shalih tersebut mela-hirkan sikap pengkultusan dan ghuluw pada diri mereka.

Ini kemudian dijadikan kesempatan oleh setan untuk menjerumuskan mereka dan generasi sesudah mereka. Mulanya setan membisikkan kepada mereka agar membuat patung yang serupa dengan orang-orang shalih itu tadi, dan meletakkan patung-patung tersebut pada tempat-tempat ibadah mereka, sehingga apabila mereka melihat patung-patung tersebut, mereka akan teringat dan mengenang kehebatan ibadah mereka; dan dengan demikian semangat mereka untuk beribadah pun bertambah seperti mereka.

Mereka pun kemudian mengikuti bisikan setan tersebut, dan mulanya mereka hanya menjadikan patung orang-orang shalih tersebut hanya sebagai lambang atau prasasti yang berfungsi mengingatkan mereka untuk tekun beribadah dan beramal shalih. Dan memang, mereka pun merasakan diri mereka semakin bersema-ngat dalam beramal shalih dan rajin mendatangi tempat-tempat ibadah mereka. Padahal itu semua hanya tipu daya setan, karena itu hanya akan menjerumuskan mereka kepada perbuatan syirik.

Kisah awal mula munculnya syirik ini disebutkan dalam Shahih al-Bukhari, no. 4920.

صَارَتِ الْأَوْثَانُ الَّتِيْ كَانَتْ فِي قَوْمِ نُوْحٍ فِي الْعَرَبِ بَعْدُ، أَمَّا وَدٌّ كَانَتْ لِكَلْبٍ بِدَوْمَةِ الْجَنْدَلِ وَأَمَّا سُوَاعٌ كَانَتْ لِهُذَيْلٍ وَأَمَّا يَغُوْثُ فَكَانَتْ لِمُرَادٍ ثُمَّ لِبَنِي غُطَيْفٍ بِالْجَوْفِ عِنْدَ سَبَإٍ وَأَمَّا يَعُوْقُ فَكَانَتْ لِهَمْدَانَ وَأَمَّا نَسْرٌ فَكَانَتْ لِحِمْيَرَ لِآلِ ذِي الْكَلَاعِ، أَسْمَاءُ رِجَالٍ صَالِحِيْنَ مِنْ قَوْمِ نُوْحٍ فَلَمَّا هَلَكُوْا أَوْحَى الشَّيْطَانُ إِلَى قَوْمِهِمْ أَنِ انْصِبُوْا إِلَى مَجَالِسِهِمْ الَّتِيْ كَانُوْا يَجْلِسُوْنَ أَنْصَابًا وَسَمُّوْهَا بِأَسْمَائِهِمْ فَفَعَلُوْا فَلَمْ تُعْبَدْ حَتَّى إِذَا هَلَكَ أُولَئِكَ وَتَنَسَّخَ الْعِلْمُ عُبِدَتْ.

“Berhala-berhala yang dulu (disembah) pada kaum Nuh menjadi (di-sembah) oleh orang-orang Arab (jahiliyah) setelah itu.Berhala Wad menjadi milik kabilah Kalb di Daumah al-Jandal, berhala Suwa’ milik kabilah Hudzail, Yaghuts adalah milik kabilah Murad kemudian menjadi milik Bani Ghuthaif di al-Jauf di negeri Saba`, berhala Ya’uq milik kabilah Hamdan, dan berhala Nasr milik kabilah Himyar untuk keluarga Dzu al-Kala’. (Mereka sebenarnya) adalah nama-nama laki-laki yang shalih dari kaum Nuh. Ketika mereka meninggal, maka setan membisikkan kepada kaum mereka untuk mendirikan patung (arca) di tempat duduk mereka yang biasa mereka duduki. Lalu me-reka menamakan patung tersebut dengan nama mereka. Mereka pun melakukannya dan tidak disembah, hingga ketika kaum tersebut telah wafat, dan ilmu telah lenyap, maka berhala-berhala itupun disembah.”

Sampai di sini, tentu timbul pertanyaan, Kenapa setan baru bisa menyesatkan dan menjerumuskan sebagian manusia ke dalam perbuatan syirik pada zaman Nabi Nuh ‘Alaihissalam? Adalah karena setan telah memiliki perjanjian dengan Allah, di mana iblis, tokoh mereka yang utama, berkata sebagaimana yang diabadikan Allah Ta’ala,

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

“Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis (ikhlas dalam bertauhid) di antara mereka.” (Shad: 82-83).

Sepuluh abad antara Nabi Adam sampai Nabi Nuh, umat manusia semuanya adalah orang-orang yang murni dan ikhlas bertauhid kepada Allah; tidak ada tempat bagi syirik di hati dan ibadah mereka, sampai kemudian muncullah orang-orang yang setengah-setengah dalam ilmu tauhid, sehingga tidak jelas dalam hati mereka yang haq dengan yang batil. Ilmu mereka yang tidak jelas itu-lah yang mengantarkan mereka terlalu bergantung kepada orang-orang shalih; dan inilah yang menyebabkan mereka mengikuti bisik-an setan untuk mengkultuskan orang-orang shalih tersebut.

Jamaah Jum’at yang Dirahmati Allah
Syirik yang berbentuk kultus terhadap orang-orang shalih ini, kemudian menyebar ke segala penjuru dunia, dan tidak terkecuali di Indonesia. Berikut ini sekedar gambaran bagaimana syirik kultu-isme terhadap orang-orang shalih ini telah menjadi bagian sejarah

kaum Muslimin yang hitam dan menakutkan.
Di Mesir, terdapat tidak kurang dari 6000 kuburan yang tersebar di berbagai kota dan desa; yang diagungkan dan disembah oleh kaum Muslimin. Di antara kuburan yang terkenal di sana, misalnya, adalah kuburan al-Badawi di kota Thantha. Dalam satu tahun terdapat satu musim, di mana orang-orang berdatangan dari berbagai penjuru Mesir bahkan dari luar Mesir dalam jumlah besar ke kuburan tersebut, mirip dengan hari Wukuf di padang Arafah.

Di sana juga terdapat kuburan yang diklaim sebagai kuburan al-Husain Radhiyallahu ‘anhu, padahal sama sekali tak pernah berhasil dibuktikan bahwa itu adalah benar-benar kuburan al-Husain. Akan tetapi orang-orang berdatangan kepadanya, baik dari kalangan Sunni maupun dari golongan Syi’ah, untuk berdoa, meminta-minta, melakukan thawaf dan berbagai perbuatan syirik yang sangat mengerikan.

Kemudian di sana juga terdapat kuburan Jalaluddin ar-Rumi yang tidak kalah pamornya sebagai tempat melakukan berbagai perbuatan syirik; disembah dan diagungkan.

Di Suria, di kota Damaskus saja terdapat tidak kurang dari 194 kuburan yang juga disembah-sembah dan diagungkan, belum lagi di kota-kota dan daerah-daerah lainnya. Di antara kuburan-kuburan yang dipuja di sana terdapat kuburan seorang sufi yang dikenal sebagai seorang sufi yang sesat dan menyimpang jauh dari akidah Islam. Akan tetapi kuburnya justru menjadi tuhan yang disembah-sembah oleh orang-orang yang juga ikut tersesat seperti dia, dan tidak kalah ramai dengan apa yang terjadi di Mesir.

Di Turki, terdapat tidak kurang dari 481 masjid agung yang hampir seluruh masjid di sana, pasti ada kuburan di dalamnya, yang juga diagungkan.

Di Iraq, India, Pakistan, Yaman; di semua negara-negara Muslim terdapat ribuan kuburan yang disembah dan diagungkan.

Bagaimana dengan di Indonesia? Di berbagai daerah terdapat begitu banyak kuburan-kuburan yang disembah dan diagungkan oleh banyak kaum Muslimin. Di pulau Lombok terdapat makam Ketak, makam Rembige, makam Batu Layar, lalu makam Bengkel, dan banyak lagi yang lain; yang semuanya merupakan pusat-pusat penyembahan kepada kuburan. Demi Allah, seandainya bukan karena saya (penulis) pernah melihat langsung apa yang dilakukan oleh sebagian kaum Muslimin di sana, niscaya saya tidak akan me-nyebutnya secara khusus. Mereka datang dari tempat yang jauh, dengan berkendaraan, bahkan mengeluarkan biaya, dengan membawa sanak saudara, hanya untuk shalat, dan berdoa di depan kuburan. Dan di antara mereka ada yang membawa hewan ternak untuk disembelih di sana, bahkan ada pula yang melakukan thawaf di kuburan tersebut. Semua itu sungguh sangat mengerikan bagi mereka yang sedikit saja memiliki rasa ghirah di hatinya terhadap Allah. Dan hanya kepada Allah kita mengadu, semoga Dia berkenan menghancurkan kuburan syirik tersebut dan memberikan hidayah kepada semua kaum Muslimin.

Jamaah Jum’at yang Dirahmati Allah
Mudah-mudahan dengan ini, kita mendapat gambaran bahwa dunia Islam memang telah dikotori oleh syirik. Dan ini adalah masalah yang sesungguhnya paling besar dari sekian banyak problem dunia Islam. Para da’i, ustadz, kyai, dosen, pengajar, dan semua kaum Muslimin yang peduli kepada Agama Allah agar menyatu-kan visi dan misi, bahwa tugas utama mereka adalah memerangi syirik dan menegakkan tauhid. Kaum Muslimin harus bersatu dan mengumumkan secara terang-terangan, bahwa syirik harus dibasmi dari muka bumi ini; dan itulah tugas para rasul yang diutus Allah.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Khutbah yang kedua

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَلَّى اللَّّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

Jamaah Jum’at yang Dirahmati Allah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam begitu jelas mengharamkan segala hal yang da-pat mengantarkan kepada pengagungan kuburan.

Pertama, kedua, dan ketiga, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang menga-puri, menduduki dan membangun kuburan.
Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

نَهَى رَسُوْلُ اللّٰهِ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kubur dikapuri, diduduki atasnya, dan dibuatkan bangunan di atasnya.” (Diriwayatkan oleh Muslim no. 970).

Keempat, dan kelima, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang menulisi kuburan dan menginjak kuburan.
Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu,, beliau berkata,

نَهَى النَّبِيُّ أَنْ تُجَصَّصَ الْقُبُوْرُ وَأَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهَا وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهَا وَأَنْ تُوْطَأَ.

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kuburan dikapuri, ditulisi, dibangun di atasnya dan diinjak-injak.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 1052 dan beliau berkata, “Hadits hasan shahih”, Abu Dawud, no. 3225; an-Nasa`i, no. 2028 dan 2029. Hadits ini dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud).

Keenam, menjadikan kuburan sebagai masjid, tempat beribadah, berdoa dan sebagainya.
Dari Aisyah dan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhum,, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَى الْيَهُوْدِ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوْا قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ.

“Laknat Allah atas kaum Yahudi dan Nasrani, karena mereka telah menjadikan kubur-kubur para Nabi mereka sebagai tempat-tempat beribadah.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim).

Ketujuh, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarang kaum Muslimin Shalat menghadap kuburan.

لَا تَجْلِسُوْا عَلَى الْقُبُوْرِ وَلَا تُصَلُّوْا إِلَيْهَا.

“Janganlah kalian duduk di atas kuburan dan jangan pula kalian shalat menghadapnya.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, no. 16764; Muslim, no.973; dan lainnya).

Kedelapan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk menghan-curkan dan meratakan semua kuburan yang menonjol dan tampak jelas lebih tinggi (dimuliakan), sebagaimana dihancurkannya patung dan berhala.
Dari Abu al-Hayyaj al-Asadi, dia berkata,

قَالَ لِيْ عَلِيُّ بْنُ أَبِيْ طَالِبٍ: أَلاَ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِيْ عَلَيْهِ رَسُوْلُ اللّٰهِ a؛ أَنْ لَا تَدَعَ تِمْثَالًا إِلَّا طَمَسْتَهُ، وَلَا قَبْرًا مُشْرِفًا إِلَّا سَوَّيْتَهُ.

“Ali bin Abu Thalib pernah berkata kepadaku, ‘Ketahuilah, aku me-ngutusmu berdasarkan sesuatu yang mana Rasulullah a mengu-tusku, yaitu hendaklah kamu tidak meninggalkan satu patung pun, kecuali engkau binasakan, dan tidak pula (engkau jumpai) kuburan yang ditinggikan (sehingga tampak mencolok) kecuali engkau meratakannya (dengan tanah).” (Diriwayatkan oleh Ahmad, no. 685; Muslim, no. 969, dan lainnya).

Jamaah Jum’at yang Dirahmati Allah
Tidak cukup jelaskah semua ini, sehingga banyak orang yang mengagungkan dan menyembah-nyembah kuburan? Bila belum jelas, mari kita simak perkataan para ulama berikut yang menjelaskan kepada kita semua.

Imam an-Nawawi menukil perkataan Imam besar asy-Syafi’i. Kata Imam asy-Syafi’i, “Adalah dibenci (bila) kuburan dikapuri, dituliskan nama orang yang dikuburkan di atasnya dan lainnya, dan dibangun bangunan di atasnya.” (Lihat al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab 4/266).

Al-Allamah Ibnu Hajar al-Haitami, seorang ulama bermadzhab Syafi’i yang terkenal, berkata dalam kitab az-Zawajir Fi Iqtirab al-Kaba`ir, “Dosa besar ke 93, 94, 95, 96, 97, dan 98: “Menjadikan kuburan-kuburan sebagai masjid (tempat ibadah)”, “Menyalakan lampu di atasnya”, “Menjadikannya sebagai berhala-berhala”, “Thawaf me-ngelilinginya”, “Mengusapnya”, dan “Shalat menghadapnya…” Kata beliau, “Yang enam ini dikategorikan sebagai dosa-dosa besar di kalangan madzhab asy-Syafi’i”.

Kemudian beliau berkata, “Begitu pula, shalat di atas kuburan dan mengagungkannya, dan ini adalah dosa besar, tampak jelas dari hadits-hadits yang telah disebutkan.”

As-Suyuthi dalam hasyiyahnya terhadap Sunan an-Nasa`i menukil perkataan al-Baidhawi yang mengatakan, “Manakala kaum Yahudi dan Nasrani melakukan sujud terhadap kuburan-kuburan para nabi mereka, kemudian menghadap kepadanya dengan peng-agungan karena kedudukan mereka dulu, kemudian menjadikannya sebagai kiblat ketika shalat, berdoa dan sejenisnya serta menjadikannya sebagai berhala-berhala; Allah melaknat mereka, dan kemudian melarang kaum Muslimin melakukan hal-hal seperti itu.

Dan asal mula perbuatan syirik itu terjadi karena diagungkannya kuburan dan menghadap kepadanya (dalam beribadah).”

Jamaah Jum’at yang Dirahmati Allah
Semoga Allah melindungi kita semua dari perbuatan syirik yang dapat menghancurkan akidah dan ibadah kita.

Jangan lupa untuk bershalawat atas Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai Hari Kiamat nanti. Allah telah mengingatkan ini di dalam al-Qur`an.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالمَِينَ.

Dikutib dari Buku Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi ke-2, Darul Haq Jakarta).

FATWA MUI TENTANG KEDUDUKAN ANAK HASIL ZINA DAN PERLAKUAN TERHADAPNYA

Fatwa MUI Tentang Kedudukan Anak Hasil Zina dan Perlakuan Terhadapnya

Fatwa MUI Tentang Kedudukan Anak Hasil Zina dan Perlakuan Terhadapnya
Jumat, 23 Maret 12

JAKARTA – Keresahan umat sebagai dampak putusan MK RI No. 46/PUU-VIII/2010 tentang anak-anak di luar perkawinan direspon MUI dengan mengeluarkan fatwa mengenai “Kedudukan Anak Hasil Zina Dan Perlakukan Terhadapnya.”

Fatwa tersebut menepis berbagai syubuhat (kerancuan) di tengah umat Islam dan menyatakan dengan tegas kedudukan anak hasil zina dalam Islam, sehingga tak perlu ragu lagi berpegang terhadap aturan syari’at Islam yang telah ditetapkan oleh Allah dan bukan aturan yang lain yang dibuat manusia.

Agar dapat dibaca dan diakses oleh umat Islam seluas-luasnya maka redaksi voa-islam.com memuat fatwa tersebut. Berikut ini kutipan lengkap fatwa MUI berkaitan dengan anak hasil zina yang dikeluarkan Sabtu (10/3/2012).

FATWA

MAJELIS ULAMA INDONESIA

Nomor: 11 Tahun 2012

Tentang

KEDUDUKAN ANAK HASIL ZINA DAN PERLAKUAN TERHADAPNYA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah :

MENIMBANG:

a. bahwa dalam Islam, anak terlahir dalam kondisi suci dan tidak membawa dosa turunan, sekalipun ia terlahir sebagai hasil zina;

b. bahwa dalam realitas di masyarakat, anak hasil zina seringkali terlantar karena laki-laki yang menyebabkan kelahirannya tidak bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, serta seringkali anak dianggap sebagai anak haram dan terdiskriminasi karena dalam akte kelahiran hanya dinisbatkan kepada ibu;

c. bahwa terhadap masalah tersebut, Mahkamah Konsitusi dengan pertimbangan memberikan perlindungan kepada anak dan memberikan hukuman atas laki-laki yang menyebabkan kelahirannya untuk bertanggung jawab, menetapkan putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010 yang pada intinya mengatur kedudukan anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya;

d. bahwa terhadap putusan tersebut, muncul pertanyaan dari masyarakat mengenai kedudukan anak hasil zina, terutama terkait dengan hubungan nasab, waris, dan wali nikah dari anak hasil zina dengan laki-laki yang menyebabkan kelahirannya menurut hukum Islam;

e. bahwa oleh karena itu dipandang perlu menetapkan fatwa tentang kedudukan anak hasil zina dan perlakuan terhadapnya guna dijadikan pedoman.

MENGINGAT:

1. Firman Allah SWT:

a. Firman Allah yang mengatur nasab, antara lain:

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا

“Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.” (QS. Al-Furqan : 54).

b. Firman Allah yang melarang perbuatan zina dan seluruh hal yang mendekatkan ke zina, antara lain:

وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.“ (QS. Al-Isra : 32)

وَالَّذِينَ لاَ يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهاً آخَرَ وَلاَ يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلاَ يَزْنُونَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَاماً يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَاناً

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosanya, yakni akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina” (QS. Al-Furqan: 68 – 69)

c. Firman Allah yang menjelaskan tentang pentingnya kejelasan nasab dan asal usul kekerabatan, antara lain:


وَمَا جَعَلَ أَدْعِيَاءكُمْ أَبْنَاءكُمْ ذَلِكُمْ قَوْلُكُم بِأَفْوَاهِكُمْ وَاللَّهُ يَقُولُ الْحَقَّ وَهُوَ يَهْدِي السَّبِيلَ ادْعُوهُمْ ِلأَبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِندَ اللَّهِ فَإِن لَّمْ تَعْلَمُوا آبَاءهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ

“Dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).

Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu.”(QS. Al-Ahzab: 4 – 5).

وَحَلائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلابِكُمْ

“…. (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu).“ (QS. Al-Nisa: 23).

d. Firman Allah yang menegaskan bahwa seseorang itu tidak memikul dosa orang lain, demikian juga anak hasil zina tidak memikul dosa pezina, sebagaimana firman-Nya:

وَلاَ تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلاَّ عَلَيْهَا وَلاَ تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

“Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain526. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”(QS. Al-An’am : 164)

وَلاَ تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

“Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu.” (QS. Al-Zumar: 7)

2. Hadis Rasulullah SAW, antara lain:

a. hadis yang menerangkan bahwa anak itu dinasabkan kepada pemilik kasur/suami dari perempuan yang melahirkan (firasy), sementara pezina harus diberi hukuman, antara lain:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ اخْتَصَمَ سَعْدُ بْنُ أَبِي وَقَّاصٍ وَعَبْدُ بْنُ زَمْعَةَ فِي غُلَامٍ فَقَالَ سَعْدٌ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ابْنُ أَخِي عُتْبَةَ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ عَهِدَ إِلَيَّ أَنَّهُ ابْنُهُ انْظُرْ إِلَى شَبَهِهِ وَقَالَ عَبْدُ بْنُ زَمْعَةَ هَذَا أَخِي يَا رَسُولَ اللَّهِ وُلِدَ عَلَى فِرَاشِ أَبِي مِنْ وَلِيدَتِهِ فَنَظَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى شَبَهِهِ فَرَأَى شَبَهًا بَيِّنًا بِعُتْبَةَ فَقَالَ هُوَ لَكَ يَا عَبْدُ بْنَ زَمْعَةَ الْوَلَدُ لِلْفِرَاشِ وَلِلْعَاهِرِ الْحَجَرُ وَاحْتَجِبِي مِنْهُ يَا سَوْدَةُ بِنْتَ زَمْعَةَ قَالَتْ فَلَمْ يَرَ سَوْدَةَ قَطُّ. رواه البخارى ومسلم

“Dari ‘Aisyah ra bahwasanya ia berkata: Sa’d ibn Abi Waqqash dan Abd ibn Zam’ah berebut terhadap seorang anak lantas Sa’d berkata: Wahai Rasulallah, anak ini adalah anak saudara saya ‘Utbah ibn Abi Waqqash dia sampaikan ke saya bahwasanya ia adalah anaknya, lihatlah kemiripannya. ‘Abd ibn Zum’ah juga berkata: “Anak ini saudaraku wahai Rasulullah, ia terlahir dari pemilik kasur (firasy) ayahku dari ibunya. Lantas Rasulullah saw melihat rupa anak tersebut dan beliau melihat keserupaan yang jelas dengan ‘Utbah, lalu Rasul bersabda: “Anak ini saudaramu wahai ‘Abd ibn Zum’ah. Anak itu adalah bagi pemilik kasur/suami dari perempuan yang melahirkan (firasy) dan bagi pezina adalah (dihukum) batu, dan berhijablah darinya wahai Saudah Binti Zam’ah. Aisyah berkata: ia tidak pernah melihat Saudah sama sekali.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده قال: قام رجل فقال: يا رسول الله، إن فلانًا ابني، عَاهَرْتُ بأمه في الجاهلية، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لا دعوة في الإسلام، ذهب أمر الجاهلية، الولد للفراش، وللعاهر الحجر. رواه أبو داود

“Dari ‘Amr ibn Syu’aib ra dari ayahnya dari kakeknya ia berkata: seseorang berkata: Ya rasulallah, sesungguhnya si fulan itu anak saya, saya menzinai ibunya ketika masih masa jahiliyyah, rasulullah saw pun bersabda: “tidak ada pengakuan anak dalam Islam, telah lewat urusan di masa jahiliyyah. Anak itu adalah bagi pemilik kasur/suami dari perempuan yang melahirkan (firasy) dan bagi pezina adalah batu (dihukum. ” (HR. Abu Dawud)

b. hadis yang menerangkan bahwa anak hazil zina dinasabkan kepada ibunya, antara lain:

قال النبي صلى الله عليه وسلم في ولد الزنا ” لأهل أمه من كانوا” . رواه أبو داود

Nabi saw bersabda tentang anak hasil zina: “Bagi keluarga ibunya …” (HR. Abu Dawud)

c. hadis yang menerangkan tidak adanya hubungan kewarisan antara anak hasil zina dengan lelaki yang mengakibatkan kelahirannya, antara lain:

عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ” أيما رجل عاهر بحرة أو أمة فالولد ولد زنا ، لا يرث ولا يورث “ رواه الترمذى – سنن الترمذى 1717

“Dari ‘Amr ibn Syu’aib ra dari ayahnya dari kakeknya bahwa rasulullah saw bersabda: Setiap orang yang menzinai perempuan baik merdeka maupun budak, maka anaknya adalah anak hasil zina, tidak mewarisi dan tidak mewariskan.“ (HR. Al-Turmudzi)

d. hadis yang menerangkan larangan berzina, antara lain:

‏عن ‏أبي مرزوق رَضِيَ اللَّهُ عَنْه قال ‏غزونا مع ‏‏رويفع بن ثابت الأنصاري ‏ ‏قرية من قرى ‏‏المغرب ‏يقال لها ‏ ‏جربة ‏ ‏فقام فينا خطيبا فقال أيها الناس إني لا أقول فيكم إلا ما سمعت رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏يقول قام فينا يوم ‏ ‏حنين ‏ ‏فقال ‏ ‏لا يحل لامرئ يؤمن بالله واليوم الآخر أن يسقي ماءه زرع غيره . أخرجه الإمام أحمد و أبو داود

Dari Abi Marzuq ra ia berkata: Kami bersama Ruwaifi’ ibn Tsabit berperang di Jarbah, sebuah desa di daerah Maghrib, lantas ia berpidato: “Wahai manusia, saya sampaikan apa yang saya dengar dari rasulullah saw pada saat perang Hunain seraya berliau bersabda: “Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya menyirampan air (mani)nya ke tanaman orang lain (berzina)’.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

e. hadis yang menerangkan bahwa anak terlahir di dunia itu dalam keadaan fitrah, tanpa dosa, antara lain:

‏عن ‏أبي هريرة ‏رضي الله عنه قال ‏‏قال النبي ‏صلى الله عليه وسلم ‏كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه . رواه البخارى ومسلم
[

“Dari Abi Hurairah ra ia berkata: Nabi saw bersabda: “Setiap anak terlahir dalam kondisi fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang yahudi, nasrani, atau majusi.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

3. Ijma’ Ulama, sebagaimana disampaikan oleh Imam Ibn Abdil Barr dalam “al-Tamhid” (8/183) apabila ada seseorang berzina dengan perempuan yang memiliki suami, kemudian melahirkan anak, maka anak tidak dinasabkan kepada lelaki yang menzinainya, melainkan kepada suami dari ibunya tersebut, dengan ketentuan ia tidak menafikan anak tersebut.

وأجمعت الأمة على ذلك نقلاً عن نبيها صلى الله عليه وسلم، وجعل رسول الله صلى الله عليه وسلم كل ولد يولد على فراش لرجل لاحقًا به على كل حال، إلا أن ينفيه بلعان على حكم اللعان

Umat telah ijma’ (bersepakat) tentang hal itu dengan dasar hadis nabi saw, dan rasul saw menetapkan setiap anak yang terlahir dari ibu, dan ada suaminya, dinasabkan kepada ayahnya (suami ibunya), kecuali ia menafikan anak tersebut dengan li’an, maka hukumnya hukum li’an.

Juga disampaikan oleh Imam Ibnu Qudamah dalam Kitab al-Mughni (9/123) sebagai berikut:

وأجمعوا على أنه إذا ولد على فراش رجل فادعاه آخر أنه لا يلحقه

“Para Ulama bersepakat (ijma’) atas anak yang lahir dari ibu, dan ada suaminya, kemudian orang lain mengaku (menjadi ayahnya), maka tidak dinasabkan kepadanya.”

4. Atsar Shahabat, Khalifah ‘Umar ibn al-Khattab ra berwasiat untuk senantiasa memperlakukan anak hasil zina dengan baik, sebagaimana ditulis oleh Imam al-Shan’ani dalam “al-Mushannaf” Bab ‘Itq walad al-zina” hadits nomor 13871.

5. Qaidah Sadd al-Dzari’ah, dengan menutup peluang sekecil apapun terjadinya zina serta akibat hukumnya.

6. Qaidah ushuliyyah :

الأ صل في النهي يقتضي فساد المنهي عنه

“Pada dasarnya, di dalam larangan tentang sesuatu menuntut adanya rusaknya perbuatan yang terlarang tersebut”

لا اجتهاد في مورد النص
/r]

“Tidak ada ijtihad di hadapan nash”

7. Qaidah fiqhiyyah :

لِلْوَسَائِلَ حُكْمُ الْمَقَاصِدِ

“Hukum sarana adalah mengikuti hukum capaian yang akan dituju”

الضَّرَرُ يُدْفَعُ بِقَدْرِ الْإِمْكَانِ

“Segala mudharat (bahaya) harus dihindarkan sedapat mungkin”.

الضَّرَرُ لاَ يُزَالُ بِالضَّرَرِ

“Bahaya itu tidak boleh dihilangkan dengan mendatangkan bahaya yang lain.”

دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِحِ

“Menghindarkan mafsadat didahulukan atas mendatangkan maslahat.

يُتَحَمَّلُ الضَّرَرُ الْخَاصُّ لِدَفْعِ الضَّرَرِ الْعَامِّ

“Dharar yang bersifat khusus harus ditanggung untuk menghindarkan dharar yang bersifat umum (lebih luas).”

إِذَا تَعَارَضَتْ مَفْسَدَتَانِ أَوْ ضَرَرَانِ رُوْعِيَ أَعْظَمُهُمَا ضَرَرًا بِارْتِكَابِ أَخَفِّهِمَا

“Apabila terdapat dua kerusakan atau bahaya yang saling bertentangan, maka kerusakan atau bahaya yang lebih besar dihindari dengan jalan melakukan perbuatan yang resiko bahayanya lebih kecil.”

تَصَرُّفُ اْلإِمَامِ عَلَى الرَّعِيَّةِ مَنُوْطٌ بِالْمَصَلَحَةِ

“Kebijakan imam (pemerintah) terhadap rakyatnya didasarkan pada kemaslahatan.”

MEMPERHATIKAN :

1. Pendapat Jumhur Madzhab Fikih Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafi’iyyah, dan Hanabilah yang menyatakan bahwa prinsip penetapan nasab adalah karena adanya hubungan pernikahan yang sah. Selain karena pernikahan yang sah, maka tidak ada akibat hukum hubungan nasab, dan dengan demikian anak zina dinasabkan kepada ibunya, tidak dinasabkan pada lelaki yang menzinai, sebagaimana termaktub dalam beberapa kutipan berikut:

a. Ibn Hajar al-‘Asqalani:

نقل عن الشافعي أنه قال: لقوله “الولد للفراش” معنيان: أحدهما
هو له مالم ينفه، فإذا نفاه بما شُرع له كاللعان انتفى عنه، والثاني: إذا تنازع رب الفراش والعاهر فالولد لرب الفراش” ثم قال: “وقوله: “وللعاهر الحجر”، أي: للزاني الخيبة والحرمان، والعَهَر بفتحتين: الزنا، وقيل: يختص بالليل، ومعنى الخيبة هنا: حرمان الولد الذي يدعيه، وجرت عادة العرب أن تقول لمن خاب: له الحجر وبفيه الحجر والتراب، ونحو ذلك، وقيل: المراد بالحجر هنا أنه يرجم. قال النووي: وهو ضعيف، لأن الرجم مختصّ بالمحصن، ولأنه لا يلزم من رجمه نفي الولد، والخبر إنما سيق لنفي الولد، وقال السبكي: والأول أشبه بمساق الحديث، لتعم الخيبة كل زان”

Diriwayatkan dari Imam Syafe’i dua pengertian tentang makna dari hadist “Anak itu menjadi hak pemillik kasur/suami.”

Pertama : Anak menjadi hak pemilik kasur/suami selama ia tidak menafikan/mengingkarinya. Apabila pemilik kasur/suami menafikan anak tersebut (tidak mengakuinya) dengan prosedur yang diakui keabsahannya dalam syariah, seperti melakukan Li’an, maka anak tersebut dinyatakan bukan sebagai anaknya.

Kedua : Apabila bersengketa (terkait kepemilikan anak) antara pemilik kasur/suami dengan laki-laki yang menzinai istri/budak wanitanya, maka anak tersebut menjadi hak pemilik kasur/suami.

Adapun maksud dari “ Bagi Pezina adalah Batu “ bahwa laki-laki pezina itu keterhalangan dan keputus-asaan. Maksud dari kata Al-‘AHAR dengan menggunakan dua fathah (pada huruf ‘ain dan ha’) adalah zina. Ada yang berpendapat bahwa kata tersebut digunakan untuk perzinaan yang dilakukan pada malam hari.

Oleh karenanya, makna dari keptus-asaan disini adalah bahwa laki-laki pezina tersebut tidak mendapatkan hak nasab atas anak yang dilahirkan dari perzinaannya. Pemilihan kata keputus-asaan di sini sesuai dengan tradisi bangsa arab yang menyatakan “Baginya ada batu” atau : Di mulutnya ada batu” buat orang yang telah berputus asa dari harapan.

Ada yang berpendapat bahwa pengertian dari batu di sini adalah hukuman rajam. Imam Nawawi menyatakan bahwa pendapat tersebut adalah lemah, karena hukuman rajam hanya diperuntukkan buat pezina yang mukhsan (sudah menikah). Di sisi yang lain, hadist ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan hokum rajam, tapi dimaksudkan untuk sekedar menafikan hak anak atas pezina tersebut. Oleh karena itu Imam Subki menyatakan bahwa pendapat yang pertama itu lebih sesuai dengan redaksi hadist tersebut, karena dapat menyatakan secara umum bahwa keputus-asaan (dari mendapatkan hak anak) mencakup seluruh kelompok pezina (mukhsan atau bukan mukhsan).

b. Pendapat Imam al-Sayyid al-Bakry dalam kitab “I’anatu al-Thalibin” juz 2 halaman 128 sebagai berikut:

ولد الزنا لا ينسب لأب وإنما ينسب لأمه

Anak zina itu tidak dinasabkan kepada ayah, ia hanya dinasabkan kepada ibunya.

c. Pendapat Imam Ibn Hazm dalam Kitab al-Muhalla juz 10 halaman 323 sebagai berikut :

والولد يلحق بالمرأة إذا زنت و حملت به ولا يلحق بالرجل

Anak itu dinasabkan kepada ibunya jika ibunya berzina dan kemudian mengandungnya, dan tidak dinasabkan kepada lelaki.

2. Pendapat Imam Ibnu Nujaim dalam kitab “al-Bahr al-Raiq Syarh Kanz ad-Daqaiq”:

وَيَرِثُ وَلَدُ الزِّنَا وَاللِّعَانِ مِنْ جِهَةِ الأمِّ فَقَطْ ؛ لأنَّ نَسَبَهُ مِنْ جِهَةِ الأبِ مُنْقَطِعٌ فَلا يَرِثُ بِهِ وَمِنْ جِهَةِ الأمِّ ثَابِتٌ فَيَرِثُ بِهِ أُمَّهُ وَأُخْتَه مِنْ الأمِّ بِالْفَرْضِ لا غَيْرُ وَكَذَا تَرِثُهُ أُمُّهُ وَأُخْتُهُ مِنْ أُمِّهِ فَرْضًا لا غَيْرُ

Anak hasil zina atau li’an hanya mendapatkan hak waris dari pihak ibu saja, karena nasabnya dari pihak bapak telah terputus, maka ia tidak mendapatkan hak waris dari pihak bapak, sementara kejelasan nasabnya hanya melalui pihak ibu, maka ia memiliki hak waris dari pihak ibu, saudara perempuan seibu dengan fardh saja (bagian tertentu), demikian pula dengan ibu dan saudara perempuannya yang seibu, ia mendapatkan bagian fardh (tertentu), tidak dengan jalan lain.

3. Pendapat Imam Ibn ‘Abidin dalam Kitab “Radd al-Muhtar ‘ala al-Durr al-Mukhtar” (Hasyiyah Ibn ‘Abidin) sebagai berikut :

ويرث ولد الزنا واللعان بجهة الأم فقط لما قد مناه فى العصبات أنه لا أب لهما

Anak hasil zina atau li’an hanya mendapatkan hak waris dari pihak ibu saja, sebagaimana telah kami jelaskan di bab yang menjelaskan tentang Ashabah, karena anak hasil zina tidaklah memiliki bapak.

4. Pendapat Ibnu Taymiyah dalam kitab “al-Fatawa al-Kubra” :

وَاخْتَلَفَ الْعُلَمَاءُ فِي اسْتِلْحَاقِ وَلَدِ الزِّنَا إذَا لَمْ يَكُنْ فِرَاشًا ؟ عَلَى قَوْلَيْنِ .كَمَا ثَبَتَ عَنْ النَّبِيِّ { صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ أَلْحَقَ ابْنَ وَلِيدَةِ زَمْعَةَ بْنِ الْأَسْوَدِ بْنِ زَمْعَةَ بْنِ الْأَسْوَدِ ، وَكَانَ قَدْ أَحْبَلَهَا عُتْبَةُ بْنُ أَبِي وَقَّاصٍ ، فَاخْتَصَمَ فِيهِ سَعْدٌ وَعَبْدُ بْنُ زَمْعَةَ ، فَقَالَ سَعْدٌ : ابْنُ أَخِي .عَهِدَ إلَيَّ أَنَّ ابْنَ وَلِيدَةِ زَمْعَةَ هَذَا ابْنِي . فَقَالَ عَبْدٌ : أَخِي وَابْنُ وَلِيدَةِ أَبِي ؛ وُلِدَ عَلَى فِرَاشِ أَبِي . فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : هُوَ لَك يَا عَبْدُ بْنُ زَمْعَةَ الْوَلَدُ لِلْفِرَاشِ ، وَلِلْعَاهِرِ الْحَجَرُ ؛ احْتَجِبِي مِنْهُ يَا سَوْدَةُ } لَمَّا رَأَى مِنْ شَبَهِهِ الْبَيِّنِ بِعُتْبَةَ ، فَجَعَلَهُ أَخَاهَا فِي الْمِيرَاثِ دُونَ الْحُرْمَةِ

Para ulama berbeda pendapat terkait istilkhaq (penisbatan) anak hasil zina apabila si wanita tidak memiki pemilik kasur/suami atau sayyid (bagi budak wanita). Diriwatkan dalam hadist bahwa Rasulullah SAW menisbatkan anak budak wanita Zam’ah ibn Aswad kepadanya (Zam’ah), padahal yang menghamili budak wanita tersebut adalah Uthbah ibn Abi Waqqosh. Sementara itu, Sa’ad menyatakan : anak dari budak wanita tersebut adalah anak saudaraku (Uthbah), dan aku (kata sa’ad) ditugaskan untuk merawatnya seperti anakku sendiri”. Abd ibn Zam’ah membantah dengan berkata : “anak itu adalah saudaraku dan anak dari budak wanita ayahku, ia dilahirkan di atas ranjang ayahku”. Rasulullah SAW bersabda: “anak itu menjadi milikmu wahai Abd ibn Zam’ah, anak itu menjadi hak pemilik kasur dan bagi pezina adalah batu”, kemudian Rasulullah bersabda : “Berhijablah engkau wahai Saudah (Saudah binti Zam’ah – Istri Rasulullah SAW)”, karena beliau melihat kemiripan anak tersebut dengan Utbah, maka beliau menjadikan anak tersebut saudara Saudah binti Zam’ah dalam hal hak waris, dan tidak menjadikannya sebagai mahram.

5. Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dengan judul “Ahkam al-Aulad al-Natijin ‘an al-Zina” yang disampaikan pada Daurah ke-20 Majma’ Fiqh Islami di Makkah pada 25 – 29 Desember 2010 yang pada intinya menerangkan bahwa, jika ada seseorang laki-laki berzina dengan perempuan yang memiliki suami dan kemudian melahirkan anak, terdapat ijma ulama, sebagaimana disampaikan oleh Imam Ibn Abdil Barr dalam “al-Tamhid” (8/183) yang menegaskan bahwa anak tersebut tidak dinasabkan kepada lelaki yang menzinainya, melainkan kepada suami dari ibunya tersebut, dengan ketentuan ia tidak menafikan anak tersebut melalui li’an. Sementara, jika ia berzina dengan perempuan yang tidak sedang terikat pernikahan dan melahirkan seorang anak, maka menurut jumhur ulama madzhab delapan, anak tersebut hanya dinasabkan ke ibunya sekalipun ada pengakuan dari laki-laki yang menzinainya. Hal ini karena penasaban anak kepada lelaki yang pezina akan mendorong terbukanya pintu zina, padahal kita diperintahkan untuk menutup pintu yang mengantarkan pada keharaman (sadd al-dzari’ah) dalam rangka menjaga kesucian nasab dari perlikau munkarat.

6. Pendapat, saran, dan masukan yang berkembang dalam Sidang Komisi Fatwa pada Rapat-Rapat Komisi Fatwa pada tanggal 3, 8, dan 10 Maret 2011.

Dengan bertawakkal kepada Allah SWT

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN: FATWA TENTANG ANAK HASIL ZINA DAN PERLAKUAN TERHADAPNYA

Pertama: Ketentuan Umum

Di dalam fatwa ini yang dimaksud dengan :

1. Anak hasil zina adalah anak yang lahir sebagai akibat dari hubungan badan di luar pernikahan yang sah menurut ketentuan agama, dan merupakan jarimah (tindak pidana kejahatan).
2. Hadd adalah jenis hukuman atas tindak pidana yang bentuk dan kadarnya telah ditetapkan oleh nash
3. Ta’zir adalah jenis hukuman atas tindak pidana yang bentuk dan kadarnya diserahkan kepada ulil amri (pihak yang berwenang menetapkan hukuman).
4. Wasiat wajibah adalah kebijakan ulil amri (penguasa) yang mengharuskan laki-laki yang mengakibatkan lahirnya anak zina untuk berwasiat memberikan harta kepada anak hasil zina sepeninggalnya.

Kedua: Ketentuan Hukum

1. Anak hasil zina tidak mempunyai hubungan nasab, wali nikah, waris, dan nafaqah dengan lelaki yang menyebabkan kelahirannya.

2. Anak hasil zina hanya mempunyai hubungan nasab, waris, dan nafaqah dengan ibunya dan keluarga ibunya.

3. Anak hasil zina tidak menanggung dosa perzinaan yang dilakukan oleh orang yang mengakibatkan kelahirannya

4. Pezina dikenakan hukuman hadd oleh pihak yang berwenang, untuk kepentingan menjaga keturunan yang sah (hifzh al-nasl).

5. Pemerintah berwenang menjatuhkan hukuman ta’zir lelaki pezina yang mengakibatkan lahirnya anak dengan mewajibkannya untuk:

a. mencukupi kebutuhan hidup anak tersebut;

b. memberikan harta setelah ia meninggal melalui wasiat wajibah.

6. Hukuman sebagaimana dimaksud nomor 5 bertujuan melindungi anak, bukan untuk mensahkan hubungan nasab antara anak tersebut dengan lelaki yang mengakibatkan kelahirannya.

Ketiga: Rekomendasi

1. DPR-RI dan Pemerintah diminta untuk segera menyusun peraturan perundang-undangan yang mengatur:

a. hukuman berat terhadap pelaku perzinaan yang dapat berfungsi sebagai zawajir dan mawani’ (membuat pelaku menjadi jera dan orang yang belum melakukan menjadi takut untuk melakukannya);

b. memasukkan zina sebagai delik umum, bukan delik aduan karena zina merupakan kejahatan yang menodai martabat luhur manusia.

2. Pemerintah wajib mencegah terjadinya perzinaan disertai dengan penegakan hukum yang keras dan tegas.

3. Pemerintah wajib melindungi anak hasil zina dan mencegah terjadinya penelantaran, terutama dengan memberikan hukuman kepada laki-laki yang menyebabkan kelahirannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

4. Pemerintah diminta untuk memberikan kemudahan layanan akte kelahiran kepada anak hasil zina, tetapi tidak menasabkannya kepada lelaki yang menngakibatkan kelahirannya.

5. Pemerintah wajib mengedukasi masyarakat untuk tidak mendiskriminasi anak hasil zina dengan memperlakukannya sebagaimana anak yang lain. Penetapan nasab anak hasil zina kepada ibu dimaksudkan untuk melindungi nasab anak dan ketentuan keagamaan lain yang terkait, bukan sebagai bentuk diskriminasi.

Keempat: Ketentuan Penutup

1. Fatwa ini berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di ke mudian hari ternyata dibutuhkan perbaikan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
2. Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan fatwa ini.

Ditetapkan di: Jakarta

Pada tanggal:

18 Rabi’ul Akhir1433 H

10 M a r e t 2012 M

MAJELIS ULAMA INDONESIA

KOMISI FATWA

Ketua

PROF. DR. H. HASANUDDIN AF, MA

[Sumber: http://www.voa-islam.com%5D

http://www.alsofwah.or.id/

MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

KH. Athian Ali M. Da`i, MA

Menyembunyikan Kebenaran

Oleh: K.H. Athian Ali M. Da’i, MA

 “Innal ladziina yaktumuuna maa anzalallaahu minal kitaabi wa yasytaruuna bihii tsamanan qaliilan ulaa-ika maa ya’kuluuna fii buthuunihim illaan naara wa laa yukallimuhumullaahu yaumal qiyaamati wa laa yuzakkiihim wa lahum ‘adzaabun aliim”

(Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang diturunkan Allah daripada Kitab dan mereka menukarnya dengan harga sedikit, mereka itu tidak memakan ke dalam perut mereka melainkan api, Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat, dan tidak menyucikan mereka (dari dosa), dan bagi mereka azab yang sangat pedih)(Al Baqarah, 2:174)

Allah SWT menurunkan risalah Islam kepada manusia mulai dari Nabi Adam As. hingga Nabi Muhammad Saw. dalam bentuk kitab-kitab suci dan suhuf-suhuf. Semua risalah ini diturunkan tidak lain hanya untuk kemaslahatan manusia untuk membimbing manusia agar hidupnya senantiasa dalam ridha-Nya. Allah SWT sama sekali tidak punya kepentingan apakah risalahnya itu akan ditaati atau tidak, manusia diberi hak penuh untuk memilih mentaati atau mengkufuri.

Namun demikian, di awal ayat 174 surah Al Baqarah, Allah SWT memperingatkan: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang diturunkan Allah daripada Kitab dan menukarnya dengan harga yang murah”, peringatan ini mengisyaratkan kepada kita bahwa pasti akan ada manusia baik pada masa lalu, kini maupun pada masa mendatang pasti akan ada manusia yang berusaha menyembunyikan kebenaran yang datang dari Allah. Jika ada manusia yang benar-benar mencoba menyembunyikan kebenaran tersebut, maka alangkah luar biasa besarnya dosa manusia itu.

Kata, “Yaktumuuna” (Menyembunyikan) dalam arti sesuatu itu sudah ada terlebih dulu, lalu sesuatu itu dicoba disembunyikan, tentu dengan maksud agar orang lain tidak tahu tentang sesuatu itu. Dalam konteks ayat ini sesuatu tersebut adalah “Kebenaran yang datang dari Allah”. Ada sebuah kebenaran yang datang lalu disembunyikan, tidak disampaikan sebagaimana mestinya bahkan dengan sengaja ditutup-tutupi. Konotasi “Menyembunyikan” juga bisa diartikan ada sebuah rekayasa perlawanan, seolah-seolah yang datang bukan kebenaran yang dimaksud. Misalnya, yang datang kebenaran A tapi yang dimunculkan B sebagai sebuah rekayasa.

Jika kita perhatikan, di sepanjang zaman para rasul selalu dihadapkan dengan keberadaan manusia-manusia semacam ini, sehingga akhirnya tidak ada kitab suci sebelum Al Qur’an yang bisa dipertahankan kesuciannya, bisa karena disembunyikan dalam arti dihilangkan atau tidak disampaikan, atau jika tidak dihilangkan dan tidak disampaikan lalu diubah-ubah sesuai dengan hawa nafsu mereka. Maksud mereka bertindak demikian karena tidak menginginkan orang lain melaksanakan ajaran yang diturunkan Allah. Mereka sesat tapi tidak pula ingin sesat sendirian, sehingga mereka berupaya ingin juga sesat berjamaah. Oleh karenanya, ketika Allah SWT menurunkan Al Qur’an, Allah SWT tidak lagi menyerahkan kepada manusia untuk menjaganya (Al Hijr: 9), maka Al Qur’an dari mulai turun hingga kiamat nanti tetap dijamin kesuciannya.

Realitanya, kini, kebenaran yang datang dari Allah yang ada dalam Al Qur’an masih tetap ada, tapi sengaja disembunyikan dalam arti tidak disampaikan. Semua dengan mudah dapat memahami isi Al Qur’an, permasalahannya, orang-orang yang memahami ayat-ayat Al Qur’an itu tidak semuanya menyampaikan, disimpan dan dibiarkan sehingga seolah-olah tidak ada kebenaran dalam Al Qur’an. Ayat ini tentu sangat relefan dengan kondisi yang ada di negeri kita, sebagian dari para pendakwah tidak menyampaikan nilai-nilai kebenaran yang ada dalam Al Qur’an, apalagi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara nyaris kebenaran Al Qur’an tersembunyi terus.

Hal ini sebenarnya tidak ada bedanya denga orang-orang terdahulu, dalam arti mereka tidak bisa menghilangkan Al Qur’an, tapi mereka tidak mengungkap ayat-ayat Al Qur’an, mengangkat kebenaran-kenenaran yang boleh jadi bertentangan dengan kebathilan yang sedang dinikmati oleh mereka yang berkuasa. Mereka mencoba menutupi kebenaran ayat-ayat Al Qur’an lewat bahasa-bahasa ciptaan akal mereka. Mereka bungkus bahasa-bahasa verbal mereka dengan menyatakan bahwa Al Qur’an sudah tidak relefan untuk kehidupan masa kini. Hukum potong tangan bagi pencuri, qishash bagi pembunuh, rajam atau cambuk bagi pezina adalah bertentangan dengan Hak-Hak Azasi Manusia.

Nyaris, kita tidak mendengar lagi dakwah tentang hukum potong tangan, qishah, rajam atau cambuk, jarang kita mendengar dakwah tentang wajibnya seorang muslim menegakkan syariat Islam dalam kehidupan, seperti halnya mendakwahkan wajibnya melaksanakan shalat dalam kehidupan padahal shalat hanya merupakan bagian dari syariat Islam. Disadari atau tidak, para ulama atau para kiai, telah menyembunyikan apa yang Allah turunkan. Mungkin sudah tidak ada yang mau membahas lagi perihal ayat-ayat jihad, karena takut dituduh teroris, radikal dan lain sebagainya.

Bagi seorang mu’min sudah seharusnya memiliki keyakinan bahwa kebenaran mutlak hanya datang dari Allah, kebenaran yang sudah tidak bisa didiskusikan atau ditinjau kembali baik dimengerti atau pun tidak dimengerti oleh akal fikiran kita. Sedangkan kebenaran yang disampaikan oleh manusia masih perlu kita kritisi, sehingga kalau kita dihadapkan kebenaran dari manusia yang nyata-nyata bertentangan dengan kebenaran mutlak yang datang dari Allah, pasti salah.

Dalam lanjutan ayat dinyatakan, “Dan mereka menukarnya dengan harga yang murah”. Allh SWT Mahatahu apa yang menjadi tujuan mereka menyembunyikan kebenaran tersebut, mereka menyembunyikan kebenaran untuk membeli sesuatu dengan harga yang murah, yakni kenikmatan dunia. Allah SWT menyatakan, bahwa dengan mengorbankan kenikmatan akhirat demi kepentingan dunia adalah sesuatu yang sangat murah dan hina. Padahal, kenikmatan dunia jika bisa dia miliki seluruhnya itu masih tergolong harga murah kalau dibandingkan dengan kebenaran ilahi yang tak ternilai harganya.

Dalam lanjutan ayat dinyatakan, paling tidak, ada “empat” ancaman bagi orang-orang menyembunyikan kebenaran yang datang dari Allah dan menjualnya dengan harga yang murah. Pertama, tindakan mereka tersebut tak ubahnya dengan menyiapkan bara api neraka sepenuh perut mereka. Dengan kata lain, Allah mengancam mereka akan menjadi penghuni neraka Jahannam. Kedua, Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat. Jika kita analogikan dengan seseorang yang tidak mau berbicara dengan orang lain, artinya yang bersangkutan dalam kondisi sedang marah atau kesal terhadap pihak lainnya. Tidak mungkin seseorang mumutuskan komunikasi dengan  tidak mau bicara kecuali dia sedang marah. Gambaran ini tentu lebih sangat terasa jika Allah SWT telah mengancam bahwa nanti di akhirat Allah tidak akan berbicara sama sekali, hal ini tentu menggambarkan kemurkaan Allah yang sangat luar biasa terhadap mereka yang menyembunyikan kebenaran Ilahi. Ketiga, Allah SWT tidak akan pernah mensucikan mereka dari kekufuran dan dosa yang mereka perbuat. Keempat, bagi mereka siksa yang teramat pedih.

Dalam sebuah hadits dinyatakan, ada tiga kelompok manusia yang tidak akan pernah diajak berbicara oleh Allah di hari kiamat dan tidak akan disucikan dari kekufuran dan dosa mereka, dan Allah tidak akan pernah melihat mereka, mereka juga akan mendapat siksa yang teramat pedih. Ketiga kelompok tersebuat adalah, “Manula” yang gemar berzina, penguasa yang suka berdusta, dan keluarga yang sombong yang tidak mau minta tolong kepada yang lain.

Berbicara kondisi orang-orang kafir nanti di akhirat, Allah SWT berfirman: “Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, kejahatan kami telah mengalahkan diri kami dan kami adalah kaum yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya, maka jika kami kembali (kepada kekafiran) sesungguhnya kami adalah orang yang zalim. Allah berfirman: “Terhinalah kamu di dalamnya. Dan janganlah kamu berkata-kata kepada-Ku” (QS. Al Mu’minuun, 23:106-108). Terlepas dari kalimat terakhir yang ada dalam ayat dimana Allah SWT menyatakan: “Dan janganlah kamu berkata-kata kepada-Ku”, artinya sempat terjadi dialog antara Allah dengan orang-orang kafir. Para ahli tafsir mengatakan, bahwa yang dimaksud dalam ayat 174 surah Al Baqarah bahwa Allah tidak akan mau berbicara dengan mereka dalam rangka menyenangkan hati mereka. Tapi jika Allah berbicara sekaligus mengecam, hal itu bahkan membuat mereka semakin menderita.

Perbedaan mencolok akan bisa kita lihat jika kita simak ayat 17-18 surah Thaahaa: “Dan apakah yang ada di tangan kananmu wahai Musa? Musa berkata: “Ini adalah tongkatku; aku bertelekan padanya dan dengannya aku menggugurkan (daun kayu) untuk kambingku, dan bagiku ada keperluan lain padanya”. Gambaran dialog pada ayat ini adalah gambaran dialog kasih sayang, karena Allah SWT pasti Mahatahu akan apa yang ada di tangan Nabi Musa As, dan untuk apa maslahat tongkat tersebut. Numun pertanyaan Allah dengan jawaban yang rinci dari Nabi Musa As hanyalah semata-mata dialog yang dibangun untuk menjalin hubungan kasih sayang antara Allah SWT sebagai Al Khalik dengan Nabi Musa As sebagai makhluk.

Wallahu a’lam bish-shawab.

(Dikirim oleh: Tardjono Abu Muas) http://new.drisalah.com/

KHUTBAH JUMAT DI MASJID SALMAN ITB BANDUNG

Khutbah Jumat

Athian Ali di Masjid Salman ITB

April 10, 2010 by yuamar

Masjid Salman ITB BANDUNG

Ustadz Athian Ali mengisi khutbah jumat pada tanggal 9 April 2010 di Masjid Salman. Apa yang dibawakan oleh Pa Athian Ali begitu dalam dan menyentuh. Beliau menyampaikan khutbah tentang dosa yang kita lakukan. Berikut intisari khutbah yang disampaikannya :

Setiap mukmin meyakini bahwa Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia yang memiliki Kekuatan. Kita sebagai mukmin tidak memiliki daya apapun, karena semua yang kita lakukan dan usahakan melalui potensi kita adalah pemberian-Nya. Manusia hanya bisa berusaha dan berikhtiar, akan tetapi Allah yang menentukan segalanya. Dia yang mempunyai wewengan untuk memberikan hasilnya kepada kita. Semua terjadi karena Allah Menghendakinya.

Kun fayakun”.(Jadilah, maka terjadilah).

Selain berikhtiar, manusia juga berdoa agar usahanya itu dapat menghasilkan sesuatu seperti yag diharapkannya. Manusia berdoa kepada Allah agar dikabulkan doanya dan mendapatkan apa yang diinginkannya.

Tetapi kenapa, ada doa yang tidak dikabulkan oleh Allah. Mungkin ada yang bertanya, bukankah Allah telah berjanji akan mengabulkan doa hamba-hambanya?

Berdoalah kepadaku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu.” Al-Mu’min, 40:60.

Allah tidak akan pernah ingkar kepada hamba-Nya. Setiap mukmin harus meyakini hal ini bahwa Allah tidak akan pernah lupa terhadap janji-Nya. Hanya, Allah memiliki wewenang terhadap hal ini. Pak Athian Ali mengatakan, ada tiga hal yang menyebabkan doa tidak dikabulkan, yaitu :

1.  Allah memang belum mengabulkan doa kita dan menundanya

Allah masih ingin menguji hamba-Nya apakah lebih mencintai Allah atau sesuatu yang dimintai dalam doanya. Allah masih ingin membuktikan keimanan hamba-Nya, sehingga menunda untuk mengabulkan doa kita.

2.  Allah telah mengabulkan doanya dengan memberi sesuatu yang lebih baik

Allah mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya. Apa yang menurut kita baik, belum tentu menurut Allah baik dan apa yang menurut kita tidak baik, juga belum tentu itu tidak baik di sisi Allah.

Allah lebih Mengetahui apa yang sebaiknya ditetapkan bagi hamba-Nya. Allah tidak mengabulkan keinginannya, karena bisa jadi jika mengabulkannya akan membuat dia semakin jauh dari-Nya, seperti kisah Karun yang terdapat surat Al-Qasas,28 : 76-81. Karun mendapatkan harta dan kekayaan dari Allah, tapi itu justru membuatnya ingkar kepada-Nya, sehingga Allah akhirnya membenamkan Karun beserta seluruh hartanya ke dalam bumi.

Pasti ada hikmah lain yang akan menjadi kebaikan bagi diri kita, karena doa kita yang tidak dikabulkan. Mungkin doa kita belum baik, ataupun niat kita belum sempurna.

3. Yang berdoa tidak baik dan tidak dalam keadaan suci kepada Allah

Jika orang yang buang angin saja tidak boleh shalat sebelum dia berwudlu kembali. Jika orang yang buang air kecil atau besar juga harus berwudlu sebelum melakukan shalat. Jika perempuan yang haid saja, diharamkan untuk shalat dan puasa sebelum perempuan itu suci dari haid, padahal haid itu adalah fitrah dari Allah. Jika pasangan suami istri yang berhubungan badan, juga tidak boleh shalat sebelum mandi junub.

Dan karena jika-jika yang tadi, maka orang yang berbuat sesuatu yang dilarang oleh Allah, dia juga tidak boleh mendekat kepada-Nya, sebelum dia suci atau baik. Rasulullah pernah berkata bahwa Allah itu baik dan suci, maka Allah tidak menerima sesuatu kecuali sesuatu itu baik dan suci pula. Jadi kita harus suci dan bersih dari segala hal terlebih dahulu dari yang dilarang-Nya jika doa-doa kita ingin dikabulkan oleh Allah.

Lebih lanjut Pak Athian Ali menyampaikan bahwa dosa itu terbagi menjadi dua, yaitu dosa yang hubungannya antara diri kita dengan Allah dan dosa yang menyangkut orang lain. Untuk yang pertama, urusannya hanya dengan Allah. Kita bertaubat langsung kepada Allah atas segala dosa-dosa kita. Misalkan kita tidak shalat, maka urusannya langsung dengan Allah dan kita bertaubat langsung kepada-Nya.

Akan tetapi untuk dosa yang berhubungan dengan orang lain, maka urusannya tidak hanya kepada Allah, tetapi juga kepada orang yang kita zalimi itu. Kita selesaikan urusan kita dengannya, baru kita bisa bertaubat kepada Allah. Islam sangat menghargai hak-hak orang yang dizalimi. Jika kita meyakiti orang lain, maka mohon maaf dulu kepada yang orang itu, sebelum kita bertaubat kepada Allah.

Pa Athian Ali, juga menyinggung tentang para koruptor. Dosa yang dilakukan oleh para koruptor adalah terkait dengan banyak orang, karena mencuri uang negara. Dosa ini menyangkut kepada orang banyak. Jika ingin bertaubat, maka para koruptor harus menyelesaikan masalahnya dengan rakyat yang telah dikorup. Bagaimana caranya ? Bisa saja koruptor tampil di televisi melakukan jumpa pers atau membuat pernyataan di media cetak dengan mengatakan bahwa dia memohon maaf karena telah melakukan korupsi dan bersedia untuk mengembalikan seluruh uang yang dikorupsinya serta akan menyerahkan diri untuk diperiksa sesuai hukum yang berlaku.

Jika tidak demikian, maka para koruptor akan semakin banyak. Orang tinggal pergi umrah dan menangis di Multazam untuk bertaubat, tapi setelah itu melakukan korupsi lagi dan menikmati hasil korupsinya itu.

Selain itu kepada orang tua, kita juga harus terbebas dari dosa dengan kedua orang tua kita. Jangan sampai orang tua tidak membebaskan kesalahan-kesalahan kita, sehingga berkah Allah tidak dibukakan kepada kita. Ridho Allah tergantung kepada ridho kedua orang tua kita dan murka Allah tergantung kepada murka kedua orang tua kita.

Begitulah isi khutbah Pa Athian Ali. Ini menjadi renungan untuk kita semua. Apakah kita telah berusaha dengan sungguh-sungguh dalam berikhtiar ? Jika sudah, apakah kita menyertai dengan doa? Sudahkah kita yakin kepada Allah, bahwa Dia tidak akan pernah ingkar akan janji-Nya?

Jika doa kita belum dikabulkan, apakah kita menyadari bahwa bisa jadi Allah sebenarnya akan lebih menguji akan keimanan kita kepada-Nya? Apakah kita sadar bahwa bisa jadi Allah telah memberikan yang lain dan itu menjadi yang terbaik bagi kita? Dan apakah kita sadar, bisa jadi doa kita belum dikabulkan karena masih banyak maksiat yang dilakukan?

Semoga, kita termasuk orang yang senantiasa membersihkan diri kita sehingga bisa semakin dekat dengan-Nya.

Liked You like this post.
sumber:  yuamar`s.wordpress.com

9 AJARAN NII YANG MENYIMPANG DARI SYARIAT ISLAM

9 Ajaran NII yang Menyimpang dari Syariat Islam
Oleh Ardiansyah    Sabtu, 30 April 2011 / 20:08:04 PDF Cetak E-mail
Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) menyatakan sejak 10 tahun lalu, telah mengawasi gerak-gerik dan memerangi Negara Islam Indonesia (NII).

FUUI juga mengeluarkan fatwa soal penyimpangan gerakan NII. “Kita sudah mengeluarkan fatwa yang cukup membuat lumpuh mereka (Jaringan NII) sementara, tapi tidak bisa total karena harus ada kekuatan yang kuat melalui pemerintah untuk memutus mata rantai mereka,” kata Ketua FUUI Athian Ali Da’i usai dialog NII bersama siswa dan mahasiswa se-Kota Bandung di Masjid Al-Fajr, Jalan Cijagra Buahbatu Kota Bandung, Sabtu (30/4/2011).

Athian mengatakan, ada sembilan poin ajaran NII yang dinilai menyimpang dari syariat Islam.

Sembilan poin penyimpangan NII yang muncul sejak 28 Januari 2002 lalu tersebut, yakni:

1. Setiap muslim yang berada di luar gerakan tersebut dituduh kafir dan dinyatakan halal darahnya.
2. Dosa karena melakukan zinah dan perbuatan maksiat lainnya dapat ditebus dengan uang dalam jumlah yang telah ditetapkan.
3. Tidak ada kewajiban meng-qadha saum Ramadan, tetapi cukup hanya dengan membayar uang dalam jumlah yang telah ditetapkan.
4. Untuk membangun sarana fisik dan biaya operasional gerakan, setiap anggota diwajibkan menggalang dana dengan menghalalkan segala cara, di antaranya menipu dan mencuri harta setiap muslim di luar gerakan tersebut termasuk orangtua sendiri.
5. Taubat hanya sah jika membayar apa yang mereka sebut ‘Shodaqoh Istigfar’ dalam jumlah yang ditetapkan.
6. Ayah kandung yang belum masuk ke dalam gerakan tersebut tidak sah menikahkan putrinya.
7. Tidak wajib melaksanakan ibadah haji kecuali telah menjadi mas’ul atau pimpinan dalam jumlah yang ditetapkan.
8. Qanun asasi (aturan dasar) gerakan tersebut dianggap lebih tinggi derajatnya dibadingkan kitab suci Alquran, bahkan tidak berdosa bila menginjak Mushaf Alquran.
9. Apa yang mereka sebut salat aktivitas, dalam pengertian melaksanakan program gerakan dianggap lebih utama daripada salat fardu

(inilah/roabaca.com)

H.A. ROZAK ABUHASAN, MBA. Ketua DKM Al-Fajr Bandung

H.A. ROZAK ABUHASAN, MBA. Ketua DKM Al-Fajr Bandung

photo oleh HA. Rozak Abuhasan, MBA

KH ATHIAN ALI M.DA`I, LC, MA Ketua Yayasan AlFajr, Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia

KH ATHIAN ALI M.DA`I, LC, MA Ketua Yayasan AlFajr, Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia

photo oleh HA. Rozak Abuhasan, MBA

MASJID AL-FAJR, BANDUNG, INDONESIA

MASJID AL-FAJR, BANDUNG, INDONESIA

photo oleh HA. Rozak Abuhasan, MBA

KUMPULAN KHUTBAH JUMAT 2009 WORDPRESS.COM

Kumpulan Khutbah Jum’at

http://khutbahjumat.wordpress.com/

Khutbah Jum’at – 20090710

Posted on April 23, 2011 by It’s Me

Indonesia merupakan negara yg memiliki gunung dan pegunungan cukup banyak yang terbentang dari Sumatera, Jawa, Bali hingga Papua (kecuali Kalimantan).

ALLOH SWT berfirman,“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.” (Luqman(31):10)

Sesungguhnya gunung pun bergerak seperti awan. Berdasarkan ilmu pengetahuan modern diketahui bahwa bumi ini yang di dalamnya terdapat gunung2 merupakan benda di angkasa yg berputar pada porosnya. Selain berputar sendiri, bumi juga berputar mengelilingi matahari (yang diikuti oleh bulan).

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (An Naml(27):88)

Hanya karena kekuasan-Nya maka manusia dan makhluk2 lain di atas bumi tidak merasakan goncangan tersebut,“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (Al Anbiya(21):31)

Sesungguhnya ALLOH SWT ciptakan gunung itu sebagai tempat kehidupan manusia. “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (An Nahl(16):81)

ALLOH SWT juga yg telah menghamparkan bumi dan menciptakan gunung menurut ukuran yg telah Dia tentukan. “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” (Al Hijr(15):19)

“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Ar Ra’d(13):3)

Gunung merupakan makluk ALLOH SWT yg tunduk dan patuh pada ALLOH SWT. Namun mereka menolak pada saat ALLOH SWT menawarkan mereka untuk mengemban amanat. “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh,” (Al Ahzab(33):72)

Kepatuhan gunung dicatat di Al Qur’an sebagai berikut,“Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi,” (Shaad(38)18)

Gunung juga akan menjadi saksi betapa hebat dan dahsyatnya kekuasaan ALLOH SWT pada saat kiama terjadi kelak. Perhatikan ayat2 berikut:

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: “Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, — maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali,” (Thaa Haa(20):105-106)

“Hari Kiamat, — apakah hari Kiamat itu? — Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? — Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, — dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.” (Al Qaari’ah(101):1-5)

Filed under: Khutbah Jum’at | 13 Comments »

Khutbah Jum’at – 20090703

Posted on April 21, 2011 by It’s Me

Kaum muslim mesti meneladani dan mencontoh Nabi Ibrahim as beserta anak cucunya seperti Nabi Ismail as dan Nabi Muhammad SAW dalam mentaati perintah ALLOH SWT dan menjauhi larangan-Nya.

ALLOH SWT sendiri berfirman sebagai berikut,“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), — (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.” (QS An Nahl(16):120-121)

Beliau adalah orang yg muslim, hanif (lurusf) serta berserah diri kepada ALLOH SWT. Beliau juga mengajak umatnya dan mewasiatkan pada anak cucunya untuk senantiasa tunduk dan patuh pada ALLOH SWT. “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.” (Al Baqarah(2):132)

Nabi Ibrahim as sendiri telah diuji keimanan dan ketakwaannya oleh ALLOH SWT. “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim”.”(Al Baqarah(2):124)

Salah satu doa para Nabi yang diabadikan di Al Qur’an adalah doa Nabi Ibrahim as,“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Ibrahim(14):37)

Nabi Ibrahim as juga (beserta anaknya, Nabi Ismail as) yang membangun Ka’bah sesuai perintah dari ALLOH SWT. “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.” (Al Baqarah(2):127)

Adapun manfaat Ka’bah dijelaskan pada ayat berikut,“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud”.” (Al Baqarah(2):125)

Kemudian Nabi Ibrahim as juga yg mencontohkan pelaksanaan haji. “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, — supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.” (Al Hajj(22):27-28)

Adapun ujian yg paling berat bagi Nabi Ibrahim as adalah tatkala turun perintah untuk menyembelih Nabi Ismail as. Padahal Nabi Ismail as didapat setelah perjuangan berpuluh tahun karena beliau tidak dikaruniai anak. “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.” (Ash Shaffaat(37):102)

Karena keduanya adalah orang2 yg bertakwa dan terpilih, maka tanpa ragu keduanya melaksanakan perintah ‘tidak masuk akal manusia’ ini. Keduanya pun lulus dari ujian ini.

“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). — Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, — sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. — Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (Ash Shaffaat(37):103-106)

Marilah kita berusaha meneladani Nabi Ibrahim as semampu dan sedekat yg bisa kita lakukan.

Filed under: Khutbah Jum’at | 12 Comments »

Next Page »

Khutbah Jum’at – 20090626

Posted on April 18, 2011 by It’s Me

Adalah satu hal yg sangat ironis dan memprihatinkan bila kita bandingkan peringatan tahun baru Masehi dengan tahun baru Hijriyah. Kehadiran tahun baru Hijriyah sangat terasa kurang mendapat sambutan dan perhatian yg memadai jika dibandingkan dengan tahun baru Masehi yg begitu gegap gempita. Meski demikian, lebih kurang 5-10 tahun terakhir ini, ghirah dan semangat kaum muslim di Indonesia utk menyemarakkan tahun baru Hijriyah sudah mulai terasa.

Malam tahun baru Masehi begitu dirayakan dengan segala keriuhan dan pesta yg menghabiskan dana yg tidak sedikit. Berbagai acara dan hiburan digelar di mana-mana. Semua media eletronik dan media cetak tidak ketinggalan untuk mengekspos dan memberitakan besar2an dengan headline yang terkadang terkesan begitu lebay.

Semestinya sebagai umat muslim, kita tidak perlu merayakan tahun baru Masehi ini, terlebih jika kita melihat ke sejarahnya bahwa tahun baru ini bertujuan untuk merayakan kelahiran Yesus.

Rasululloh SAW sendiri punya pesan khusus untuk menyambut hari esok,“Barang siapa yang keadaan amalnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia terlaknat. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung.” (HR. Bukhari)

Islam mengajarkan 3 faktor penting untuk menghadapi hari esok:

  1. Meningkatkan iman dan taqwa kepada ALLOH SWT
  2. Membuat rencana/program dan mengatur waktu dengan sebaik-baiknya
  3. Tidak melupakan nikmat dan kekuasaan ALLOH SWT serta bersyukur kepada-Nya

Oleh karenanya, setiap muslim hendaknya melakukan muhasabah agar kualitas hidupnya selalu meningkat dari hari ke hari.

Artikel tentang tahun baru:
Perlukah Merayakan Tahun Baru??

Filed under: Khutbah Jum’at | 4 Comments »

Khutbah Jum’at – 20090619

Posted on April 17, 2011 by It’s Me

Banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia ini sesungguhnya mengajarkan kepada kita, kaum muslim, untuk mau membantu saudara2nya yg tertimpa musibah. Meskipun musibah itu bisa terjadi karena azab, ujian, ataupun cobaan dari ALLOH SWT, tapi hendaknya kita tidak lantas menghakimi begitu saja.

Dalam sebuah hadits disebutkan,“Sesungguhnya orang2 yg saleh itu diperkeras (cobaannya) dan sesungguhnya tiada suatu masalah pun yg menimpa orang mukmin, berupa duri (yg menusuk) hingga yg lebih dari itu, kecuali dihapuskan suatu kesalahan/dosa darinya dan diangkat satu derajat untuknya.” (HR Baihaqi)

Bagaimana cara kita bersedekah dan membantu korban bencana alam? Sangatlah banyak cara untuk itu! Yang paling utama adalah dengan membantu dengan menyumbangkan pakaian, makanan, dan minuman. Jika tidak memungkinkan, bisa juga dengan memberikan sejumlah uang. Tentu saja semuanya itu mesti dilakukan sesuai dengan kemampuan kita.

Ibaratnya, kemampuan kita memberi Rp 100.000, tapi jangan hanya memberi Rp 1.000. Berilah yg lebih besar, Rp 50.000 misalnya. Bahkan sesungguhnya sedekah orang yg hidupnya kekurangan (miskin) itu bernilai lebih besar daripada sedekahnya orang kaya.

Rasululloh SAW bersabda,“Setiap muslim yang memberikan pakaian kepada muslim yang tidak berpakaian, Allah akan memberikan pakaian syurga kepadanya.Setiap muslim yang memberi muslim lain yang kelaparan,Allah akan memberikan buah syurga kepadanya dan setiap muslim yang memberi minum kepada muslim yang kehausan Allah akan memberikan minum kepadanya dari ar-Rahiqul Makhtum.” (HR Abu Daud)

Orang yg bersedekah akan mengalirkan pahala bagi si pemberinya meskipun dia sudah wafat kelak. Selain itu juga akan memadamkan panas kubur dan memberikan naungan/perlindungan pada hari Kiamat nanti.

“Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panasnya kubur bagi pemilik sedekah”. [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir, dan Al-Baihaqiy. Syaikh Al-Albaniy meng-hasan-kan hadits ini dalam Ash-Shahihah (3484)]

“Setiap orang berada dalam naungan sedekahnya hingga diputuskan perkara di antara manusia“. [HR. Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim. Hadits ini shahih sebagaimana yang dinyatakan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib (872)]

“Hendaknya salah seorang diantara kalian melindungi wajahnya dari neraka, sekalipun dengan sebelah biji korma(bermakna bersedekah)”. [HR. Ahmad. Hadits ini di-shahih-kan oleh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhib (864)]

“Sedekah itu memadamkan (menghapuskan) kesalahan sebagaimana air memadamkan api” [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (3/321), dan Abu Ya’laa. Lihat Shohih At-Targhib (1/519)]

Jika kita tidak mempunyai benda yg bisa disedekahkan, kita juga bisa menyedekahkan tenaga kita. “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar)

Beberapa artikel terkait musibah dan bencana:

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20090612

Posted on April 16, 2011 by It’s Me

Orang seringkali menilai dengan parameter subjektif dan melihat orang lain dengan kacamata kuda sehingga sering kali terjadi salah paham dan tidak bertindak dengan arif dan bijaksana dalam menyikap sebuah peristiwa. Hal ini bisa terjadi karena minimnya kesadaran empati dalam memahami kelemahan, kesalahan, kekurangan, kejahilan, dan kenaifan orang lain.

Rasululloh SAW sendiri memberikan contoh empati yg sangat baik.

Syahdan, satu waktu ada orang Badui tiba-tiba kencing di dalam masjid. Hal ini membuat para sahabat bereaksi dan terpancing emosinya. Apa yang dilakukan Rasululloh SAW? Apakah beliau ikut terpancing emosinya dan memarahi si Badui? Ternyata tidak!

Beliau membiarkan si Badui menyelesaikan hajatnya, kemudian beliau meminta para sahabat membersihkan najis akibat ulah si Badui itu. Usai dilakukan pembersihan, Rasululloh SAW memberikan penjelasan kepada para sahabat bahwa Arab Badui tersebut tidak tahu mengenai larangan kencing di dalam masjid, sehingga tidak perlu disikapi dengan emosi yg berlebihan.

Justru tindakan Rasululloh SAW ini menghindari 3 mudharat: Pertama, si Badui terusik hajatnya; kedua, saluran kencing si Badui terganggu kelancarannya, dan ketiga area najis meluas karena si Badui panik saat menuntaskan hajatnya.

Saat ini, sikap seperti Rasululloh SAW sangat sulit ditemukan, jika tidak ingin dibilang mustahil. Pemimpin terkadang malah memancing emosi rakyat biasa yg pemahamannya tidak terlalu mendalam/kurang berilmu. Akibatnya kerusakan terjadi di mana2 hanya karena masalah sepele serta tidak ada keinginan untuk berempati.

ALLOH SWT sendiri berfirman,“Muhammad itu adalah utusan ALLOH dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka,” (Al Fath(48): 29).

Itu sebabnya Rasululloh SAW begitu dicinta umatnya dan disegani musuh2nya. Beliau begitu mengedepankan sifat kasih sayang, mempermudah umatnya dalam menjalankan syariat agama, lebih memilih bersikap lemah lembut namun jika diperlukan bisa bersikap tegas. Beliau bisa marah namun sikap pemaafnya lebih banyak dan bisa dirasakan.

Bahkan Rasululloh SAW pernah berpesan kepada Abu Musa dan Mu’adz pada saat keduanya hendak ke Yaman untuk berdakwah,”Gembirakanlah dan jangan kau takut-takuti. Mudahkanlah dan janganlah kau persulit.”

Sebagai pewaris Nabi, maka para da’i, mubaligh, ustadz, ulama, bahkan guru agama juga mestinya memberikan kemudahan bagi umat Islam untuk menjalankan perintah agama sebaik-baiknya. Tentunya, mereka mesti dilengkapi dengan ilmu yang cukup di samping juga kearifan dalam bersikap. Dengan demikian akan muncul sikap toleran sehingga akan selalu ada banyak solusi yg bisa dijadikann pilihan apabila mereka menemui masalah.

Rasululloh SAW juga bersabda,“Hendaklah kamu bersikap lemah lembut dan jangan bersikap kasar. Sesungguhnya tidaklah sikap lemah lembut itu ada pada sesuatu kecuali menghiasinya, dan tidak pula ia lepas dari sesuatu kecuali mengotorinya.” (HR Muslim)

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20090605

Posted on February 13, 2011 by It’s Me

Iman memiliki banyak cabang, salah satunya adalah sifat malu. Dalam berbagai hadits disebutkan diantara syarat-syarat orang beriman,misalnya,“Barangsiapa beriman kepada ALLOH dan hari kiamat, hendaknya menghormati tetangganya.” Maka orang yg beriman malu utk melakukan tindakan yg merugikan tetangganya, menyakiti tetangganya, dsb.

Rasululloh SAW sendiri bersabda,”Iman itu mempunyai 60 lebih cabang, dan malu merupakan cabang (bagian) dari iman.” (HR Bukhari)

Iman dan malu ibarat 2 sejoli yg tdk dpt dipisahkan, jika salah satu tiada maka yg lain juga tiada. “Sesungguhnya malu dan iman itu selalu berbarengan, apabila salah satu diantaranya dihilangkan (diangkat) maka yang lainnyapun akan hilang.” (HR. Imam Hakim dan Ibnu Umar).

Jika iman lenyap dari para penyelenggara negara, maka kasus suap menyuap akan terjadi. Dan masih banyak perilaku2 memalukan lainnya jika iman sudah lenyap dari dalam hati seseorang.

Orang mukmin akan malu pada ALLOH SWT, sehingga dia akan selalu berusaha memelihara kepala dan apa yg ada di dalamnya (pikirannya dari hal2 negatif yg akan merugikan orang lain). Dia juga akan memelihara perutnya dari makanan minuman yg diharamkan ALLOH SWT. Juga akan memelihara hati dari sifat2 yg merugikan seperti iri, dengki, dan penyakit hati lainnya.

Orang mukmin juga mesti malu dg malaikat, terutama Raqib dan Atid, sehingga akan selalu berusaha berbuat lebih banyak kebaikan. Rasululloh SAW bersabda,“Hendaknya kalian merasa malu kepada ALLOH dengan sebaik-baik rasa malu”. Para shahabat berkata, “Ya Rasululloh, alhamdulillah, kami semua malu kepada-Nya”. Beliau Saw menimpali, “Bukan demikian, tetapi jika kita benar-benar merasa malu kepada ALLOH, hendaknya kepala dan semua yang ada dalam kepala itu (termasuk mulut, mata dll), hendaknya menjaga perut dan sekitarnya dari segala yang dilarang, selalulah mengingat kematian dan masa kehancuran. Dan barangsiapa menginginkan akhirat, hendaknya dia tinggalkan hiasan dunia”. (HR. At- Turmudzi).

ALLOH SWT juga berfirman,“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yg dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, satu duduk di sebelah kanan dan yg lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yg diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yg selalu hadir.” (Qaaf:16-18)

Rasa malu akan mempengaruhi sikap dan sifat manusia dalam menjalani kehidupan ini. Mereka akan lebih berhati-hati dalam bertindak, apakah perbuatan mereka melanggar aturan ALLOH SWT atau tidak. Rasululloh SAW bersabda,“Sesungguhnya di antara perkataan nubuwah pertama yang diketahui manusia adalah: Jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhari)

Orang yg mempunyai sifat malu tidak akan melakukan tindakan yg merugikan diri sendiri atau orang lain. “Rasa malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga kita termasuk orang yg memiliki rasa malu terhadap ALLOH SWT, malaikat, dan manusia.

Filed under: Khutbah Jum’at | 20 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20090529

Posted on February 9, 2011 by It’s Me

Hidup korup sudah menjadi budaya di Indonesia. Nyaris (atau sudah semua?) golongan masyarakat Indonesia melakukan hal ini, meski kita masih bisa temui banyak orang yg berusaha hidup bersih.

Hidup korup, melakukan kecurangan, kebohongan, dan tidak jujur, sepertinya sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat ini dan (nampaknya) tidak bisa dipisahkan lagi. Akibatnya, saat berbuat kejahatan2 itu tidak lagi ada perasaan malu ataupun berdosa. Naudzubillah.

Jika kita perhatikan, di media (entah itu koran, televisi, internet, dan lainnya), mayoritas pejabat pemerintahan masuk dalam pola kehidupan korup ini. Pedagang melakukan kecurangan dalam timbangan, lalu menimbun barang dagangan di gudang (agar bisa dijual dg harga yg lebih tinggi). Ada juga pengusaha yg menyuap pejabat yg mengambil kebijakan agar usahanya berjalan dengan mulus.

Bahkan, ada tokoh masyarakat memanfaatkan pengaruhnya utk terjerumus dalam pola hidup menyimpang ini. Bahkan para pengangguran pun melakukan kejahatan sendiri, seperti merampok, mencopet, dsb.

Sungguh, kenyataan hidup di Indonesia ini membuat kita kian yakin bahwa perilaku korupsi sudah menjadi budaya.

Rasululloh SAW dan Islam sendiri tegas2 melarang perbuatan korupsi ini! “Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barang siapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.” (Ali Imran(3):161). Berkhianat di sini diartikan sebagai korupsi.

Beberapa artikel tentang korupsi:
Korupsi atau suap?
Kisah pemeriksa pajak melawan korupsi
Anda korupsi di kantor?
Efek korupsi

Semoga kita bisa terhindar dari perbuatan laknat ini. Aamiin.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20090522

Posted on February 7, 2011 by It’s Me

Mengganti alat kelamin dari laki2 menjadi perempuan, ataupun sebaliknya, sudah pasti hukumnya haram. Hal ini dikarenakan mengganti kelamin termasuk dalam mengubah ciptaan ALLOH SWT, dan perbuatan itu termasuk dalam perbuatan setan. “setan itu mengatakan: “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya), – dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya“. Barang siapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. – Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.” (An Nisa(4):118-120).

Sementara Rasululloh SAW bersabda,”Rasululloh SAW melaknat laki2 yg menyerupai perempuan, dan perempuan yg menyerupai laki2.” (HR Bukhori, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah).

Sementara operasi wajah bisa boleh bisa haram, tergantung dari sisi pandang.

Jika operasi wajah dilakukan untuk pengobatan/penyembuhan, terutama jika ybs mengalami kecelakaan (atau seperti penyiksaan terhadap TKI/TKW) sehingga dibutuhkan operasi utk kesembuhannya, maka hukumnya boleh. Harus diingat, bahwa operasi yg dilakukan tidak menimbulkan efek yg lebih besar dari penyakit yg dideritanya. Jika efeknya lebih besar, maka operasi ini tidak diperbolehkan (haram).

Operasi menjadi haram, jika operasi wajah tersebut bertujuan hanya untuk kecantikan semata. Contohnya: operasi plastik agar terlihat lebih muda, atau termasuk juga di dalamnya mencukur alis mata. “ALLOH SWT melaknat orang yg membuat tato dan yg membuatkannya, org yg mencabuti bulu2 di wajahnya, orang yg mengikir giginya agar renggang dan kelihatan indah, dan yg mengubah ciptaan ALLOH SWT.” (HR Bukhari Muslim)

Filed under: Khutbah Jum’at | 3 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20090515

Posted on February 5, 2011 by It’s Me

ALLOH SWT berfirman,”Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS At Taubah(9):82). Tertawa dan menangis adalah 2 kebutuhan dasar manusia yg dibawa sejak lahir. Kebutuhan2 ini akan senantiasa menyertai manusia hingga ajal menjemput.

Tertawa dikenal sebagai ekspresi kegembiraan sementara menangis adalah ekspresi kesedihan.

Manusia dilarang utk menangis dan tertawa sesukanya. Ada batasan2 yg mesti dipatuhi untuk mengekspresikan hal tersebut. Seperti yg disebut di ayat di atas, ALLOH SWT memerintahkan manusia utk memperbanyak tangis dan mengurangi tertawa.

Islam menempatkan Rasululloh SAW sebagai contoh. Dalam kehidupan beliau, tidak pernah beliau tertawa berlebihan,apalagi terbahak-bahak. Rasululloh SAW lebih banyak mengisi hidupnya dengan senyum. Meski demikian, beliau tetap mempunyai rasa humor.

Berlebihan, entah itu tertawa ataupun menangis, tidaklah baik. ALLOH SWT berfirman,”Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al A’raf(7):31).

Mengekspresikan tawa atau kegembiraan secara berlebihan bisa menumpulkan daya pikir dan mematikan hati. Siapapun akan mengidap penyakit2 ini bila gemar mengeksploitasi hati. Banyak contoh di tengah kehidupan kita. Orang2 yg gemar bersenang-senang umumnya tidak suka berpikir, hati mereka menjadi rusak, dan suka bermalas-malasan.

Menangis tidak hanya mengekspresikan kesedihan. Terkadang menangis juga digunakan sebagai ekspresi kegembiraan hati, seperti seseorang yang menangis ketika bertemu orang yg sangat ia kasihi karena telah berpisah sekian lama.

Perbanyak tangis terutama jika berhubungan dengan taubat, kesalahan, dan dosa. Bagi seorang muslim yg taat, menangis karena takut kepada ALLOH SWT adalah hal yg lumrah (dan BISA) dia lakukan. Umar bin Khatab adalah salah satu contohnya.

Orang yg banyak tertawa (mengekspresikan kegembiraan) akan cenderung lupa dengan kesalahan2nya. Dan mustahil dia akan bisa menangis, terlebih menangis utk menyesali dosa, kesalahan2 yg dia lakukan.

Sebaliknya, orang yg banyak menangis biasanya orang2 yg suka merenung akan hakikat penciptaan atas dirinya.

Dalam hadits Rasululloh SAW disebut, salah satu golongan yg akan dinaungi/mendapat perlindungan dari ALLOH SWT adalah golongan orang yg selalu berzikir di keheningan malam sedang kedua matanya basah, menangis karena takut kepada ALLOH SWT.

Dalam hadits lain disebut,”Mata yg tidak akan disentuh api neraka adalah mata yg selalu menangis karena takut kepada ALLOH SWT.

Filed under: Khutbah Jum’at | 3 Comments »

Khutbah Jum’at – 20090508

Posted on November 12, 2010 by It’s Me

Masyarakat Indonesia sedang dilanda ‘virus’ kemarahan. Di banyak tempat, banyak orang yg mudah marah. Di rumah, jalanan, lapangan sepakbola, bahkan di tempat ibadah. Akibatnya kita seperti berada di sebuah negeri yg tidak mempunyai sopan santun pergaulan. Pers dan media juga lebih suka untuk menayangkan dan memberitakan kemarahan daripada meredamnya.

Celakanya, para ulama dan kaum cendekia juga tertular virus ini.

Banyak khotbah, ceramah, dan bahkan makalah yg membahas tentang kemarahan, nada geram, dan muka yg merah padam menahan kemurkaan. Hal ini menimbulkan bahwa khotbah dan makalah yg tidak disertai dg kemarahan bukanlah khotbah dan makalah yg sejati.

Khutbah Jum’at seringkali dijadikan ajang sang ustad untuk menunjukkan kebencian yg luar biasa, menghujat pihak2 tertentu yg tidak sealiran atau sepaham dengannya. Sifat takabur dan merasa lebih pintar akan terasa begitu dominan, sehingga melunturkan semangat dan ruh menasihati dan kebersamaan dalam beragama.

Kegeraman dan kemarahan para ulama dan ustad tidak sedikit yg dipicu dari selebaran2 yg mengajarkan kemarahan dan kegeraman dg dalih “amar ma’ruf dan nahi munkar”. Celakanya, banyak kaum bawah yg tertarik dan menelan mentah-mentah ucapan2 sang khotib/ulama ini. Layaknya aliran bensin yg dilempar korek api, maka masyarakat semakin mudah disulut kemarahannya dengan hal2 yg sifatnya sepele.

Terkadang dalih tekanan ekonomi, ketimpangan sosial dijadikan alasan dan pembenaran untuk perilaku mereka. Namun, semestinya mereka ingat, mereka menganut Islam, agama yg menyebarkan perdamaian dan ketenangan, seperti yg diperlihatkan Rasululloh SAW.

Rasululloh SAW sendiri:

  • Mempunyai budi pekerti yg agung,“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al Qalam(68):4)
  • Lemah lembut, tidak kasar dan tidak kaku sebagaimana ayat berikut,“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Ali ‘Imran(3):159)
  • Suri tauladan yg baik,“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab(33):21)
  • Tidak pernah mengumpat
  • Menjauhi caci maki
  • Tidak menegur dengan cara yg menyakitkan hati

Semoga bangsa ini, termasuk para ulama, bisa meneladani perilaku Rasululloh SAW ini.

Filed under: Khutbah Jum’at | 8 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20090501

Posted on November 12, 2010 by It’s Me

Kerancuan istilah sekarang sering terjadi di masyarakat. Hal ini terjadi karena orang seenaknya saja menggunakan istilah itu, dan tidak mau merujuk ke sumber asalnya. Kerancuan ini sedikit banyak akan membawa dampak, entah itu positif atau negatif, ke masyarakat.

Dalam hal ini, kerancuan terjadi pada istilah ulama, kiai, dan mubaligh.

Banyak orang suka disebut ulama, kiai, dan mubaligh, padahal kemampuan pengetahuan/ilmu ybs sangat tidak mumpuni. Yang menjengkelkannya, orang2 ini malu2 kucing utk disebut ulama, kiai, dan mubaligh. Berpura-pura tidak suka dipanggil dg istilah itu, tapi dg gaya yg ‘setengah hati’. Walhasil orang2 pun kebingungan, apa sih maunya mereka?

Ulama, dalam kamus bahasa Indonesia, mempunyai arti “orang yg ahli dalam hal atau dalam pengetahuan agama Islam.” Dalam bahasa Arab sendiri, ulama mempunyai arti “orang yg berilmu”. Dalam banyak kesempatan, kita juga sering temui pernyataan bahwa ulama adalah pewaris para Nabi.

Dengan definisi2 di atas, maka ulama itu SEMESTINYA:

  • menguasai (dan MENGAMALKAN) kandungan Al Qur’an dan sunnah
  • ilmu, ketakwaan, iman, akhlaknya mesti di atas rata-rata
  • berani mengajak ke arah kebaikan
  • mempunyai keteladanan (menjadi teladan)
  • menjadi pengayom (penengah) dan membawa kesejukan

Kenyataannya, bisa dibilang hampir tidak ada ulama yg bisa memenuhi semua syarat di atas. Tidak sedikit santri2 yg punya cita2 hendak menjadi ulama, di pesantren dia lebih fokus kepada pelajaran bukan pendidikan. Akibatnya saat lulus santri2 tersebut lebih banyak yg PINTAR daripada BERAKHLAK.

Kerancuan juga terjadi pada istilah kiai mubaligh.

Dengan bermodal 1-2 ayat serta hadits “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”, membuat mereka memilih dipanggil sebagai kiai/mubaligh. Banyak ‘kiai/mubaligh’ muncul dg berbagai macam latar belakang. Artis, bekas napi, politikus, dan masih banyak lagi. Bukannya melarang, tapi jika ilmu yg dimiliki tidak cukup, maka hal ini bisa menjadi bumerang.

Semoga kerancuan ini bisa diakhiri.

Filed under: Khutbah Jum’at | 6 Comments »

Khutbah Jum’at – 20090424

Posted on June 10, 2010 by It’s Me

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al Kahfi(18):28)

Jika engkau menginginkan surga, bergaullah dengan orang/teman yg baik, jika engkau melihatnya, engkau segera mengingat ALLOH SWT. Jika dia berbicara, maka hanya berbicara yg baik. Hindarilah orang-orang yg jahat dan ingatlah firman ALLOH SWT ini,“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang lalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.” – Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku). – Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an ketika Al Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (Al Furqan(25):27-29).

Yang dimaksud dengan orang jahat di sini adalah orang yg mengajakmu kepada segala sesuatu yg menjadikanmu lupa kepada ALLOH SWT, seperti mendengar lagu2, melihat film dan gambar porno, dan kegiatan maksiat lainnya. Mereka ini adalah orang2 yg disebut ALLOH dalam ayat berikut,“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Az Zukhruf(43):67).

Berteman hendaknya didasarkan kepada ketaatan kepada ALLOH SWT.

Jika anda dicoba dengan persahabatan yg tidak menjadikan anda dekat dengan ALLOH SWT, maka segera tinggalkan persahabatan itu sebelum mereka meninggalkanmu dan melepaskan diri darimu, yaitu saat berada di neraka.

“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.” (Al Baqarah(2):166)

Filed under: Khutbah Jum’at | 25 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20090417

Posted on June 10, 2010 by It’s Me

Dua pilar utama yg mempu mengubah sikap mental seseorang adalah iman dan ilmu pengetahuan.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa Sumber Daya Insani (SDI) yang handal merupakan modal dasar yg mutlak untuk dimiliki oleh setiap anak bangsa untuk menarik gerbong bangsa ini menuju gerbang yg cerah gemilang di hari esok. SDI yg handal dan memiliki talenta tak lepas dari 2 faktor yg sangat mempengaruhinya, iman dan ilmu pengetahuan.

Sayangnya, kedua pilar ini pada kenyataannya (di masyarakat) justru terlihat tercerabut. Akibatnya, banyak terjadi kerusakan yg tidak hanya menghancurkan bangunan pribadi, tapi juga merusak tatanan masyarakat secara keseluruhan.

Tatanan peradaban yg keluar dari kepatutan, baik dilihat dari sisi agama maupun budaya akhirnya menjadi hal yg biasa dalam masyarakat. Hal ini membuat nilai2 kebenaran menjadi nisbi dalam ranah penglihatan masyarakat, yg makin permisif (serba boleh).

Gambaran riil dalam masyarakat kita dewasa ini menyadarkan kita untuk kembali pada fitrah yg telah ditanamkan ALLOH SWT kepada tiap manusia untuk kembali pada aturan yg hakiki, yakni Kitab Suci Al Qur’an dan Sunnah Rasululloh SAW.

Pendidikan yg benar dapat dipastikan mampu mengubah cakrawala berpikir seseorang. Selain itu, dia akan menumbuhkan ide2 kreatif (positif) karena adanya iman sebagai penopang.

Intinya, keimanan dan pendidikan mestilah dibangun secara bersamaan.

Filed under: Khutbah Jum’at | 12 Comments »

Khutbah Jum’at – 20090410

Posted on June 10, 2010 by It’s Me

Perhatikanlah nikmat ALLOH SWT yg dikaruniakan kepada anda. Lihat jasmani anda, pakaian yg anda kenakan, makanan yg anda makan hingga saat ini, kesehatan yg anda alami, knodisi keluarga yg semuanya baik-baik, dan nikmat-nikmat ALLOH SWT lainnya. Alhamdulillah, segala puji bagi ALLOH SWT yg telah memberikan nikmat2-Nya yg tak terkira kepada kita, walau hari dan tahun berganti. Alhamdulillah juga kita panjatkan karena nikmat luar biasa, yakni HIDAYAH ALLOH SWT, masih menyertai kita.

Saking banyaknya dan beraneka ragamnya nikmat ALLOH SWT yg diberikan kepada hamba2-Nya, entah itu mengaruniakan yg baik, hingga menutupi aib2 kita, maka kebanyakan dari kita jadi bertanya-tanya, nikmat mana yg harus disyukuri? Apakah hanya karunia yg baik? Ataukah termasuk ditutupnya aib kita?

Sesungguhnya ditutupnya aib kita membuktikan bahwa ALLOH SWT masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bertaubat (taubat nasuha) dan memohon ampun pada-Nya. Karenanya kita dianjurkan untuk muhasabah.

Hendaknya kita senantiasa bersyukur dalam arti syukur yg sangat mendalam. Janganlah kita menjadi orang yg dikecam oleh ALLOH SWT,”(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), – agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”(Al Mu’minuun(23):99-100)

Cara Rasululloh SAW bersykur pantas dicontoh. Walau beliau sudah dijamin masuk surga, beliau tidak pernah absen sholat malam. Bahkan hingga kaki2nya bengkak. Ketika istrinya bertanya kepada beliau, jawabannya adalah,”Apakah tidak boleh jika aku ingin menjadi hamba yg banyak bersyukur?”

Setan sendiri mempunyai misi agar manusia tidak bersyukur. “Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, – kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Al A’raaf(7):16-17)

Perhatikan juga beberapa ayat berikut:

  • “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim(14):7)
  • “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (An Nahl(16):53)
  • “Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (Adh Dhuha(93):11)

Setiap nikmat yg ada, dapat menjadi pembuka atau penutup bagi pintu nikmat lainnya. Rahasia menginginkan nikmat adalah dengan mensyukuri nikmat yg telah ada. Jangan lepaskan nikmat yg besar dengan tidak mensyukuri nikmat yg kecil. Tidak usah risau terhadap nikmat yg belum ada. Justru risaulah jika nikmat yg telah ada tidak disyukuri.

Filed under: Khutbah Jum’at | 5 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20090403

Posted on June 10, 2010 by It’s Me

Sudah menjadi fitrah manusia untuk mendapatkan dan bisa hidup dengan tenang, sejahtera, bahagia, dan sukses di berbagai hal. Keinginan ini akan membuat manusia berusaha (dengan berbagai cara) untuk mencapai hal tersebut. Namun perlu diingat bahwa manusia hanyalah bisa berusaha, namun ALLOH SWT yg menentukan. Karenanya tidak perlu stres dan gelisah apalagi marah sedemikian rupa apabila usaha yg telah dilakukan ternyata gagal meraih kesuksesan/tujuan yg diharapkan.

Sebuah ucapan dari orang bijak menyatakan bahwa “Perjalanan orang yg mencari Tuhan akan berhasil sampai dia berhasil mengalahkan nafsunya. Barang siapa bisa menguasai nafsu maka ia akan bahagia dan sukses. Namun siapa saja yang dikendalikan oleh nafsu, maka ia akan merugi dan hancur.”

ALLOH SWT sendiri berfirman,“Adapun orang yang melampaui batas, – dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, – maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). – Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, – maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).” (An Naazi’aa(79)37-41).

Jika merujuk kepada ayat di atas, maka NAFSU adalah kata kunci untuk mencapai ketentraman dan ketenangan jiwa. Namun, nafsu seperti apa yg akan membawa kita untuk meraih itu?

Mari kita pahami tentang jenis-jenis nafsu.

Pertama, An Nafsul Muthmainnah, yakni nafsu/jiwa yg senantiasa mendorong dan mengajak kebaikan dan taat kepada ALLOH SWT. Beberapa sahabat Rasululloh SAW mengutarakan pendapatnya tentang nafsu ini. Ibnu Abbas r.a berkata,”An Nafsul Muthmainnah adalah nafsu/jiwa yg membenarkan semua janji ALLOH SWT dan Rasul-Nya.” Definisi lain dari Qatadah,”Dia adalah seorang mukmin, jiwanya tenang kepada apa yg telah dijanjikan ALLOH SWT.”

Maka, hamba ALLOH SWT yg mempunyai nafsu ini, dia akan:
– merasa tenang melaksanakan semua perintah ALLOH SWT
– merasa tenang meninggalkan larangan ALLOH SWT
– merasa tenang terhadap kabar yg terjadi sesudah mati
– merasa tenang menerima takdir ALLOH SWT

Dengan kata lain, hamba ini akan mengingat firman ALLOH SWT,“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (At Taghaabun(64):11)

Kedua, An Nafsul Lawamah, yakni nafsu/jiwa yg tidak stabil. Jiwa tipe ini akan berganti antara ingat dan lalai, menerima dan menolak, cinta dan benci, dan seterusnya. Ada juga yg mengatakan bahwa nafsu ini adalah nafsu orang beriman yg dalam hidupnya berbuat kebajikan namun terkadang melakukan kesalahan.

Untuk kaum muslim yg mempunyai nafsu/jiwa seperti ini, ALLOH SWT berfirman,”Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.” (At Tahrim(66):8)

Taubatan nasuha merupakan solusi bagi kaum muslim yg mempunyai nafsu lawamah ini.

Ketiga, An Nafsul Amarah bis Suu’, yakni jiwa/nafsu yg tercela. Jiwa seperti ini akan selalu mengajak kepada keburukan dan maksiat. Siapapun tidak akan terbebas dari keburukan nafsu ini, kecuali dengan pertolongan ALLOH SWT. Hal ini dinyatakan dalam Al Qur’an,“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Yusuf(12):53)

Jiwa yg pertama (Muthmainnah) akan selalu dikawal malaikat, dituntun dan didorong agar selalu taat dan patuh kepada ALLOH SWT dan Rasul-Nya, serta selalu berbuat kebaikan. Sedangkan jiwa yg terakhir (Amarah bis Suu’) akan menyebabkan setan mengawal kita. Akibatnya kita akan selalu diajak dan didorong untuk kufur kepada ALLOH SWT dan cenderung berbuat kebatilan.

Orang yg mempunyai jiwa muthmainnah akan mempunyai kehidupan dan akhir kehidupan yg baik (Khusnul Khatimah), sebagaimana tersebut pada,“Hai jiwa yang tenang. – Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. – Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, – dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (Al Fajr(89): 27-30)

*catatan: artikel tentang nafsu juga bisa dibaca di sini*

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

Khutbah Jum’at – 20090327

Posted on June 3, 2010 by It’s Me

Sistem demokrasi sebenarnya muncul sebagai antitesis dari sistem monarki dan teokrasi. Demokrasi sendiri bermakna rakyat yg berdaulat, monarki mempunyai makna raja-lah yg berdaulat. Teokrasi sendiri berarti Tuhan (dan/atau wakil Tuhan) yang mempunyai daulat.

Ketiga sistem ini tidaklah pernah bertemu. Bahkan cenderung akan saling menafikan dan berjalan sendiri-sendiri. Terlebih dengan berkembangnya demokrasi liberal yang begitu individualistik, yang menempatkan pilihan manusia menjadi dasar segalanya.

Padahal sudah jelas sekali bahwa pilihan manusia seringkali didasarkan kepada hawa nafsu dan akal semata, yang semua itu mempunyai keterbatasan dan mudah untuk disusupi oleh setan. Dampaknya, seringkali muncul kebijakan-kebijakan yg justru membahayakan secara moral dan politis. Contohnya adalah kebijakan larangan penggunaan jilbab di Perancis serta larangan pendirian masjid di Swiss.

Karenanya dibutuhkan demokrasi yang dipimpin oleh hikmah. Hikmah di sini adalah kebijakan dan kearifan dalam menentukan keputusan/peraturan yg hendak diberlakukan. Berbagai pertimbangan dan sudut pandang mesti dilakukan dan dilakukan pengkajian dengan baik sebelum akhirnya sebuah aturan diluncurkan dan diimplementasikan di masyarakat.

Aturan dan demokrasi yg terjadi di Swiss dan Perancis akan menjadi bola liar yg bisa membahayakan dunia. Bagaimana jika terjadi balasan dari negara2 muslim?

Ketimpangan juga terjadi dalam demokrasi yg selama ini dianut dan ‘diberlakukan’ di dunia. Yang dimaksud demokrasi yg ‘diperbolehkan’ adalah demokrasi yg menindas/merugikan kaum muslim. Jika kaum muslim dirugikan, tidak akan ada pembelaan. Sementara jika kaum muslim yg bereaksi dan menyerang ‘demokrasi’, maka para pembela demokrasi akan berteriak lantang.

Inilah yg disebut dengan ketidakjujuran para pembela demokrasi, yang lebih membela haknya sendiri dan tidak mempedulikan hak orang lain.

Jadi, bagaimana mungkin disebut demokrasi jika diberlakukan dan ditentukan secara sepihak, hanya yg sesuai dengan hawa nafsu mereka yg boleh berkembang?

Filed under: Khutbah Jum’at | 3 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20090320

Posted on June 3, 2010 by It’s Me

Seorang pemimpin hendaknya memberikan contoh yg baik kepada yg dipimpin. Dalam skala masyarakat terkecil, seorang suami (dan istri) hendaknya mencontohkan kegiatan yg baik kepada yg dipimpin, entah itu kepada istri ataupun kepada anaknya.

Setelah sang pemimpin memberikan contoh yg baik dalam setiap hal, barulah dia bisa meminta agar para pengikutnya berbuat hal yg sama seperti yg dia lakukan. Yakinlah, jika sang pemimpin sudah terbiasa memberikan contoh yg baik, maka orang2 yg dipimpin akan melakukan hal yg serupa tanpa perlu repot2 utk memaksanya.

Beberapa contoh pelaksanaan hal ini:

  • senantiasa mendirikan sholat dg tertib, sebelum meminta anak kita untuk mendirikan sholat.
  • tidak memberikan contoh korupsi, dalam hal dan bentuk apapun, kepada bawahan di kantor. insya ALLOH para bawahan juga akan sungkan untuk melakukan korupsi.
  • membuang sampah pada tempatnya, niscaya para bawahan tidak akan membuang sampah sembarangan.
  • jika merokok, para pemimpin tidak melanggar peraturan merokok yg telah dibuat.

ALLOH SWT sesungguhnya sangatlah mengecam orang2 (beriman) yg tidak melakukan (mencontohkan) apa2 yg dia katakan/suruh. “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (Ash Shaff(61):2-3)

Manfaat memberikan contoh, orang lain akan mengerti dan memahami benar apa yg kita inginkan. Selain itu, contoh yg baik dan benar akan mengurangi tingkat kesalahan yg terjadi. Orang lain juga akan mudah cepat belajar dari contoh yg dilakukan.

Mari kita mulai memberikan contoh yg baik di lingkungan kita.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20090313

Posted on June 3, 2010 by It’s Me

Persaudaraan tidaklah dibatasi waktu, umur, latar belakang, suku bangsa, ataupun warna kulit.

Dalam Islam, seseorang sudah menjadi saudara kita apabila yang bersangkutan sudah mengucapkan kalimat syahadat atau “Laa ilaaha illalloh Muhammadarrasululloh”. Kita mesti perlakukan mereka selayaknya saudara kita, karena Islam tidaklah membedakan seseorang dari batasan-batasan yg disebut di atas. Rahmat dan kasih sayang adalah misi yang dibawa Islam, tanpa mengenal perbedaan.

Salah satu bukti persaudaraan ini adalah ketika kaum muslim Mekkah melakukan hijrah ke Madina. Kaum yg hijrah disebut muhajirin sedangkan penduduk Madina disebut anshar. Rasululloh SAW menjadikan mereka saudara dan menjadikan mereka sebagai satu kekuatan. Saling tolong, berbagi rezeki adalah sebagian contoh yang dilakukan mereka.

Sudahkah kita mempraktikkan hal tersebut? Kebanyakan dari kita malah lebih suka berselisih pendapat, bertikai, gontok-gontokan, sehingga malah memperlemah dan memojokkan posisi Islam.

Contoh yg paling mudah untuk dipraktikkan adalah membantu saudara2 kita yang mengalami musibah. Entah itu banjir, gempa, kebakaran, atau yg lainnya. Cobalah ulurkan tangan untuk membantu mereka.

Sesungguhnya persaudaraan sesama kaum muslim diibaratkan seperti suatu bangunan yang kokoh, yg dengannya saling menguatkan satu dengan yg lainnya.

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Al Hujurat(49):10)

“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seumpama bangunan, saling mengokohkan satu dengan yang lain. (Kemudian Rasululloh SAW merpatkan jari2 tangan beliau).” (Muttafaq’alaih)

ALLOH SWT akan menolong hamba-Nya yang menolong saudaranya, sebagaimana hadits berikut,“ALLOH SWT selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (sesama muslim).” (HR Ahmad)

Menolong saudara seiman tidaklah rugi. Hal tersebut akan menumbuhkan rasa kasih sayang.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20090306

Posted on June 3, 2010 by It’s Me

Berjilbab semestinya menjadi salah satu hak asasi yang mesti dijamin hak dan kebebasan menggunakannya, terutama di Indonesia, negara yg mayoritas penduduknya beragama Islam. Karenanya, Pemerintah mestinya bertanggung jawab dan menjamin hal ini. Kebijakan Pemerintah akan mempermudah kaum muslimah yg berjilbab terkait dengan hal2 administrasi, institusi pendidikan, dan lembaga2 lainnya.

Kasus2 jilbab yg terjadi menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia masih belum tegas dan melindungi kepentingan kaum muslimah. Padahal berjilbab merupakan menjalankan perintah ALLOH SWT untuk melindungi aurat.

Lebih jauh lagi, PBB sebagai badan internasional yg berpengaruh juga mengeluarkan peraturan tentang hak dan kebebasan penggunaan jilbab, sehingga kasus2 pelarangan berjilbab seperti yg terjadi di Perancis beberapa waktu lalu tidak terjadi.

Sayangnya, hingga saat ini tidak ada keberpihakan hukum (yang nyata dan melindungi) terhadap muslimah yg berjilbab. Banyak sekali kasus yg menyulitkan kaum muslimah berjilbab untuk menjalankan syariat Islam. Terutama adanya institusi yang melarang pemakaian jilbab pada saat bertugas (salah satunya adalah Metro TV). Kasus lain yang sering dialami adalah peraturan tidak berjilbab untuk pembuatan foto ijazah.

Semoga Pemerintah Indonesia bisa mewujudkan keinginan kaum muslimah berjilbab untuk membuat peraturan2 yg melindungi mereka.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20090227

Posted on March 28, 2010 by It’s Me

Setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yg saleh. Untuk itu, mesti diperhatikan 2 kunci berikut, pertama, bermula dari diri sendiri sebagai orang tua. Sebagai orang tua, kita harus menunjukkan contoh yg baik sehingga bisa menjadi suri tauladan bagi anak-anak kita.

Kedua, pendidikan dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan ibunya. Nabi Muhammad SAW senantiasa mengajarkan agar kita selalu meminta perlindungan kepada ALLOH SWT apabila menggauli istri (berhubungan suami istri), jika tidak, maka setan akan mendahului untuk mencampakkan benihnya dalam rahim isteri kita. Tidak heran jika anak-anak yg dilahirkan adalah anak-anak yg kasar tabiatnya.

Saat istri mengandung, pendidikan sudah bisa dilakukan. “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (As Sajdah(32):9)

Dari ayat di atas, terlihat bahwa ALLOH SWT menganugerahkan pendengaran pertama kali pada calon manusia tersebut. Disusul dengan penglihatan dan akal pikiran. Maka perdengarkanlah suara-suara yg membuat mereka tenang, terutama ayat-ayat Al Qur’an. Jangan perdengarkan kepada mereka kata2 kotor dan kata2 sesat yg akan membuat mereka menjadi pribadi2 berkepribadian kasar.

Anak-anak bisa diumpamakan seperti kain putih, dan orang tua adalah pihak yg mewarnainya. Sabda Rasululloh SAW,“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, suci bersih. Maka orang tuanyalah yg menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi” (HR Imam Hakim)

Untuk itu, sebagai orang tua mestilah mendidik anak2 mereka dengan pendidikan yg Islami, jangan campurkan/ajarkan pendidikan Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.

Beberapa hal yg mesti diajarkan kepada anak adalah bisa membaca dan memahami Al Qur’an dengan baik. Jangan biarkan anak-anak tidak bisa membaca Al Qur’an dan tidak mengetahui tanggung jawabnya sebagai orang Islam (muslim). Apabila seorang anak tidak bisa membaca, apalagi memahami Al Qur’an, maka dipastikan orang tua tersebut telah gagal melaksanakan tugasnya, terutama dalam membentuk anak saleh.

Filed under: Khutbah Jum’at | 21 Comments »

« Previous PageNext Page

Khutbah Jum’at – 20090220

Posted on March 28, 2010 by It’s Me

Seorang muslim dituntut untuk berbuat ihsan dalam kehidupan. Ihsan mempunyai arti baik dan/atau berbuat baik. Dengan demikian, seorang muslim hendaknya mengisi hari2nya di dunia dengan banyak berbuat kebaikan.

Ada beberapa bentuk ihsan yang bisa dilakukan oleh seorang muslim.

Pertama, memberikan nikmat atau sesuatu yang disenangi kepada orang lain. Pemberian ini dipandang sebagai tolok ukur kesempurnaan iman seorang muslim.

Kedua, berbuat baik dan menyebarkan kebaikan. Sikap ini lahir karena pelakunya menyadari perbuatan itu baikk dan diperintahkan agama agar dilakukan. Sikap ihsan lahir karena didukung pengetahuan seseorang tentang kebaikan. Semakin banyak pengetahuan seseorang, maka ia harus semakin menjadi lebih baik. “Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (Al Baqarah(2):110) “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al Baqarah(2):148)

Ketiga, berbuat baik karena menyadari perbuatan itu dibalas oleh ALLOH SWT dengan yg lebih baik, di dunia dan akhirat. Perbuatan baik seseorang tidak akan disia-siakan ALLOH SWT, meskipun sedikit jumlahnya. “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” (An Nisa(4):40)

Keempat, melakukan pekerjaan melebihi dari yang diwajibkan dengan tidak melanggar aturan, dan mengambil hak, kurang dari yg telah ditentukan. Bukan sebaliknya, melakukan pekerjaan kurang dari yg telah diwajibkan, sementara haknya ingin lebih besar dari yg pernah ditentukan/disepakati. Jadi, orang yg ihsan tidak pernah mengambil yg bukan haknya.

Dalam ibadah, ihsan diwujudkan dengan tidak hanya melaksanakan ibadah wajib, tetapi juga ibadah sunnah. Ihsan dalam ibadah tercapai jika pelaksanaannya memenuhi rukun, syarat, dengan yg terbaik dan ikhlas kepada ALLOH SWT. Ihsan diwujudkan pula dengan menghayati hakekat ibadah ketika pelaksanaannya dan sesudahnya.

Sementara, dalam kehidupan sehari-hari, ihsan diwujudkan dengan berusaha, melakukan yang terbaik dan menjadi yang terbaikk dalamm setiap aktifitas dengan tidak mengabaikan keterbatasan yang dia miliki.

Filed under: Khutbah Jum’at | 9 Comments »

Khutbah Jum’at – 20090213

Posted on March 28, 2010 by It’s Me

Islam melarang keras adanya kesaksian palsu, bahkan menyatakan bahwa perbuatan ini setara dengan menyekutukan ALLOH SWT. Mari perhatikan hadits berikut,“Rasululloh SAW berkhutbah di hadapan orang-orang dan beliau bersabda,”Hai manusia bahwa dosa kesaksian palsu setara dengan dosa syirik”, lalu Beliau membacakan ayat ALLOH SWT,”maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.”(Al Hajj(22):30)”

Hadits di atas memperlihatkan kesetaraan perkataan dusta (kesaksian palsu) dengan berhala2 (simbol kemusyrikan dalam menyekutukan ALLOH SWT). Ini artinya orang yg berdusta telah memunkiri ke-Maha Tahu-an ALLOH SWT.

Kita juga dilarang untuk menyembunyikan kesaksian, karena menyembunyikann kesaksian dapat membuat orang lain terdzalimi, karena tiada ada saksi yg memberikan kesaksian untuk membelanya. ALLOH SWT berfirman,“dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Baqarah(2):283)

Oleh karenanya, untuk menghindari terjadinya peristiwa pemalsuan kesaksian, Islam telah memberikan tuntunan kepada kita selaku umatnya mengenai syarat-syarat seorang saksi. Termasuk diantaranya kebiasaan orang yang akan bersaksi harus dijadikan pertimbangan. Jika dia suka berdusta dalam kehidupan kesehariannya, maka kesaksiannya haruslah dikaji lagi lebih mendalam.

Filed under: Khutbah Jum’at | 2 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20090206

Posted on March 28, 2010 by It’s Me

Kita sering mendengar pernyataan bahwa bangsa Indonesia memiliki etos kerja yg rendah. Karena kaum muslim adalah mayoritas di Indonesia, maka tidak salah jika ada pernyataan bahwa itu berarti kaum muslim di Indonesia beretos kerja rendah. Hal ini jelas menyakitkan, karena Islam sendiri mengajarkan umatnya untuk menjadi umat yg rajin bekerja.

Pengemis di Indonesia pada dasarnya tidak selalu berangkat dari kemiskinan, melainkan kemalasan! Islam sendiri, walau membolehkan umatnya untuk mengemis, namun tetap menyatakan bahwa kerja adalah hal terbaik bagi kaum muslim, walau hasilnya masih belum mencukupi!

Etos kerja yg rendah ini berakibat kaum muslim terpinggirkan, terutama dalam bidang ekonomi. Pemilik aset yg cukup besar rata2 dipegang oleh orang non muslim, sementara kaum muslim malah menjadi pekerja dan orang yg ‘membuat’ mereka kian kaya.

Etos kerja terdiri dari kata etos yg berarti watak, dan kerja yg berarti berproduksi.

Kerja tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga mengandung makna ibadah seorang hamba ALLOH SWT agar mereka juga sukses di akhirat kelak. Oleh karenanya, kerja mesti dijadikan/dilandaskan dengan niat ibadah, sehingga bisa meraih dunia dan akhirat.

Seorang muslim hendaknya menempuhh 3 tahapan berikut agar prestasi kerja meningkat dan kerjanya bernilai ibadah.

Pertama, kerja keras dengan ukuran meraih semua kesempatan, tanpa melewatkan sedikitpun. Kedua, kerja cerdas. Berbeda dengan kerja keras, kerja cerdas itu berarti kaum muslim mesti tahu trik untuk mengerjakan pekerjaan yg banyak namun dengan tenaga seringan mungkin. Ketiga, ikhlas. Ikhlas di sini bermakna bekerja dengan tetap berpegang pada tuntunan agama.

Ayat yg berkaitan dengan bekerja adalah sebagai berikut,“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. (At Taubah(9):105)

Di samping 3 poin di atas, hendaknya kaum muslim yg bekerja tidak melupakan konsep IHSAN, yakni kesempurnaan pekerjaan. ALLOH SWT berfirman,”Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.” (As Sajdah(32):7)

Konsep lain yg mesti diperhatikan adalah ITQAN, yakni bersungguh-sungguh dan teliti dalam bekerja, sehingga diperoleh hasil akhir yg rapi, indah, tertib.

Filed under: Khutbah Jum’at | 2 Comments »

Khutbah Jum’at – 20090130

Posted on March 21, 2010 by It’s Me

ALLOH SWT mempunyai sifat qudrat dan iradat. Dia mempunyai kehendak dan kekuasaan untuk mewujudkan kehendak-Nya, salah satunya adalah dengan menciptakan manusia.

Manusia pertama, Nabi Adam AS diciptakan dan disayangi oleh ALLOH SWT. Ketika Nabi Adam AS beru diciptakan, ALLOH SWT memberi petunjuk dan ilmu,“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!” (Al Baqarah(2):31).

Selanjutnya, saat Nabi Adam AS dan Siti Hawa khilaf sehingga mereka berbuat dosa, ALLOH SWT memaafkan kesalahan beliau dan tetap memberi petunjuk sebagai kasih sayang-Nya pada manusia,“Kami berfirman: “Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.(Al Baqarah(2):38).

Ternyata, kasih sayang ALLOH SWT tidak pernah berhenti diberikan kepada manusia.

Pertama, ALLOH SWT memberikan surga kepada orang baik, nikmat yg tidak putus2nya. Padahal amala kita sangat terbatas, hanya bisa sesuai kemampuan (dan kemauan) kita saja serta terbatas pada umur yg sangat pendek.

  • “Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).”(Al Baqarah(2):40)
  • “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”(Al Baqarah(2):151)

Kedua, ALLOH SWT mau mengampuni orang-orang yg bertobat.

  • “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (Al Baqarah(2):37)
  • “Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertobatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima tobatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”(Al Baqarah(2):54)
  • “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”(Al Baqarah(2):128)
  • “kecuali mereka yang telah tobat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima tobatnya dan Akulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”(Al Baqarah(2):160)
  • “dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (Hud(11):3)
  • “Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.” (Hud(11):90)

Ketiga, ALLOH SWT memberi kemudahan bagi manusia dalam beribadah sesuai dengan kemampuan.

  • “Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”(Al Mu’min(40):65)
  • “Laksanakan segala apa yang diwajibkan Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa.” (HR. Ath-Thabrani)
  • “Laksanakan ibadah sesuai kemampuanmu. Jangan membiasakan ibadah lalu meninggalkannya.” (HR. Ad-Dailami)
  • “Amal (kebaikan) yang disukai Allah ialah yang langgeng meskipun sedikit.” (HR. Bukhari)
  • “Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): “Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Filed under: Khutbah Jum’at | 3 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20090123

Posted on March 21, 2010 by It’s Me

Sebagai orang tua, hendaknya kita mesti mampu berkomunikasi dengan baik dan benar dengan anak-anaknya. Hal ini dikarenakan, banyak kasus kenakalan remaja terjadi karena tidak adanya komunikasi yg harmonis antara anak dan orang tua.

Untuk itu, orang tua mesti mengerti benar apa yg dimaksud dengan Qaulan Sadida (kata-kata yg benar). Yang dimaksud dengan kata2 yg benar di sini adalah sebagaimana tertulis di Al Qur’an sebagai berikut:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (An Nisaa’(4):9)

dan

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,” (Al Ahzab(33):70)

Maksud dari kata-kata yang benar pada ayat2 di atas adalah tidak mengucapkan kalimat yg tidak baik, seperti berbohong, janji yg tidak pasti, kata2 kotor, porno, canda yg keterlaluan, ancaman, menakut-nakuti, dan lainnya.

Sebenarnya tidak hanya orang tua yg dilarang melakukan hal di atas, tapi dalam kasus ini orang tua menjadi subject dikarenakan jika orang tua tidak berkata-kata dengan benar, maka wibawanya akan turun di mata anak2nya. Walhasil, anak2nya tidak hormat dan efek ke depannya, si orang tua akan menyesal sementara si anak menjadi tidak benar.

Agar kata-kata yg benar tersebut efektif, maka diperlukan juga cara penyampaian dan waktu penyampaian yg tepat.

Semoga kita semua bisa menjadi orang tua yg baik. Aamiin.

Filed under: Khutbah Jum’at | 3 Comments »

Khutbah Jum’at – 20090116

Posted on March 21, 2010 by It’s Me

Setiap orang yang hidup di bumi ini pasti mendambakan kehidupan yg damai, bahagia, dan sejahtera. Tidak ada seorangpun yg menghendaki adanya kegelisahan, kesusahan ataupun ketidaktenangan yg dapat mengganggu ketentraman hidupnya.

Masing-masing orang mempunyai cara yg berbeda dalam mencapai ketenangan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Definisi kebahagiaan pun berbeda-beda tiap orang. Ada yg berpendapat bahagia dapat dicapai dengan tumpukan barang mewah dan mahal. Ada yg berpendapat pangkat dan kedudukan yg tinggi adalah tahap orang bahagia. Ada juga yg berusaha memenuhi kebutuhan jasmani yg enak dan menyenangkan.

Semua hal di atas sifatnya semu.

Lantas, bagaimana kebahagiaan yg semestinya diperoleh seorang muslim?

Sudah jelas, bahwa kebahagiaan yg hendak dicapai oleh seorang muslim hendaklah kebahagiaan yg sesuai dengan tuntunan agama, yakni mendekatkan diri kepada ALLOH SWT. ALLOH SWT adalah yg sesungguhnya sumber ketenangan yg hakiki, sebagaimana firman Al Qur’an berikut,“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,” (Al Fath(48):4)

Bagaimana caranya mendekatkan diri kepada ALLOH SWT? Mudah saja, ikuti petunjuk-Nya, melalui Al Qur’an dan Nabi Muhammad SAW.

“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Al Maidah(5):16)

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20090109

Posted on March 21, 2010 by It’s Me

Rasululloh SAW membagi manusia ke dalam 2 kelompok, yakni

1. Kelompok yang hidup hanya untuk memenuhi keinginan diri dan hawa nafsu. Dia diperbudak oleh kegemerlapan dan kemewahan dunia. Kehidupannya di muka bumi ini hanya untuk memenuhi hajat dan melampiaskan kesenangan hawa nafsunya.

Jika berhasil, dia merasa puas dan bangga. Sebaliknya, dia akan memaki, mencela, menghardik, dan menggerutu.

2. Kelompok yang hidupnya sesuai dengan tuntunan dan ajaran dalam rangka menegakkan kebenaran dan keadilan. Aktivitas hidupnya digunakan untuk mengabdi, berjuang dan berkorban tanpa pamrih, serta tidak dilandasi nafsu dan keinginan untuk mencari popularitas.

Ia berbuat baik tanpa peduli apakah akan disukai atau dicaci maki, dan tidak merasa bangga dengan keberhasilan yg diperolehnya.

Rasululloh SAW bersabda,“Celaka orang yang diperbudak oleh dinar, diperbudak oleh dirham, diperbudah oleh perut. Jika diberi ia diam, dan jika tidak iberi ia marah dan menggerutu. Beruntunglah seorang hamba yang memegang tali kendali kudanya di tengah jalan ALLOH sementara rambutnya kusut dan kakinya berdebu. Jika ia ditugaskan menjaga benteng pertahanan, maka tugas itu dilaksanakannya dengan sebaik-baiknya, dan jika ia diberi tugas menyediakan minuman, tugas itupun dilaksanakannya.” (HR Muslim)

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20090102

Posted on March 21, 2010 by It’s Me

Berwudhu wajib dilakukan oleh orang yang akan mengerjakan sholat. Syarat-syarat yang harus dipenuhi pada saat berwudhu adalah:

  • Islam
  • Mumaiz (dapat membedakan baik dan buruk)
  • Tidak berhadas besar
  • Berwudhu dengan air yg mensucikan
  • Tidak ada yg menghalangi air ke kulit

Rukun-rukunnya:

  1. Niat
  2. Membasuh muka
  3. Membasuh 2 tangan, sampai siku
  4. Menyapu sebagian kepala dengan air
  5. Membasuh 2 kaki sampai ke mata kaki
  6. Tertib

Ayat yg memerintahkan wudhu bisa kita temukan di Al Maidah(5):6,“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.“

Manfaat dari setiap gerakan wudhu:

1. Membasuh muka

  • Wajah akan bersih dari kotoran, sehingga hati akan terasa senang dan lega karena wajah bersih.
  • Kesiapan kita untuk menghadap ALLOH SWT (dengan sholat)
  • Wajah yg banyak dibasuh air wudhu (untuk menuaikan sholat) akan berseri-seri di hari akhirat kelak. Surat Abasa(80): 38-39,“Banyak muka pada hari itu berseri-seri, – tertawa dan gembira ria,“

2. Mencuci tangan

  • Membersihkan tangan dari kotoran
  • Menjaga tangan dari perbuatan dosa

3. Menyapu sebagian kepala

  • Kepala dan rambut bersih dari kotoran
  • Menyegarkan kepala

4. Mencuci kaki

  • Membersihkan kaki dari kotoran
  • Menjaga kaki agar tidak pergi ke tempat-tempat yg buruk

Sabda Rasululloh SAW,“Barangsiapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhu-nya, maka semua dosanya akan keluar dari badannya, hingga keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR Imam Nawawi)

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

KUMPULAN KHUTBAH JUMAT 2008 WORDPRESS.COM

Kumpulan Khutbah Jum’at

http://khutbahjumat.wordpress.com/

 Khutbah Jum’at – 20081226

Posted on January 2, 2010 by It’s Me

Imam Ghazali membagi puasa dalam 3 tingkatan.

Pertama, puasa tingkat umum, yakni menahan mulut dari berbagi makanan dan minuman serta menahan farji (kemaluan) dari berhubungan suami istri (jima’).

Kedua, puasa tingkat khusus, yakni menahan anggota tubuh dari segala macam maksiat. Kaki hendaknya tidak berjalan ke tempat maksiat, tangan dijaga agar tidak berbuat maksiat, menjaga mulut agar tidak mengucapkan kata-kata yang dilarang ALLOH SWT, baik dalam bentuk mengumpat, berbohong, menggunjing, dan lainnya.

Juga menjaga telinga dari mendengarkan hal-hal yang terlarang. Sama halnya menjaga mata dari melihat hal-hal yang tidak baik.

Ketiga, puasa tingkat tertinggi yaitu menjaga hati dan berpikir selain ALLOH SWT dan hari akhir, menghindari hal-hal rendah di mata ALLOH SWT, termasuk tentang urusan dunia, kecuali yang berhubungan dengan akhirat.

Pada puasa tingkat tertinggi ini tidak hanya mulut dari berbagi makanan dan minuman serta menahan farji (kemaluan) dari berhubungan suami istri (jima’), serta anggota badan dari perbuatan maksiat, tapi juga menjaga hati dan pikiran.

Orang yg berpuasa pada tingkat pertama hanya akan merasakan lapar dan haus. Tidak ada hal lain yg dia dapat. Orang tipe ini hanya akan menggugurkan kewajiban atau dosa akibat meninggalkan puasa.

Marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk melakukan puasa tingkat ketiga, walau seberat apapun. Karena itulah kualitas puasa sesungguhnya, agar kita bisa mencapai tingkat orang-orang yang bertakwa.

Filed under: Khutbah Jum’at | 16 Comments »

Khutbah Jum’at – 20081219

Posted on January 2, 2010 by It’s Me

Siapa yang tidak ingin menjadi kekasih ALLOH SWT? Dengan menjadi kekasih ALLOH SWT, maka tidak ada lagi yang perlu ditakutkan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Lantas, bagaimana menjadi kekasih ALLOH SWT? Berikut 2 hal yang mesti kita lakukan agar kita bisa menjadi kekasih ALLOH SWT, sebagaimana yang dilakukan Nabi Ibrahim as.

Pertama, jangan meminta selain dari ALLOH SWT. Nabi Ibrahim as memohon pertolongan hanya kepada-Nya. Nabi Ibrahim as tidak pernah mengajukan kebutuhannya di hadapan makhluk-Nya.

Kedua, Nabi Ibrahim as tidak pernah mengusir pengemis (peminta) manapun dari pintumu. Nabi Ibrahim as tidak pernah membiarkann orang yg memerlukan kebutuhan pergi dengan tangan kosong dari rumahmu.

Apa maknanya?

Pertama, para kekasih ALLOH SWT adalah mereka yang memfokuskan diri mengharap dan meminta hanya kepada Pemilik seluruh langit dan bumi beserta segala isinya.

Kedua, jika berhubungan dengan manusia, maka hendaklah menjadi pribadi yang dermawan. Bantulah orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita, dan insya ALLOH Dia akan memberikan kasih sayang-Nya kepada kita.

Semoga kita bisa menjadi kekasih ALLOH SWT, usai menjalankan kedua hal di atas. Insya ALLOH, aamiin.

Filed under: Khutbah Jum’at | 3 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20081212

Posted on January 2, 2010 by It’s Me

Sesungguhnya negeri kita yang semula aman ini telah menjadi negeri yg mencekam dan menakutkan. Kolusi, korupsi, dan nepotisme telah menjadi bagian penting dalam tubuh para penegak dan penduduknya.

Krisis politik, sosial, dan perekonomian terus menggoyang keutuhan negeri ini, diwarnai dengan kerusuhan, keributan, dan demonstrasi yg tidak henti2nya. Bersamaan dengan itu, semua dekadensi moral, akhlaq, dan aqidah anak-anak bangsa telah mencapai klimaksnya, kewibawaan bangsa dan umat Islam pun lenyap.

Untuk mengatasinya, perlu kerjasama berbagai pihak.

  1. Para pemimpin hendaknya menyadari bahwa kadar pemerintahan dan kedudukan yg dia dapatkan adalah nikmat dan amanah dari ALLOH SWT. Hendaknya dia menegakkan amar ma’ruf nahi munkar sesuai dengan tuntutan syariat, menutup pintu2 kejahatan dan kerusakaan serta melindungi negara dan rakyat dari kejahatan.
  2. Rakyatnya hendak menuaikan hak2nya, berupa taat dan mendengar setiap apa yang diperintah dan dilarang oleh pemerintah.
  3. Kaum ulama melaksanakan dan menegakkan hukum2 ALLOH SWT. Mengingatkan apa2 yg haq dan batil, mendoakan kebaikan dan mengarahkan kepada yg ma’ruf.

Yang mesti dibenahi dari bangsa ini adalah aqidahnya, agar segala sesuatunya bisa berubah ke arah yg lebih baik.

Rasululloh SAW bersabda dalam hadits yg diriwayatkan Imam Ahmad. Intinya, jika masyarakat dilanda krisis aqidah, akhlaq, dan moral. Dilanda krisis ekonomi dan politik yang dilematis, maka pembenahan pertama yang mesti dilakukan adalah pembenahan aqidah dan moral dengan segala kemampuan, sebab memperbaiki masalah yang paling berbahaya adalah hal yang disepakati oleh setiap insan berakal.

Semoga bangsa ini bisa bangkit dari keterpurukan. Aamiin.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

Khutbah Jum’at – 20081205

Posted on November 27, 2009 by It’s Me

Risywah atau suap/sogok termasuk salah satu perbuatan yang diharamkan ALLOH SWT untuk dilakukan oleh hamba-Nya. Bahkan Rasululloh SAW juga mengecam keras dan melaknat pelakunya. Hal ini wajar, mengingat suap mengandung kejahatan serta mempunyai dampak yang sangat buruk terhadap kehidupan manusia.

ALLOH SWT berfirman dalam Al Maidah(5):2,“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

Dari ayat tersebut di atas, nampaklah bahwa menyuap/disuap merupakan hal yang DILARANG, karena termasuk ke dalam perbuatan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

Perhatikan juga hadits-hadits berikut:

  • Dari Abdullah bin Umar, ia berkata,“Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat orang yang menyuap dan yang menerima suap.” [HR. Abu Daud]
  • Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat/mengutuk orang yang menyuap, yang menerima suap dan orang yang menghubungkan keduanya.” [HR. Ahmad]
  • Dari Abu Hurairah, ia berkata,“Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam telah melaknat orang yang menyuap dan yang menerima suap dalam masalah hukum”. [HR. at-Tirmidzi]

Filed under: Khutbah Jum’at | 6 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20081128

Posted on November 27, 2009 by It’s Me

Setiap orang dituntut untuk bertanggung jawab atas aksi yang dilakukan dirinya, entah itu perbuatan atau perkataan. Ketika harus bertanggungjawab maka akan sangat terikat dengan amanah, sejauh mana dia memegang amanah dalam menuaikan kewajibannya. Dengan demikian, amanah adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang, tidak hanya pemimpin atau Nabi dan Rasul saja.

Seorang cendekiawan harus amanah atas penelitian dan pemikiran yang disampaikannya. Dia harus bertanggungjawab atas keilmuan yang dia miliki, di akhirat kelak. Oleh karenanya, hal inilah yang membedakan cendekiawan muslim dan non muslim, yakni keharusan mempertanggungjawabkan ilmunya di akhirat kelak.

Sesungguhnya orang yang berilmu sangatlah dihargai kedudukannya oleh ALLOH SWT. Perhatikan dalil-dalil berikut:

  • Al Mujaadilah(58):11,“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”
  • Rasululloh SAW bersabda,“Perumpamaan apa yang diutuskan Allah kepadaku yakni petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan lebat yang mengenai tanah. Dari tanah itu ada yang gembur yang dapat menerima air (dan dalam riwayat yang mu’allaq disebutkan bahwa di antaranya ada bagian yang dapat menerima air), lalu tumbuhlah rerumputan yang banyak. Daripadanya ada yang keras dapat menahan air dan dengannya Allah memberi kemanfaatan kepada manusia lalu mereka minum, menyiram, dan bertani. Air hujan itu mengenai kelompok lain yaitu tanah licin, tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput. Demikian itu perumpamaan orang yang pandai tentang agama Allah dan apa yang diutuskan kepadaku bermanfaat baginya. Ia pandai dan mengajar. Juga perumpamaan orang yang tidak menghiraukan hal itu, dan ia tidak mau menerima petunjuk Allah yang saya diutus dengannya.” (HR Bukhari)
  • Rasululloh SAW juga bersabda,“Ibnu Umar berkala, “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Ketika saya tidur didatangkan kepada saya segelas susu, lalu saya minum [sebagiannya 8/79], sehingga saya melihat cairan [mengalir], keluar pada kuku-kuku saya, (dan dalam satu riwayat: ujung-ujung jari saya 7/74). Kemudian kelebihannya saya berikan kepada Umar ibnul Khaththab.’ Mereka berkata, ‘Engkau takwilkan apakah, wahai Rasulullah? Beliau bersabda, ‘Ilmu.’” (HR Bukhari)

Sayangnya, amanah keilmuan ini mulai ditinggalkan/tidak diterapkan lagi. Tidak heran jika kaum muslim senantiasa tertinggal dalam hal keilmuan.

Filed under: Khutbah Jum’at | 2 Comments »

Khutbah Jum’at – 20081121

Posted on November 27, 2009 by It’s Me

Kaum muslim masih ada yang berselisih mengenai pengertian siapa sebenarnya “Ahlul Kitab”. Perselisihan terjadi karena adanya sudut pandang yang berbeda dalam memahami makna istilah tersebut.

Ada yang menyatakan bahwa Ahlul Kitab adalah para penganut agama Yahudi dan Kristen. Sementara ada juga yang berpendapat bahwa semua umat beragama yang mempunyai kitab (suci) bisa dimasukkan sebagai Ahlul Kitab. Dengan demikian, Hindu, Budha dan agama lain juga termasuk, asalkan mempunyai kitab suci.

Beberapa ayat di Al Qur’an yang menyatakan istilah Ahlul Kitab adalah sebagai berikut:

  • Al Baqarah(2):105,“Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
  • Al Maidah(5):68,“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”. Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.”

Kaum muslim diperbolehkan menikahi Ahlul Kitab, dalam hal ini pemeluk Yahudi dan Kristen. Namun perlu diingat, pernikahan berbeda keyakinan ini hanya boleh jika pihak laki-laki Islam, sementara pihak perempuan boleh Yahudi atau Kristen.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20081114

Posted on November 27, 2009 by It’s Me

Setiap kali isu terorisme mencuat, maka setiap kali itu pula umat Islam selalu dijadikan kambing hitam dan dituding sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Pertanyaannya, mengapa isu terorisme (cukup sering) mencuat kembali? Jawabannya adalah untuk membendung arus kaum muslim!

Hal ini dikarenakan beberapa bukti berikut:

  1. Gerakan Islam di Indonesia senantiasa berusaha melawan gerakan liberal
  2. Kian menguatnya dukungan syariah (hukum) Islam diterapkan di beberapa daerah
  3. Usaha membendung arus kristenisasi ternyata malah dijadikan alasan untuk menangkapi para tokoh Islam
  4. Islam cenderung menentang setiap keputusan (yang merugikan) dari Amerika Serikat

Oleh karenanya, umat Islam mesti melakukan beberapa hal berikut:

  1. Cermat dalam menerima berbagai informasi terutama yang terkait dengan kepentingan Islam dan umatnya
  2. Isu terorisme adalah alat yang digunakan AS dan sekutunya untuk membungkam Islam
  3. Senantiasa menjalin persatuan dan kesatuan antar komponen umat Islam sehingga tidak mudah diporak porandakan isu yang tidak jelas
  4. Tetap istiqomah dalam berjuang menegakkan Islam

Sesungguhnya sangatlah nyata kebencian kaum musuh Islam, seperti pada Al Imran(3):118,“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20081107

Posted on November 27, 2009 by It’s Me

Mu’jizat adalah adalah hal ghaib yang dianugerahkan ALLOH SWT kepada para Nabi dan Rasul, sebagai bukti bahwa mereka benar-benar Nabi dan Rasul yang diutus-Nya. Setiap Nabi dan Rasul mempunyai mu’jizat yang berbeda sesuai dengan kondisi zamannya.

Mu’jizat para Nabi dan Rasul sebelum Rasululloh SAW sifatnya hanyalah sementara dan hanya berlaku pada zamannya. Hal ini sangat berbeda dengan mu’jizat Rasululloh SAW, berupa Al Qur’an, yang sifatnya berlaku sampai akhir zaman (serta dijamin keutuhannya).

Rasululloh SAW juga diberi mu’jizat lain, yakni Isra’ Mi’raj, yakni Isra’ = perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu diteruskan dengan Mi’raj = perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha.

Isra’ Mi’raj adalah sebuah peristiwa yang sulit diterima oleh akal manusia, tak heran banyak kaum muslim yang berganti lagi keyakinannya seusai mendengar cerita Isra’ Mi’raj ini. Terlebih lagi, dari banyak riwayat, Isra’ Mi’raj ini hanya dilakukan di sebagian malam.

Oleh karenanya, dalam memeluk agama Islam tidak hanya akal manusia yang digunakan namun juga keimanan.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20081031

Posted on November 27, 2009 by It’s Me

Setiap muslim pasti ingin mendapatkan rahmat atau kasih sayang dari ALLOH SWT. Untuk memperolehnya, banyak pintu dan cara yang bisa dimasuki. Salah satu diantaranya adalah melalui harta yang kita cari dan manfaatkan.

Rasululloh SAW bersabda,“ALLOH SWT akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya.” (HR Muslim dan Ahmad)

Dari hadits di atas, maka kita perlu perhatikan 3 hal:

  1. Mencari harta haruslah dengan cara yang baik
  2. Membelanjakan harta secara sederhana (hemat, bukan kikir)
  3. Menabung untuk saat dibutuhkan

Insya ALLOH, jika kita melakukan 3 hal di atas, maka ALLOH SWT akan memberikan rahmat-Nya pada kita. Aamiin

Filed under: Khutbah Jum’at | 3 Comments »

Khutbah Jum’at – 20081024

Posted on February 24, 2009 by It’s Me

Manusia adalah makhluk ALLOH SWT yg terbaik susunan jasmani dan rohaninya. Dengan panca indra dan akal, hati dan nafsu, maka manusia menjadi makhluk yang berperadaban. Dengan akal pikirannya, mansia semakin lama semakin maju dalam banyak hal, terutama karena bisa membedakan yg haq dan batil, yg membahagiakan dan yg merusak.

Puasa merupakan salah satu cara untuk menempa manusia agar menjadi makhluk yang cenderung kepada haq dan menghindari hal2 yg batil.

Namun, manusia toh tidak terlepas dari hal-hal buruk. Seringkali kita dapati banyak manusia yg melakukan kejahatan/keburukan. Padahal, semakin banyak org yg berbuat baik, maka semakin berbahagialah masyarakat tersebut. Dan sebaliknya, jika banyak yg berbuat keburukan, maka masyarakat tersebut akan semakin resah.

Antara perbuatan positif dan negatif, mana yg lebih cenderung dilakukan manusia? ALLOH SWT telah berfirman dalam Ar Ruum(30):41,”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Adalah sunnatullah, orang yg berbuat baik akan menerima kebaikan dan orang yg berbuat jahat maka akan mendapatkan keburukan. Kita bisa baca di surat Al Zalzalah(99):7-8,”Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. — Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.

Dengan membaca ayat di atas, kita akan mengetahui bahwa hidup di dunia sifatnya hanya sementara, dan bukan satu-satunya kehidupan yg akan dialami oleh manusia.

Iman kepada ALLOH SWT akan membuat seseorang berbuat kebaikan dan menghindari kejahatan/keburukan.

Filed under: Khutbah Jum’at | 41 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20081017

Posted on February 23, 2009 by It’s Me

Urusan ibadah tidak bisa dikarang atau sembarangan. Mesti mencontoh sesuai dengan yang dicontohkan Rasululloh SAW. Ibadah yang tidak dicontohkan akan termasuk dalam kategori bid’ah.

Sudah 17 hari sejak kita tinggalkan waktu training, yakni bulan Ramadhan. Tujuan takwa yg dituju oleh banyak orang, tidaklah mudah untuk dilaksanakan dan dicapai. Banyak halangan dan rintangan yang menghadang. Oleh karena itu, kita mesti bisa memelihara takwa itu dalam sisa 11 bulan ke depan.

Surat Ali Imran(3):133&134,”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, — (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Untuk menebus kesalahan, maka kita bisa lakukan menuntut ilmu (ibadah). Ibadah ritual, sebagaimana ditulis di atas, mestilah sesuai dengan contoh Rasululloh SAW. Menuntut ilmu harus dilakukan oleh semua muslim, tidak dibatasi oleh usia, daerah atau apapun.

Surga merupakan impian bagi banyak orang. Namun, surga hanya bisa didapat/diraih jika kita mendapatkan ampunan dan rahmat dari ALLOH SWT. Bisa juga dikatakan, surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa.

Orang yg bertakwa:
1. Berinfaq di kala lapang maupun sempit (terutama terkait dengan rejeki/materi).
2. Menahan amarah/emosi untuk hal-hal yg tidak dibenarkan oleh ALLOH SWT.
3. Selalu memaafkan kesalahan orang lain. Tidak ada dendam.

Ketakwaan seseorang bisa dilihat dari ketaatan dia melakukan perintah-perintah ALLOH SWT dan menjauhi larangan2-Nya.

Filed under: Khutbah Jum’at | 19 Comments »

Khutbah Jum’at – 20081010

Posted on February 20, 2009 by It’s Me

Seorang muslim dan mukmin, mestinya tidak ceroboh, tidak melanggar ketentuan ALLOH SWT serta senantiasa bersyukur. Ramadhan yang baru meninggalkan kita, hendaknya jadi momen untuk menuju tingkatan yang lebih baik.

Rasa syukur mestinya kita lakukan tiap saat, sebagai bukti bahwa kita tidak kufur nikmat. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan anggota tubuh untuk mencapai ridho-Nya.

Banyak amalan yang bisa dilakukan di bulan Syawal, antara lain puasa Syawal. Barangsiapa puasa di bulan Syawal selama 6 hari, insya ALLOH akan mendapat pahala seolah-olah puasa 1 tahun. Silakan baca di artikel puasa Syawal ini.

Sebaik-baik waktu adalah waktu yang selalu ingat kepada ALLOH SWT. Dan seburuk-buruknya waktu adalah waktu di saat kita lalai pada-Nya.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20081003

Posted on February 20, 2009 by It’s Me

Dalam Al Qur’an, terdapat 70x anjuran untuk bertawakal yang ditujukan kepada orang2 yg beriman, seperti pada Ibrahim(14):11,”Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: “Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal.

Salah satu perwujudan tawakal adalah saat keluar rumah, membaca doa sebagaimana yg dicontohkan Rasululloh SAW,”Dengan nama ALLOH saya menyerahkan diri kepada ALLOH, tiada daya upaya melainkan dengan (izin) ALLOH SWT.

Orang yg tawakal, segala cara dan usaha yang dilakukan selalu sejalan dengan aturan dan kehendak ALLOH SWT. Maka bila kedua hal di atas yg menjadi pedoman setiap usaha, insya ALLOH kesuksesan akan bisa diraih.

Tawakal sebenarnya merupakan bagian dari ikhtiar, bukan semata-mata menyerahkan sepenuhnya nasib kita kepada ALLOH SWT, karena tanpa adanya ikhtiar maka kita akan gagal menggapai sesuatu.

Tawakal juga bisa dilakukan sesudah ikhtiar, seperti pada surat Ali Imran(3):159,”Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.

Tawakal di awal ikhtiar ataupun sesudah ikhtiar, tidaklah perlu dipermasalahkan, karena keduanya mempunyai dalil, sebagaimana tersebut di atas.

Filed under: Khutbah Jum’at | 2 Comments »

Khutbah Jum’at – 20080926

Posted on February 19, 2009 by It’s Me

Rasululloh SAW, sebagai manusia dengan perilaku yang begitu baik, merupakan contoh bagi manusia, tidak hanya bagi kaum muslim, tapi juga non muslim. Beliau begitu menyayangi umatnya, sehingga beliau bersedia memberikan syafaatnya di akhirat kelak, kepada orang2 yg beliau kehendaki.

Walau beliau sudah mendapat jaminan surga, itu bukan berarti beliau tidak bersyukur atas nikmat yang didapat. Bahkan, bisa dibilang rasa syukur Rasululloh SAW sangatlah tidak bisa ditandingi oleh manusia manapun. Para Nabi dan Rasul merupakan pribadi-pribadi yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang didapatnya.

Surat Shaba(34):12-13,”Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. — Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang berterima kasih.

Sebaik-baiknya sholat = sholat Nabi Daud as. Dan sebaik-baiknya puasa = puasa Nabi Daud as.

Zakat merupakan upaya mengurangi fakir miskin. Selain itu zakat merupakan ujian bagi orang-orang kaya/berpunya.

Filed under: Khutbah Jum’at | 6 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080919

Posted on February 19, 2009 by It’s Me

Hati adalah raja yang menggerakkan seluruh anggota badan. Hati bersemayam di dalam dada, dilindungi, dikelilingi, dan dilayani oleh seluruh anggota badan yg lain. Dengan demikian, hati adalah anggota badan manusia yg paling mulia. Dengan hati, pilar-pilar kehidupan kokoh berdiri.

An-Nu’man bin Basyir berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya terdapat hal-hal musyabbihat (syubhat / samar, tidak jelas halal-haramnya), yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjaga hal-hal musyabbihat, maka ia telah membersihkan kehormatan dan agamanya. Dan, barangsiapa yang terjerumus dalam syubhat, maka ia seperti penggembala di sekitar tanah larangan, hampir-hampir ia terjerumus ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai tanah larangan, dan ketahuilah sesungguhnya tanah larangan Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah hati.’” (HR. Bukhori)

Hati merupakan alat pengendali segala kegiatan dan aktivitas kita sehari-hari. Jika hati seseorang jernih, maka ia akan menerjemahkan setiap pesan dari otak sebagai pesan yg jelas, terang benderang, dan berorientasi positif. Sebaliknya, jika hati sedang gelap, maka proses yg diterima akan cenderung negatif.

Beberapa virus hati yang mesti dihindari:

– Berlebihan dalam berbicara

– Berlebihan dalam memandang kemaksiatan

– Berlebihan dalam makan

Beberapa tips melembutkan hati:

– Dzikrullah dan membaca Al Qur’an

– Istighfar

– Beramal salih dengan terus menerus (tanpa henti)

– Menghadirkan perasaan takut mati dalam keadaan su’ul khatimah

– Memperbanyak ingat mati

– Memikirkan kehinaan dunia

Filed under: Khutbah Jum’at | 3 Comments »

Khutbah Jum’at – 20080912

Posted on September 25, 2008 by It’s Me

Nuansa religius senantiasa hadir tiap Ramadhan tiba. Kaum muslim berlomba-lomba beramal ibadah, karena hanya di Ramadhan, amal ibadah dilipatgandakan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, setan dibelenggu, dan kita diberi semangat (lebih) untuk beribadah.

Yg diharapkan, hal ini (semangat beramal dan beribadah) tidak saja terjadi di bulan Ramadhan, namun juga di bulan2 lainnya.

Pada Ramadhan, banyak doa dipanjatkan dan dilontarkan para hamba ALLOH SWT. Semakin banyak doa dipanjatkan, semakin besar harapan ingin dikabulkannya doa tersebut.

Sebagai makhluk terbaik, manusia mempunyai figur Rasululloh SAW sebagai suri tauladan dalam hidup di dunia (dan kelak di akhirat). Wasiat Rasululloh SAW: Al Qur’an dan Sunnah.

ALLOH SWT sudah berjanji di surat An Noor(24):55,“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”

Janganlah kita pernah merasa terbebas dari sifat munafik. Hal ini karena sifat munafik merupakan sifat yg cukup sulit dideteksi, mirip dengan takabur/sombong.

Ulama membagi sifat shiddiq menjadi:
1. Meluruskan dan membenarkan niat (hanya untuk ALLOH SWT)
2. Meluruskan impian dan pelaksanaan
3. Jujur dan benar dalam amal
4. Jujur dalam berkata-kata
5. Jujur dalam janji pada manusia dan sumpah pada ALLOH SWT
6. Jujur dalam meraih tingkatan2 istimewa (imam yg adil, menjadi hamba ALLOH SWT)

Filed under: Khutbah Jum’at | 49 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080905

Posted on September 24, 2008 by It’s Me

“Barangsiapa berpuasa bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lampau diampuni”(Muttafaq Alaihi)

Bekal di akhirat harus disiapkan di dunia, dengan persiapan dan pengamalan takwa dan amal shaleh. Dengan kata lain, mansia bisa masuk surga (namun mesti diingat, bahwa rahmat ALLOH SWT yg membuat seseorang masuk surga, bukan jumlah/besar amalannya). Di bulan Ramadhan ini, adalah saat yg tepat untuk memperbanyak amal shaleh.

Salah satu tanda kadar iman kita naik adalah dengan banyaknya perbuatan2 yg dilakukan yg diridhoi ALLOH SWT. Sementara itu, kebalikannya, jika kadar iman kita turun, maka akan banyak berbuat maksiat.

Indonesia, sebagai sebuah negara yg cukup besar, baik jumlah manusia maupun sumber daya, mestinya bisa menjadi negara yg disegani. Namun, kenyataannya, Indonesia masih diremehkan oleh bangsa lain. Ini menandakan adanya kesalahan yg harus diperbaiki. Kesalahan tersebut terutama terkait dengan mental.

Apa penyebab bangsa ini selalu ditimpa dalam kesulitan terus menerus? Bangsa Indonesia tidak punya pemimpin yg benar2 bisa memimpin. Lebih banyak pemimpin yg memuaskan hawa nafsunya sendiri. Segala amal sholeh yg dia lakukan tidak berbekas pada kehidupan sehari-hari.

Terlebih ada yg menyatakan bahwa “Agama jangan dibawa/dicampur ke dalam kehidupan sehari-hari”.

Filed under: Khutbah Jum’at | 2 Comments »

Khutbah Jum’at – 20080829

Posted on September 9, 2008 by It’s Me

Sebentar lagi kita akan masuk bulan Ramadhan. Sebuah bulan yg sangat dinanti oleh para muslim, bahkan Rasululloh SAW sendiri sudah mengatakan bahwa Ramadhan adalah yg dinanti.

Rasululloh SAW bersabda, bahwa kaum muslim yg menyambut Ramadhan dengan suka cita, lalu beribadah dan mengisi hari2nya dengan kebajikan, maka dia akan terbebas dari api neraka.

Oleh karenanya, marilah kita persiapkan diri kita, baik jasmani dan rohani, untuk menyambut dan mengisi hari-hari di dalamnya.

Puasa ~ shiyam ~ shaum merupakan istilah yg sering kita dengar. Namun kata shiyam lebih populer dibandingkan dengan shaum. Adapun kata shaum digunakan pada sebuah ayat di surat Maryam (17) ayat 26,“Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang Manusia pun pada hari ini”.”

Ayat yg paling populer mengenai puasa adalah Al Baqarah(2):183,“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”

Puasa, secara syariat mulai dilakukan sejak jaman Nabi Adam as.

Salah satu maksud berpuasa adalah untuk mendapatkan tingkatan takwa kepada ALLOH SWT. Adapun apabila badan menjadi sehat dan fit, itu adalah ‘efek samping’ tambahan.

Ibadah di bulan Ramadhan akan ‘naik’ kedudukannya. Dari yg semula sunnah akan dinilai sebagai ibadah wajib. Sementara ibadah wajib akan dikenai berlipat-lipat pahalanya.

Kita mendirikan sholat janganlah karena mencari pahala ataupun sekedar menggugurkan kewajiban saja, tapi juga untuk menambah semangat dan jiwa kita dalam hidup di dunia yg sudah penuh dengan kesulitan ini. Janganlah ibadah dilakukan untuk pamer, karena dengan pamer (riya) maka amal ibadah kita akan hangus.

Anak kecil yg masih belum baligh, tapi dia sudah mati (dipanggil kembali oleh ALLOH SWT), maka dia akan menjamin orang tuanya masuk surga.

Filed under: Khutbah Jum’at | 3 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080822

Posted on September 8, 2008 by It’s Me

Keluarga yg harmonis akan menghasilkan keturunan yg (lebih) baik. Sebaliknya, anak-anak yg nakal dan bengal, pada umumnya dihasilkan dari keluarga yg kacau balau serta semrawut.

Beberapa penyebab kenakalan anak:
1. Kemiskinan yg menimpa keluarga
Banyak anak meninggalkan keluarganya, karena kondisi miskin yg melekat pada keluarganya membuat dirinya tidak mendapatkan apa2 yg seharusnya menjadi haknya. Usai meninggalkan keluarga, tidak sedikit yg akhirnya terjerumus ke lembah hitam/nista, karena perjuangannya untuk mendapatkan biaya hidup.

2. Disharmoni antara ayah dan ibu
Pertengkaran ayah dan ibu juga bisa menjadi pemicu kenakalan anak. Si anak akan mencari pelarian di luar rumah terhadap masalah2 yg dia lihat di keluarganya.

3. Perceraian
Efek lanjut dari poin 2, adalah perceraian. Gangguan jiwa dan psikologi akan dialami si anak. Terlebih jika kedua orang tuanya bercerai dengan meninggalkan (atau akibat) persoalan yg benar2 parah.

4. Pergaulan negatif dan kawan yg jahat
Lingkungan juga bisa menjadi faktor seorang anak menjadi badung dan nakal. Terlebih kini banyak sekali lingkungan yg mengajarkan anak untuk merokok.

5. Perlakuan buruk oleh orang tua
Kekerasan yg dialami si anak, akan membuat si anak tumbuh menjadi pribadi yg bandel dan akhirnya juga menyukai kekerasan.

6. Film sadis dan porno
Dua hal ini juga ikut menentukan apakah si anak menjadi nakal atau tidak.

Yang harus dilakukan untuk mengatasi adalah membekali anak dengan pendidikan yg baik, serta memberi contoh dan membentuk keluarga yg harmonis.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20080815

Posted on September 7, 2008 by It’s Me

Hidup akan terasa indah dan nikmat, jika umat Islam memahami hal-hal berikut:
1. Dunia bukanlah tujuan hidup, tapi ada negeri akhirat sebagai tujuan akhir. Dunia itu hanyalah sementara, tidak ada keabadian didalamnya. Jadi yg kita kejar adalah sesuatu yg semu.

2. Apapun yg ada di dunia kita cintai dan benci, akan meninggalkan kita juga akan kita tinggalkan. Ada akhir dari hidup di dunia. Maka janganlah melupakan ibadah pada ALLOH SWT. Kesengsaraan dan kebahagiaan adalah hal sementara.

3. Sekecil apapun amalan kita (baik dan buruk) akan dimintai pertanggungjawabannya.

Sebuah nasehat singkat seseorang yg bijak, ketika dia bertanya pada murid2nya, barangkali bisa menjadi bahan renungan kita.
– Hal yg paling dekat di dunia adalah kematian.
– Hal yg paling jauh di dunia adalah masa lalu.
– Hal yg paling berat di dunia adalah amanah (tanggung jawab).
– Hal yg paling ringan di dunia adalah meninggalkan shalat 5 waktu.

Mari kita renungkan kembali hal2 di atas, terutama di bagian sholat. Apakah kita termasuk yg lalai, atau yg bertanggung jawab? Apakah rapat, pekerjaan, dan aktivitas duniawi lain lebih utama dari sholat 5 waktu?

Filed under: Khutbah Jum’at | 12 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080808

Posted on August 17, 2008 by It’s Me

Tema khutbah Jum’at kali ini adalah “Menguatkan Diri Dengan Sabar”.

Kehidupan masyarakat Indonesia masih belum bisa lebih baik sejak tahun 1997, sbg krisis multi dimensi. Meski banyak penduduk, tapi tidak ada pemimpin yg bisa melepaskan bangsa dari keterpurukan ini. Banyaknya pemimpin yg korupsi dan perbuatan jahat lainnya membuat kita hanya bisa mengelus dada.

Hidup bisa makin tidak pasti, namun bagi kaum muslim, sesungguhnya hidup adalah kepastian.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” Al Baqarah(2):164

Orang mukmin yg sabar kepada ALLOH SWT, adalah yg:
1. ALLOH SWT telah ciptakan alam sesuatu dengan perhitungan yg pas
2. Tiap langkah perbaikan hidup senantiasa dilimpahi berkah, meski langkah2nya belum berhasil.

Mengapa kita mesti sabar?
1. Dengan sabar, kita akan lebih tegar menghadapi cobaan. Tidak sabar akan mengakibatkan:
(a) Cobaan tidak bisa dilalui
(b) Akan banyak kesedihan yg dirasakan

2. Dengan sabar, ALLOH SWT akan berikan kesuksesan. Sesuai dengan hadits,“Peliharalah (perintah dan larangan) Allah, niscaya kamu akan selalu merasakan kehadiran-Nya. Kenalilah Allah waktu kamu senang, niscaya Allah akan mengenalimu waktu kamu dalam kesulitan. Ketahuilah, apa yang luput dari kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya kesulitan bersamaan dengan kemudahan.” (HR. Tirmidzi)

3. Banyak berita baik dari ALLOH SWT bagi orang2 yg sabar.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,” Al Baqarah(2):155

“Sungguh indah perkara orang-orang mu’min itu, terdapat kebaikan baginya dalam segala hal dan ini hanya untuk orang-orang mu’min. Apabila ia mendapat nikmat, maka ia bersyukur kepada Allah dan hal itu baik untuknya. Bila ia mendapat musibah, maka ia bersabar dan hal itu lebih baik baginya.” (HR Muslim)

Prakteknya, sabar dilakukan oleh orang non Muslim. Contohnya adalah pendiri Honda, yg tidak menyerah untuk terus melakukan eksperimen.

Dengan demikian, sabar adalah:
1. Terus berupaya cari solusi (konsisten)
2. Dinamis, tegar, tidak mudah menyerah

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

Khutbah Jum’at – 20080801

Posted on August 7, 2008 by It’s Me

Bulan Rajab disediakan untuk umat Nabi Muhammad SAW membersihkan, serta banyak istighfar minta ampun kepada ALLOH SWT. Peristiwa terbesar yg pernah terjadi, ada di bulan ini. Peristiwa tersebut adalah Isra’ Mi’raj. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa umur beliau sekitar 50 tahun saat peristiwa ini terjadi.

Berbagai ulama sepakat bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj ini sebagai hiburan bagi Nabi Muhammad SAW, karena beliau baru saja kehilangan 2 orang yg begitu dekat dengan beliau.

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Al Israa(17):1

Dalam peristiwa yg menggetarkan iman tersebut, turunlah PERINTAH SHOLAT, LANGSUNG DARI ALLOH SWT. Tidak seperti perintah2 lain, yg diturunkan melalui perantara malaikat Jibril. Ini artinya, sholat merupakan perintah yg benar2 khusus dan istimewa, sehingga sudah selayaknya umat Islam pun menjadikannya sebagai hal (ibadah) yg istimewa juga.

Globalisasi dan semangat materialistis membuat banyak manusia, termasuk kaum muslim, terjebak dan lalai dalam beribadah. Khusus bagi kaum muslim, mereka lupa dengan keistimewaan sholat. Bahkan sudah banyak yg berani untuk terang2an meninggalkan dan melupakan sholat dalam kehidupan mereka.

Padahal sholat adalah tiang agama, sebagaimana hadits berikut,“Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama” (HR. Bayhaqi)

Selain itu, sholat (yg benar) akan menjauhkan seseorang dari perbuatan yg jahat (baik melakukan perbuatan jahat/maksiat, maupun terhindar dari perbuatan jahat tersebut). “Dan dirikanlah olehmu shalat, karena sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar” (Al Ankabut : 45)

Namun, mereka banyak yg sengaja meninggalkannya. Jikapun mereka sholat, sesungguhnya tidaklah khusyu dan benar. Hal ini terutama karena kita masih bisa melihat, betapa banyak umat Islam (terutama di Indonesia) yg ibadah sholatnya rajin tapi korupsi jalan terus, dst dst.

Sesungguhnya mereka berada dalam keadaan yg merugi. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” Al Munaafiquun(69):3.

Semoga kita terhindar dari perbuatan sengaja meninggalkan sholat.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080725

Posted on August 1, 2008 by It’s Me

Ar Rum(30):41,“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” menyatakan bahwa kerusakan di darat dan laut merupakan perbuatan manusia. Ayat ini mempunyai pengharapan bahwa orang2 yg sudah berbuat kerusakan, mereka akan sadar serta kembali ke jalan yg benar.

Banyak contoh bahwa kerusakan yg dibuat manusia jauh lebih berbahaya dibandingkan kerusakan yg dibuat makhluk2 lain.
1. Harimau, jika dia berada di hutan, maka dia akan menjaga hutan. Sementara jika manusia masuk hutan, dia akan merusak hutan dengan melakukan penebangan2 liar.

2. Kucing, jika dia mencuri makanan, biasanya makanan yg tersisa ataupun 1-2 potong makanan yg lengah dijaga. Sementara jika manusia mencuri di dalam sebuah rumah, maka dia akan menggasak semua yg bisa dia lakukan. Bahkan membunuh pun tidak segan dia lakukan.

3. Manusia masuk bank, muncul kasus BLBI

4. Manusia masuk departemen, korupsi proyek2

5. Manusia masuk DPR/MPR, membuat undang2 yg merugikan

Manusia sudah dilengkapi dengan akal dan hati nurani, namun kenyataannya mereka masih melakukan pengrusakan di mana-mana. Contoh paling mudaha adalah Indonesia, sebuah negara yg kaya raya tapi para penduduknya miskin. Ini berarti para pemimpin tidak punya akal dan hati nurani.

Pada surat Al Hajj(22):46 disebutkan,“maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.”

Makna dari ayat di atas bahwa manusia yg punya akal sehat (tidak buta hati) akan selamat.

Beberapa program iblis untuk menyesatkan manusia:
1. Mencari harta dengan jalan yg haram
2. Menafkahkan hartanya di jalan yg haram
3. Menahan harta (kikir/bakhil)

Filed under: Blogroll | 4 Comments »

Khutbah Jum’at – 20080718

Posted on July 25, 2008 by It’s Me

Surat Al Ashr merupakan salah satu surat yg bisa membuat kaum muslim maju jika menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan waktu merupakan hal yg terus bergulir dan tidak akan kembali.

Yang jadi pertanyaan, bagaimana mengisi waktu yg sesuai dengan Islam? Banyak gaya hidup/cara mengisi waktu yg tidak sesuai dengan Islam.

“Time is money” merupakan cara pandang orang terhadap waktu, yg sifatnya materialistik. Akibatnya: waktu tidak boleh dilewatkan tanpa menghasilkan uang.

Ali bin Thalib berkata,”Barangsiapa menjalani hidup karena urusan perutnya, maka nilai manusia tersebut, di mata ALLOH SWT, sebesar apa yg keluar dari perutnya.”

Al Qur’an juga mengecam orang2 yg terlalu menurutkan hawa nafsunya:
Al A’raaf(7):176,“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.”

Pandangan hidup manusia yg terlalu tertuju pada dunia sebagai tujuan. Akibatnya jelas, derajat manusia akan turun drastis, karena terlalu menuruti hawa nafsunya. “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (Al Jaatsiyah(45):23)

Bahkan manusia yg senantiasa mengikuti kemauan hawa nafsunya, akan diumpamakan seperti anjing. Lihat kembali 7:176.

Saat ini, Islam hanya menjadi tuntunan pada saat ibadah atau di masjid saja. Saat selesai ibadah, atau berada di luar masjid, maka Islam kembali dilupakan.

Semoga ALLOH SWT melindungi kita dari sikap menuruti hawa nafsu.

Filed under: Khutbah Jum’at | 4 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080711

Posted on July 25, 2008 by It’s Me

Ada 3 macam nikmat, yakni
Pertama, nikmat yg cara memperolehnya diketahui oleh manusia. Nikmat seperti ini pada umumnya bersifat duniawi atau materi. Orang yg bekerja keras akan mendapat penghasilan/uang/rejeki/nikmat sebesar apa yg dia usahakan.

Kedua, nikmat yg ditunggu-tunggu kehadirannya. Nikmat ini juga pada umumnya bersifat duniawi.

Ketiga, nikmat yg tidak dirasakan oleh manusia. Sebenarnya nikmat ini dirasakan dan disyukuri, namun tidak semua orang mensyukurinya karena hal itu tadi, tidak dirasakan oleh manusia. Banyak nikmat yg tidak disadari oleh manusia, umumnya berupa nikmat2 yg tidak terlihat atau dirasa ‘kecil’. Seperti kesehatan, umur, dst.

Setiap manusia WAJIB bersyukur atas nikmat yg dia dapatkan, baik dia sadari maupun tidak. Surat Ibrahim(14)7 senantiasa menjadi rujukan bahwa manusia yg bersyukur akan mendapatkan nikmat yg lebih besar. Sementara orang yg tidak bersyukur akan menerima azab-Nya. “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.”

Nikmat yg ada/diberikan kepada manusia akan menghilang (berkurang) jika dia berbuat maksiat. Sementara perbuatan amal salih (perbuatan baik yg mendapat ridho ALLOH SWT) akan memudahkan jalan datangnya nikmat yang ditunggu.

Artikel lain tentang nikmat bisa dibaca di sini.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20080704

Posted on July 10, 2008 by It’s Me

ALLOH SWT senantiasa memberikan nikmat yg tidak ada habis2nya serta tidak akan bisa kita hitung. Bahkan, jika air laut dijadikan tinta dan semua batang kayu dijadikan pena, tidak akan pernah bisa digunakan untuk menulis semua nikmat-Nya.

Hal ini diperkuat surat Ibrahim(14):34, ALLOH SWT berfirman,“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat lalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”

Kita hanya bisa menghitung nikmat2 yg terlihat oleh kita saja, seperti:
– masih bisa bernafas dg normal, tidak melalui selang oksigen
– masih bisa makan, tidak diinfus
– masih bisa berjalan dengan normal, tanpa bantuan kursi roda

Bahkan orang2 yg sedang ditimpa kesusahan pun masih bisa bersyukur atas nikmat-Nya, seperti:
– orang yg memakai kursi roda, masih bisa bersyukur bahwa dirinya masih bisa beraktivitas di luar
– orang yg bernafas menggunakan selang oksigen masih bisa bersyukur bahwa dirinya masih hidup
– dst

Akan tetapi, manusia mempunyai sifat dasar pelupa, akibatnya, nikmat2 itu tidak pernah masuk dalam hitungan atau bahkan terpikir. Sebaliknya, mereka selalu melihat kesulitan dan kesusahan yg mereka derita.

Salah satu nikmat yg sering dilupakan adalah UMUR. Dari sekian banyak nikmat, ada yg mengatakan bahwa umur adalah nikmat yg paling mahal harganya dan paling tinggi nilainya. Penyebabnya, umur tidak bisa kembali atau diulang.

Untuk itu, kita mesti manfaatkan umur sebaik-baiknya, gunakan untuk mengabdi pada ALLOH SWT, banyak berbuat kebajikan, bermanfaat bagi orang banyak. Intinya: patuhi dan jalankan perintah ALLOH SWT dan jauhi larangan-Nya.

Bagi banyak orang, umur bertambah dianggap sebagai nikmat, padahal sebenarnya, semakin bertambah umur maka semakin dekat kita dengan ajal/kematian. Oleh karenanya, jangan terpedaya dg umur.

“Sebaik-baik manusia adalah manusia yg dianugerahi umur yg panjang dan banyak berbuat kebajikan. Seburuk2 manusia adalah manusia yg dianugerahi umur yg panjang dan diisi maksiat.”

Ada 5 nikmat yg mesti kita perhatikan:
“Gunakanlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara:1.hidup sebelum mati,2.sehat sebelum sakit,3.waktu luang sebelum sibuk,4.muda sebelum tua,5.kaya sebelum miskin.”

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080627

Posted on July 3, 2008 by It’s Me

Tiap orang ingin hidup bahagia, sehingga mereka berusaha untuk menggapainya. Pertanyaannya, bahagia seperti apa yg diinginkan, atau bahagia seperti apa yg hendak dicapai? Apakah uang yg banyak? Jabatan? Dengan demikian, bahagia adalah sesuatu yg relatif.

Hadits tentang kebahagiaan,“Ada 4 faktor kebahagiaan, yakni mempunyai istri yg sholehah, anak yg berbakti, teman yg baik, dan rejeki (halal) yg diusahakan sendiri.”

Istri Sholehah
Sifat-sifat istri sholehah terdapat di An Nisa(4):34,“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Sebaik-baik istri adalah istri (shalehah) yg membahagiakan, sebagaimana disebut dalam hadits,“Sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri salehah, jika kamu lihat maka menyenangkanmu wajahnya, jika kamu minta sesuatu darinya maka memuaskanmu akhlaknya, jika kamu tak dirumah maka dijaganya dirinya, hartamu & anak2mu, jika kamu dekat dengannya maka sayang & ridho kamu padanya, jika kamu jauh darinya maka rindu kamu padanya.”

Dengan demikian, seorang istri hendaknya:
– Bermuka manis (tidak cemberut bila uang belanja kurang)
– Patuh dan setia (selama perintah suami tidak bertentangan dengan agama)
– Memelihara amanah dari suami
– Memelihara silaturahim dengan lingkungan sekitar
– Tidak pergi tanpa ijin suami
– Menyimpan aib (suami dan keluarga)

Anak Berbakti
Anak merupakan ‘masalah’ yg mesti dihadapi hari ini dan masa depan. Harapan orang tua terhadap anak adalah si anak menjadi kebanggaan. Oleh karenanya, seorang anak mesti berbakti, dengan mematuhi perintah orang tua selama tidak bertentangan dengan agama.

Orang tua mesti membekali dengan pendidikan dunia dan akhirat. Dengan demikian, anak menjadi anak sholeh, yg berguna bagi masyarakat dan agama. Jadikan anak sebagai anak sholeh dan bermanfaat, agar menjadi tabungan akhirat kelak.

Doa-doa untuk mendapatkan anak yg sholeh:
“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” Al Furqaan(25):74

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” Ash Shaaffaat(37):100

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, — atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” Asy Syura(42):49-50

Teman (Lingkungan) yg Baik
Masalah peraulan menjadi faktor penentu dalam sosial. Saling menghormati, tolong menolong, akan membawa kebahagiaan. Rasululloh SAW sudah contohkan, bahwa meski hidup dalam kondisi yg sederhana, tapi kebahagiaan selalu beliau rasakan.

Hal tersebut bisa dilakukan di jaman sekarang, selama kita bergaul dengan orang baik di tempat/lingkungan yg baik pula.

Rejeki yg Halal
Dengan adanya rejeki yg halal, maka ibadah akan diterima, karena salah satu faktor diteriimanya ibadah adalah makanan kita mesti berasal dari usaha yg baik dan halal.

Terkait dengan rejeki:
– Islam menyuruh umatnya untuk mencari rejeki yg halal dan baik. “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” Al Jumu’ah(62):10

– Agar hidup dengan tenang, hiduplah dengan sederhana, jangan berlebihan (qana’ah).

Filed under: Khutbah Jum’at | 35 Comments »

Khutbah Jum’at – 20080620

Posted on June 26, 2008 by It’s Me

Ibadah tidak akan berarti jika kita lalai dengan tujuan kita. ALLOH SWT berfirman dalam surat Al Maauun(107):4-5,“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, — (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya,”

Yang dimaksud dengan lalai:
1. Orang2 yg lalai pada yg dituju. Pada saat sholat, yg semestinya mengingat ALLOH SWT (dzikrullah), malah mengingat hal lain, terutama masalah pekerjaan, bisnis, dst. Sholat sebagai sarana pengingat ALLOH SWT tertulis pada Thaha(20):14,“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.”

Saat sholat hendaknya banyak2 mengingat ALLOH SWT,“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Al Ankabut(29):45.

2. Orang2 yg lalai pada tujuan setelah dia sholat. Dasarnya adalah Al Ankabut(29):45. Selain itu ada hadits dari Imam Ahmad, yg berbunyi Rasululloh SAW bersabda yg isinya lebih kurang banyak orang yg malamnya sholat malam tapi di pagi hari dia mencuri.

Sholat sangat berperan dalam membentuk perilaku yg baik dana sosialisasi dengan masyarakat (jika melakukan sholat berjama’ah). Jika orang yg sering sholat tapi masih sering merugikan orang lain, itu artinya sholatnya masih belum didirikan, baru sekedar kewajiban. Rasululloh SAW sudah menyatakan hal ini,“Barang siapa sholatnya tidak dapat mencegahnya dari perbuatan keji, sesungguhnya ia bertambah jauh dari Allah.”

Orang yg sholatnya benar, dia akan mampu menciptakan kedamaian di masyarakat serta ketentraman di lingkungan sekitarnya. Orang yg beriman dengan sebenar-benarnya iman, akan menjaga sholatnya.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080613

Posted on June 20, 2008 by It’s Me

Dalam surat An Nahl(16):18, ALLOH SWT sudah menyatakan bahwa nikmat-Nya tidak terbatas karena tidak bisa dihitung oleh manusia.“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Hal paling mudah untuk melihat dan mensyukuri nikmat ALLOH SWT:
– Sudah berapa banyak kita bernafas hari ini?
– Berapa jenis makanan yg kita santap hari ini?
– Bagaimana jika kita tidak bernafas selama 2 menit saja?

Hidup yg sebenar-benarnya adalah hidup yg mengamalkan ilmu yg kita peroleh dan pelajari.

Dari sekian banyak nikmat ALLOH SWT, ada 2 nikmat yg paling istimewa, yakni nikmat iman dan Islam. Kedua hal ini TIDAK BOLEH lepas dari hati kita, hingga ajal menjemput nanti.

Hidup di dunia haruslah mencari ridho-Nya, karena dengan ridho-Nya, hidup kita akan menjadi lebih mudah.

Dalam Al Imran(3):103,“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Filed under: Khutbah Jum’at | 4 Comments »

Khutbah Jum’at – 20080606

Posted on June 12, 2008 by It’s Me

Sesungguhnya, hidup kita akan lebih bermakna jika segala aktivitas kita senantiasa dilandaskan (berdasarkan) kepada ALLOH SWT. Dengan kata lain, menisbatkan kepada ALLOH SWT, semua aktivitas kita (insya ALLOH) akan menaikkan derajat kemuliaan kita di hadapan-Nya.

Hal di atas bisa juga diungkapkan dalam kata yg lebih singkat, yakni IKHLAS.

Namun, kenisbatan mencakup lebih luas, karena semua hal, jika dinisbatkan kepada ALLOH SWT, seperti yg telah disampaikan di atas, akan menaikkan derajat. Sebagai contoh:
– Kertas, jika dinisbatkan kepada ALLOH SWT, maka akan menjadi mushaf-mushaf Al Qur’an
– Garasi, jika dinisbatkan kepada ALLOH SWT, maka akan menjadi tempat sholat Jum’at berjama’ah
dan masih banyak lagi.

Cara hidup kita, hendaknya mengikuti apa yang dicontohkan Rasululloh SAW. Sebagai contoh, adab berpakaian dan adab makan, hendaknya mencontoh Rasululloh SAW karena beliau adalah sebaik-baiknya contoh bagi manusia.

Siapa saja yang bersyahadat selain kepada Rasululloh Muhammad bin Abdullah, maka TIDAK BERHAK disebut muslim (Islam). Hal ini dikarenakan sudah jelas-jelas bahwa syahadat yang menjadi pegangan kaum muslim adalah bersaksi tiada Tuhan selain ALLOH SWT dan Muhammad (bin Abdullah) sebagai utusan/rasul-Nya.

Banyak hal dan krisis multidimensi yang membuat tingkat kehidupan masyarakat Indonesia semakin sulit. Hal ini kian terasa terutama sejak kenaikan BBM yg terjadi beberapa waktu lalu. Kenaikan BBM akan merembet kepada kenaikan harga barang dan jasa lain, sementara pendapatan/penghasilan tidak berubah.

Semestinya pemimpin lebih berpihak kepada masyarakat luas daripada kepentingan segelintir orang/kelompok. Sayangnya, pemerintah (dan pemimpin) Indonesia tidak pernah menunjukkan keberpihakannya kepada masyarakat, yg notabene mayoritas muslim. Akibatnya, kaum muslim, meski mayoritas jumlahnya, mayoritas dari mereka juga tidak memiliki kehidupan yg lebih layak.

Hal ini lambat laun menimbulkan kebencian dan kemarahan, yang kian terakumulasi seiring dengan ketidakberpihakan pemerintah/pemimpin kepada kaum muslim. Kekerasan akhirnya menjadi jalan keluar. Takbir (ALLOHU AKBAR) yang seharusnya memuji kebesaran ALLOH SWT, kini ALLOHU AKBAR berarti ‘ijin’ untuk menyerbu, membakar, menghancurkan rumah ibadah dan melakukan kekerasan.

Hal lain yang meresahkan, dan harus dicermati adalah budaya instan. Bisa kita lihat dari berbagai macam acara dan perilaku masyarakat kita, seperti kuis-kuis yang tidak mendidik, acara2 yg melibatkan sms, dan banyak lagi hal lainnya.

Bisa disimpulkan, manusia ingin hidup senang tapi melupakan nurani. Aktivitas2 seperti korupsi, mencuri, dan tindakan kriminal lainnya merupakan wujud dari kesimpulan tersebut.

Dosa adalah:
– jika hati nurani mengingkari perbuatan tersebut
– perbuatannya takut diketahui orang

Filed under: Khutbah Jum’at | 2 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080530

Posted on June 5, 2008 by It’s Me

Orang yg senantiasa membantu orang lain dengan kekayaannya mendapat ‘julukan’ muhsinin. Ada juga yg menyatakan muhsinin sebagai dermawan yg tidak menunjukkan identitas dirinya. Di Indonesia, istilah muhsinin sangat tepat kita berikan pada orang2 yg menyumbang dengan menggunakan “hamba ALLOH” sebagai identitas mereka.

Makna sebenarnya dari muhsinin adalah orang2 yg senantiasa berbuat kebajikan.

Al Qur’an menyebutkan kata muhsinin ini sebanyak 25 kali di 14 surat.

Beberapa ciri-ciri muhsinin:
1. Orang bertaqwa.
2. Senantiasa menafkahkan harta mereka, baik di saat lapang atau sempit
3. Dapat menahan amarah.
4. Senantiasa memaafkan kesalahan orang lain.
5. Selalu sabar dalam setiap kondisi.
6. Menegakkan sholat.
7. Ingat kepada ALLOH SWT di manapun mereka berada.
8. Apabila berbuat kesalahan/dosa, segera meminta ampun kepada ALLOH SWT dan berjanji tidak mengulanginya lagi (bertaubat).
9. Memiliki keyakinan yg kokoh.

Contoh muhsinin:
1. Semua orang dengan ciri-ciri di atas.
2. Jika merujuk kepada At Taubah ayat 92 dan 120, semua sahabat yg ikut dalam perang Tabuk maupun yg tidak ikut karena alasan uzur.
3. Dalam surat Yusuf dan Ash Shaffat, rasul2 ALLOH SWT sebagai berikut: Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Yusuf as, Nabi Musa as, Nabi Harun as, dan Nabi Ilyas as.

Kepada muhsinin, ALLOH SWT akan senantiasa bersama mereka, rahmat-Nya sangat dekat bagi mereka, serta ALLOH SWT tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.

Filed under: Khutbah Jum’at | 4 Comments »

Khutbah Jum’at – 20080523

Posted on May 29, 2008 by It’s Me

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita salah menempatkan prioritas. Termasuk di dalamnya dalam hal ibadah. Salah satu contoh ibadah yg salah prioritas adalah ibadah haji.

Haji, sebagai sebuah puncak ibadah, akan ‘dikalahkan’ prioritasnya jika di sekitar calon haji masih ada anggota masyarakat/warga yg menderita kelaparan. Dengan kata lain, prioritas menyantuni kaum muskin lebih tinggi dibandingkan dengan berhaji.

Ada 2 kisah yg menceritakan ‘keunggulan’ menyantuni warga miskin dibandingkan dengan berhaji.

Dalam sebuah riwayat, seorang ulama besar berniat menunaikan ibadah haji. Dalam perjalanan menuju Mekkah, dilihatnya seorang miskin yg sedang meminta pertolongan. Tanpa ragu, ulama besar ini memberikan SELURUH bekal hajinya. Otomatis, karena sudah tidak ada lagi bekal, maka beliau kembali ke kampung halamannya.

Namun, anggota rombongan yg lain melihat kehadiran beliau di Mekkah. Dilihatnya sang ulama berthawaf, sa’i dan mengerjakan haji dengan sempurna.

Kisah yg lain, seorang ulama menunaikan ibadah haji. Saat istirahat, sang ulama mendengar percakapan tentang kualitas ibadah haji yg dilakukan para jama’ah haji. Dalam percakapan tersebut, didapat kesimpulan bahwa haji yang dilakukan para jama’ah haji diterima oleh ALLOH SWT bukan karena aktivitas haji para jama’ah, namun disebabkan oleh si Fulan.

Penasaran, sang ulama ini mencari si Fulan, namun ternyata tidak ditemukan di rombongan haji manapun. Lalu ditemukan informasi bahwa si Fulan ini hidup di sebuah daerah. Terdorong rasa penasaran, sang ulama mendatangi daerah tersebut. Didapatinya si Fulan hidupnya biasa saja, malah tidak jadi berhaji tahun itu.

Ketika ditanya sang ulama, tindakan apa yg dilakukan si Fulan menjelang pergi berhaji. Si Fulan menjawab bahwa dia semula hendak berhaji, tapi ketika mengetahui ada tetangganya yg kesulitan hidup, dia berikan seluruh bekal hajinya untuk tetangganya tersebut.

Hikmahnya dari 2 kisah di atas: apabila kita menyantuni warga miskin, insya ALLOH pahalanya akan serupa dengan berhaji. Dengan kata lain, ALLOH SWT menggantikan santunan terhadap warga miskin dengan ibadah haji.

Kesalahan penempatan prioritas ibadah lain yg dilakukan oleh kita dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. Menyesuaikan waktu meeting dengan waktu sholat. Seringkali kita mengadakan meeting menjelang sholat dhuhur atau ashar, sehingga kita jadi terlambat sholat. Sebuah artikel menarik tentang sholat dan kerja bisa dibaca di sini.

2. Kita lebih mendahulukan makan tepat waktu dibandingkan dengan sholat tepat waktu. Sholat tepat waktu merupakan wujud syukur kita terhadap ALLOH SWT.

Kita perhatikan surat Al ‘Ashr(103),“Demi masa. — Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, — kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”

Perhatikan juga nasihat Rasululloh SAW, agar kita memperhatikan 5 perkara sebelum datang 5 perkara.

Filed under: Khutbah Jum’at | 4 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080516

Posted on May 21, 2008 by It’s Me

Kehidupan di dunia hanyalah sebentar, tidak ada waktu untuk bermain-main dan bersenda gurau. Namun kebanyakan manusia malah terlena, sehingga lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bersenda guraua dan main-main. ALLOH SWT sudah nyatakan hal ini, Al An’aam(6):32,“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” Al ‘Ankabuut(29):64,“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” dan Muhammad(47):36,“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.”

Layaknya seorang musafir yg sedang dalam perjalanan, dia berhenti sejenak di sebuah tempat untuk beristirahat seraya mengumpulkan bekal untuk persiapan perjalanan berikutnya. Namun, saya ulangi lagi, kebanyakan manusia menyangka tempat istirahat ini adalah tempat peristirahatan terakhir sehingga mereka tidak mempersiapkan bekal untuk kehidupan berikutnya.

ALLOH SWT juga mengingatkan di Al Hadiid(57):20,“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”

Dalam ayat tersebut, ALLOH SWT melukiskan kehidupan dunia sebagai kehidupan yg rendah, dengan maksud dan tujuan agar manusia tidak terlena dengan kehidupan yg semu. Manusia, selaku hamba ALLOH SWT, hendaknya memperbanyak ibadah, berbuat baik, bermanfaat bagi orang banyak, karena hal ini merupakan tindakan yg seharusnya diperbuat.

Gambaran kehidupan sekarang yg begitu banyak kesulitan merupakan realita dan bukti bahwa kehidupan dunia tidak perlu berlebihan.

Untuk mengadukan berbagai kesulitan dan kesusahan, hendaknya ALLOH SWT semata sebagai tempatnya. Sebagaimana Nabi Yakub mengadukan kesusahannya pada surat Yusuf(12):86,“Yakub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.”

Untuk menghadapi masalah-masalah yg datang silih berganti, maka usaha yg bisa (dan mesti) kita lakukan adalah memperbanyak ikhtiar dan berdoa kepada ALLOH SWT. Hal lain adalah kurangi maksiat dan memperbanyak amal kebajikan.

Artikel lain tentang kehidupan dunia, silakan baca di sini.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

Khutbah Jum’at – 20080509

Posted on May 15, 2008 by It’s Me

Bismillah,

Alhamdulillah, berkat taufik, hidayah, dan inayah-Nya, kita masih bisa bertemu di hari Jum’at.

ALLOH SWT berfirman di Ash Shaf(61):10-11,”Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? — (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,”

Maksud dari ayat di atas, ALLOH SWT menawarkan kepada kaum muslim, tentang perdagangan yg keuntungannya dapat menyelamatkan kita dari siksa neraka. Tawaran ini diberikan agar kita selamat dunia-akhirat.

ALLOH SWT sudah menyediakan banyak hal yg halal bagi manusia, karenanya alangkah baiknya kita hindari hal-hal yg bersifat makruh, karena ALLOH SWT sesungguhnya tidak menyukai hal-hal yg makruh.

Beberapa hal yg mesti dilakukan seorang muslim:
1. Mempertahankan keimanan yg telah datang/diberi ALLOH SWT.

Al Baqarah(2):164,”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”

Orang yg menjalankan perintah ALLOH SWT dan menjauhi larangan-Nya tidak akan mendapat masalah yg tidak bisa dipecahkan/diselesaikan. Selain itu ALLOH SWT akan memberi rejeki dari arah yg tidak diduga-duga. Seperti pada Ath-Thalaq(65):3,”Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”

Di akhir jaman ini, begitu banyak tantangan dan godaan. ALLOH SWT sudah memperingatkan hal ini,”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Al Baqarah(2):168), Al An’am(6):142,”Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu,”

Contoh yg paling nyata dari orang/manusia yg mendapatkan ‘musibah’ karena terjerumus perangkap setan adalah nenek moyang kita, Nabi Adam as dan Ibu Siti Hawa.

2. Mengikuti jejak/sunnah Rasululloh SAW, selaku Nabi dan Rasul terakhir.

Kita HARUS MEMPERCAYAI bahwa TIDAK ADA NABI DAN RASUL LAGI SETELAH NABI MUHAMMAD SAW! Siapapun yg datang dan mengaku sebagai Nabi dan/atau Rasul terakhir, terlebih di jaman sekarang, WAJIB KITA TOLAK! Dari sekian banyak Nabi dan Rasul yg diutus ALLOH SWT, hanya Nabi Muhammad SAW yg paling utama!

3. Membaca, menghayati, mengikuti, dan mengamalkan Al Qur’an dan Sunnah.

Rasululloh SAW mewariskan ilmunya melalui para ulama. Selama beliau menyebarkan Islam, 13 tahun di Mekkah bertumpu pada aqidah dan 10 tahun di Madinah dengan tumpuan menyempurnakan agama dan tatanan sosial.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080502

Posted on May 8, 2008 by It’s Me

Sebagai makhluk yg berakal yg diciptakan ALLOH SWT, normalnya kita memiliki sifat malu. Banyak alasan mengapa kita MESTI memiliki sifat malu:
1. Pemalu merupakan sifat ALLOH SWT.
“Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya yang menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa.” (HR. Al Hakim)

2. Sifat malu membentengi kita dari perbuatan yang tidak sopan.
“Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk adalah kebengisan tabi’at dan kebengisan tabi’at di neraka.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi)

“Nabi Saw lebih malu daripada seorang gadis dalam pingitannya.” (HR. Bukhari)

3. Orang yg tidak punya malu, dia akan bersikap/melakukan tindakan yg merendahkan dirinya.
“Kalau kamu sudah tidak punya malu lagi, lakukanlah apa yang kamu kehendaki.” (HR. Bukhari)

Dengan demikian, sifat malu merupakan ciri khas orang beriman. Jika orang yg beriman melakukan tindakan yg tidak patut, maka dia akan malu. Sebaliknya, jika rasa malu sudah tidak ada pada diri orang yg beriman, sebagaimana hadits di atas, maka dia akan berbuat seenaknya, dan itu berarti musibah/celaka menimpa orang tersebut.

Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, “Iman itu ada enam puluh lebih cabangnya, dan malu adalah salah satu cabang iman.”

4. Malu akan membuat orang lebih banyak berbuat kebaikan.

Setidaknya ada jenis rasa malu yang mesti dimiliki seorang muslim:
1. Malu pada diri sendiri.
Jika kita punya rasa malu ini, maka kita malu saat berbuat sedikit kebaikan. Sebaliknya, kita akan senantiasa berbuat kebaikan sebanyak mungkin.

2. Malu pada orang lain.
Dengan memiliki rasa malu ini, kita akan selalu menghindar dari berbuat keburukan.

3. Malu pada ALLOH SWT.
Sifat malu ini merupakan sifat malu yg terbaik. Dengan memiliki rasa malu ini, insya ALLOH kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

*artikel lain tentang rasa malu bisa dibaca di sini*

Filed under: Khutbah Jum’at | 3 Comments »

Khutbah Jum’at – 20080425

Posted on April 30, 2008 by It’s Me

Hari Jum’at sudah ditetapkan sebagai hari istimewa, karena di hari Jum’at ini ada ibadah sholat Jum’at yang tertera dalam Al Qur’an, Al Jumu’ah(62):9,“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Saat sholat Jum’at, tidak hanya ibadah sholat yang dilakukan. Juga ada infaq dan shodaqoh.

Sholat Jum’at merupakan salah satu ibadah yang mesti dilakukan, karena ALLOH SWT menyatakan bahwa DIA menciptakan manusia dan jin hanya untuk beribadah kepada ALLOH SWT. Mari kita perhatikan Adz-Dzariyat(56):51,“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”

Ada 2 jenis ibadah:
1. Ibadah khusus. Yang dimaksud dengan ibadah khusus adalah ibadah yg mempunyai aturan untuk melakukannya. Contohnya: sholat, zakat, ibadah haji, dll.
2. Ibadah umum. Sementara ibadah umum bisa dilakukan kapanpun. Contohnya: shodaqoh, infaq, senyum, dll.

Sebagai ibadah umum, infaq dan shodaqoh mempunyai keistimewaan, yakni berlipat gandanya ganjaran sedekah, seperti tertera pada Al Baqarah(2):261,“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Sementara itu, sedekah kepada orang miskin mestilah dilakukan dengan ikhlas. “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” Al Baqarah(2):263.

Kita harus yakin bahwa ALLOH SWT Maha Kaya, sehingga kita jangan ragu untuk bersedekah dan infaq, terlebih lagi untuk pembangunan masjid. Karena bersedekah/infaq untuk pembangunan masjid, insya ALLOH, akan menjadi amalan yang menolongnya kelak di akhirat, sebagaimana hadits Rasululloh SAW,”Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080418

Posted on April 25, 2008 by It’s Me

Rasululloh SAW berkata kepada Ibnu Abbas,”Hai Ibnu Abbas, seandainya seluruh manusia berkumpul untuk mencelakakanmu, pasti tidak bisa jika ALLOH SWT tidak ‘memicu’ orang2 tersebut untuk mencelakakanmu. Demikian pula sebaliknya, selama tidak tertulis di Lauhin Mahfudz, maka tidak ada yg bisa menolongmu.”

Hakikat dari pernyataan Rasululloh SAW di atas adalah IMAN.

Pertanyaan: apakah kita termasuk ke dalam golongan orang yg yakin akan aturan ALLOH SWT?

Idealnya, kita senantiasa bersyukur kepada ALLOH SWT terhadap apa-apa yg kita terima dari-Nya. Realitanya, kebanyakan dari kita hanya mengingat ALLOH SWT di saat susah, sementara pada saat kenikmatan berupa kesenangan didapat, kita malah lupa dan seakan2 tidak mengenal ALLOH SWT.

Perhatikan As Sajadah(32):27,“Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang daripadanya (dapat) makan binatang-binatang ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?”

Sesungguhnya, manusia di bumi tidak akan merasakan kebahagiaan jika ALLOH SWT tidak menurunkan kebahagiaan kepada manusia. Orang beriman memandang dunia sebagaimana tertulis pada Al Kahfi(18):45 – 46,“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. — Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”

Orang beriman akan menghadapi segala sesuatu dengan kesabaran. Ditimpa musibah, dia bersabar, menerima dengan lapang dada. Mendapat kenikmatan, dia bersabar, bersyukur terhadap nikmat yg dia terima dan berusaha tidak lupa dengan Sang Pemberi. Dengan kata lain, semua urusan adalah hal yg baik baginya.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20080411

Posted on April 17, 2008 by It’s Me

Rasululloh SAW bersabda,“Umatku pasti masuk surga, kecuali umatku yg tidak mau masuk surga.” Para sahabat merasa heran dengan pernyataan Rasululloh ini. Mereka bertanya,”Ya Rasululloh, siapakah dari umatmu yg tidak mau masuk surga?” Rasululloh SAW menjawab, bahwa umat beliau yg tidak mau masuk surga adalah umat beliau yg tidak mau melaksanakan/mengikuti sunnah beliau. (haditsnya juga bisa dilhat di sini)

Bisa dikatakan, ahli surga adalah ahlus sunnah wal jama’ah, yakni golongan umat Rasululloh SAW yg mengikuti dan melaksanakan sunnah2 beliau.

Untuk bisa mencapai/masuk surga, kita tidak bisa diam saja. Pelaksanaan ibadah dan beramal shaleh merupakan kunci untuk menggapainya. Kenyataan di Indonesia, umat Islam cenderung ingin masuk surga tanpa mau beribadah/melaksanakan perintah-Nya dan mengikuti sunnah-sunnah Rasululloh SAW.

Ar Ra’du(13):35 merupakan salah satu deskripsi surga. “Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman). mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.”

Surga hanya akan diisi oleh orang2 yg saleh. Yang dimaksud dengan orang2 saleh adalah:
– laki2 dan istrinya
– ayah dan ibunya
– kakek dan neneknya
– nenek moyangnya
– anak dan keturunannya

Namun, ada juga suami yg soleh dan istri yg durhaka, sebagaimana tercantum di At Tahrim(66):10,“Allah membuat istri Nuh dan istri Lut perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.”

Ada juga kisah Nabi Nuh, yg anaknya (keturunannya) tidak mau mengikuti perintah ALLOH SWT yg disampaikan melalui bapaknya. “Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” — “Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” — “Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” Dan air pun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang lalim.”” — “Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.”” — “Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.”” (Hud(11): 42 – 47)

Filed under: Khutbah Jum’at | 4 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080404

Posted on April 10, 2008 by It’s Me

Sesungguhnya, beruntunglah orang2 yg memeluk agama Islam, dan merugilah orang2 yg menolak Islam. Hal ini dikarenakan Islam membawa dunia dari masa kegelapan (jahiliyah) ke masa yg lebih terang benderang.

Di bulan Rabiul Awal ini, masih banyak tempat yg merayakan kelahiran Rasululloh SAW. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kecintaan kepada beliau. Cinta Rasululloh SAW berarti cinta dengan sunnah2 beliau. Dengan mencintai sunnah2 beliau, insya ALLOH kita akan bersama-sama beliau di akhirat kelak.

Beberapa hal penting mengapa Rasululloh SAW diutus:
1. Menanamkan kecintaan pada Rasululloh SAW.
Ini berarti meneladani dan mengamalkan akhlak2 beliau. Tidak ada rasa dengki, marah, dan benci kepada orang2, termasuk orang2 yg membenci dan memusuhi kita.

Al Ahzab(33):21,“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

2. Menanamkan keyakinan terhadap ALLOH SWT.
Pada jaman jahiliyah, kaum Quraisy menyembah berhala. Rasululloh SAW pun diutus untuk menghancurkan berhala2 tersebut dan mengajak ke jalan kebenaran, Islam.

An Nisa(4):1,“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

An Nisa(4):117,“Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka,”

Tidak mudah untuk menanamkan keyakinan pada seseorang, karena keyakinan merupakan sebuah hidayah. Yang mesti kita yakini adalah, mempercayai ALLOH SWT yg akan menolong hamba2-Nya yg senantiasa taat dan patuh pada-Nya.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

Khutbah Jum’at – 20080328

Posted on April 2, 2008 by It’s Me

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl(16):97) menyatakan bahwa ALLOH SWT TIDAK AKAN PERNAH MENGINGKARI JANJI-NYA.

Jika kita lihat bangsa Indonesia, terutama di daerah, kita akan melihat begitu banyak kemiskinan & kurangnya pendidikan. Indonesia sebagai zamrud khatulistiwa nyatanya masih banyak masyarakatnya yg berada dalam keadaan miskin & serba kekurangan. Ini seperti peribahasa ayam mati kelaparan di lumbung padi.

Sebagai kaum mayoritas, kaum muslim hendaknya menjadi motor bangsa.

Hal yg terbalik dengan negara Singapura. Negara non muslim, namun begitu mudah menemukan makanan, jarang ditemukan orang kelaparan. Apakah yg salah?

“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (At Taghaabun(64):11)

Dengan menelaah ayat di atas, kita bisa dapati bahwa kaum muslim Indonesia BELUM sepenuhnya beragama. Agama masih menjadi pelengkap semata tanpa ada spirit dalam kehidupan sehari-hari. Banyak contohnya, diantaranya banyak kepentingan kaum muslim yg ditelantarkan. Sementara sinetron lebih banyak disaksikan dibandingkan dengan acara agama. Orang lebih suka berada di belakang pada saat berjama’ah. Dengan kata lain TONTONAN MASIH DIUTAMAKAN DIBANDINGKAN TUNTUNAN.

Semoga ALLOH SWT melindungi kita dari tipuan dunia.

Filed under: Khutbah Jum’at | 49 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080321

Posted on March 27, 2008 by It’s Me

Jika kita melihat dan memperhatikan Al Baqarah(2):133, kita akan melihat bahwa seorang Nabi/utusan ALLOH SWT akan tetap khawatir dan memperhatikan kondisi keturunannya usai dia meninggal. “Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”

Dalam beberapa kesempatan, Rasululloh SAW menyatakan bahwa kriteria orang yg paling mulia ada pada diri Nabi Yusuf as, karena Nabi Yusuf as merupakan putra dari Yaqub serta cucu dari Ibrahim. Sebagaimana ayat di atas, menjelang wafatnya, Nabi Yaqub as tetap memperhatikan aqidah yg akan dipegang oleh keturunannya.

Beberapa ayat Al Qur’an yg dianjurkan dibaca, agar senantiasa mendapat perlindungan ALLOH SWT sehingga ketika mati tetap dalam keadaan Islam:
– Al Imran(3):193,“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu”, maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.”

– Al A’raf(7):126,“Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami”. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)“.

– Yusuf(12):101,“Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian takbir mimpi. (Ya Tuhan). Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.

Para Nabi, termasuk Rasululloh SAW senantiasa berdoa agar diwafatkan dalam keadaan Islam, karena sangatlah mudah iman menghilang dari dalam hati kita. ALLOH SWT punya kekuasaan untuk mencabut iman seseorang, kapanpun dan dimanapun. Oleh karenanya, kita mesti senantiasa meminta pada-Nya, meminta perlindungan-Nya agar iman tidak pernah meninggalkan diri kita.

Orang yg tidak punya sifat amanah dianggap orang tidak beragama, karena ALLOH SWT sudah menyatakan bahwa amanah adalah hal wajib yg mesti dipenuhi oleh manusia selaku khalifah di muka bumi ini.

Orang muslim yg baik adalah seorang muslim yg bisa menjaga lidah dan sikapnya, sehingga muslim lain/saudaranya/tetangganya tidak terganggu olehnya. Meski seorang muslim begitu giat beribadah, tapi jika dia senantiasa membuat tetangganya tidak merasa aman, maka Rasululloh SAW menyatakan bahwa dia akan masuk neraka. “Barangsiapa ingin disenangi Allah dan rasulNya hendaklah berbicara jujur, menunaikan amanah dan tidak mengganggu tetangganya.” (HR. Al-Baihaqi)

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20080314

Posted on March 23, 2008 by It’s Me

ALLOH SWT banyak menitipkan amanah kepada kita. Tugas manusia adalah menjaga amanah tersebut. Beberapa amanah yg dititipkan kepada kita antara lain harta dan anak. Kedua hal ini merupakan amanah yg mesti dijaga, jangan sampai kita lalai sehingga menyulitkan kita ataupun amanah yg seharusnya kita jaga.

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al Hadiid(57):20)

Orang yg lalai dengan amanah2 tersebut, ALLOH SWT mengancam akan menurunkan siksaan yang pedih, serta orang tersebut akan termasuk orang2 yg lalai.

Banyak contoh orang yg lalai dari amanah yg dititipkan padanya. Oleh karenanya, jangan sampai kita melalaikan kedua amanah tersebut. Rejeki, anak yg diberikan ALLOH SWT kepada kita hendaknya menjadi ‘alat’ bagi kita untuk bisa lebih dekat dengan-Nya.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080307

Posted on March 21, 2008 by It’s Me

Sebentar lagi kita akan masuk ke bulan Rabiul Awal, bulan kelahiran Rasululloh SAW. Perhatikan firman ALLOH SWT berikut,“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al A’raaf(7):157)

Dari ayat di atas, bisa dilihat, bahwa orang2 yg beruntung dunia akhirat adalah orang yg:
1. Memuliakan Rasul dan Nabi
2. Menolong Rasul dan Nabi
3. Mengikuti cahaya petunjuk Al Qur’an

Memperingati dan menyanjung Rasululloh SAW merupakan salah satu bentuk memuliakan beliau, kecuali jika diperingati dengan cara2 yg terdapat unsur maksiat di dalamnya, misalnya dg keramaian yg mencampurkan laki2 dan perempuan.

Menolong Rasululloh SAW bisa dilakukan dengan membelaa agama Islam, agama yg dibawa beliau. Untuk itu, landasilah perbuatan kita dengan penuh cinta kepada beliau.

Dengan cinta pada ALLOH SWT dan Rasul-Nya, maka kita akan mudah untuk berkorban untuk kepentingan agama. Semakin kita sering menolong agama ALLOH SWT, maka Dia juga akan menolong kita di waktu yg tidak kita duga.

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad(47):7)

Mengikuti cahaya Al Qur’an dengan cara banyak membaca, mempelajari dan mengamalkannya. Dengan begitu, perlahan tingkah laku kita akan menyerupai Al Qur’an, sehingga insya ALLOH akan selamat dunia akhirat.

Sebagai pesan akhir, mari kita tinjau kembali pesan Rasululloh SAW,“Aku tinggalkan bagi kamu 2 perkara, kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang pada 2 perkara, yaitu Al Qur’an dan Sunnah. Pertanyaan pada diri kita, sudahkah kita berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah? Atau kita malah menginjak2nya?

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20080229

Posted on March 7, 2008 by It’s Me

Tafsir Al Qur’an terbaru (dari Kairo) menampilkan beberapa hal belum pernah dibahas sebelumnya. Sebagai contoh, detail tentang haji, sholat, dsb.

Ambil contoh tentang sholat, terdapat 68 ayat yg terkait dengan keimanan, tauhid, doa, ibadah, ekonomi&bisnis.

Surat Thaha(20):14 menjelaskan tentang tauhid (keesaan ALLOH SWT),“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.”

Kemudian surat Ibrahim(14):40 berisi ibadah (sholat dan doa),“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”

Al Fath(48):29 berisi penjelasan bahwa Muhammad SAW adalah utusan ALLOH SWT,“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Penjelasan mengenai waktu sholat bisa kita temukan di An Nisa(4):103,“Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

Dari hasil penelitian ilmuwan Cina, didapatkan bahwa waktu-waktu sholat merupakan saat energi keluar, yg bermanfaat bagi manusia. Berikut penjelasannya:

  • Dhuhur yg dimulai sekitar jam 12 siang merupakan waktu keluarnya energi api. Energi ini berguna untuk memperbaiki jantung.
  •  Ashar merupakan saat keluarnya energi api (yg melemah). Pada saat ashar ini, organ internal memisahkan zat-zat kimia dari jantung dan kandung kemih.
  • Saat Magrib, akan muncul energi air yg bermanfaat untuk memperbaiki ginjal.
  • Waktu Isya berguna untuk mengurangi kelebihan pasokan energi yg masuk.
  • Jam 11 malam, muncul energi kayu yg berguna membasmi racun.
  • Sementara jam 2 malam, energi udara akan lepas. Manfaatnya mencegah kanker dan stres.
  • Jam 4 pagi merupakan saat yg tepat untuk membersihkan jantung dan paru2. Tidak heran, apabila sholat subuh di masjid, sering terdengar orang batuk.
  • Jam 6 pagi merupakan saat berhentinya proses membasmi racun. Pada jam 6, akan muncul energi tanah yang berfungsi memperbaiki pencernaan.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080222

Posted on February 27, 2008 by It’s Me

Syukur terhadap nikmat yg kita dapat akan membuat nikmat itu sendiri bertambah. Sementara ingkar/kufur nikmat, akan membuat kita celaka. Kita perhatikan ayat berikut, Ibrahim(14):7,”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.”

Dalam An Nahl(16):78,”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” Ini artinya, saat kita lahir, kita tidak tahu apa2, tidak ada ilmu pengetahuan yg kita miliki. Yang kita punya hanya 1, naluri. Seorang bayi yg menangis menandakan si bayi mengirim naluri (kepada orang tuanya) bahwa ada sesuatu yg tidak dia sukai (entah mengompol, buang air, dst).

Tahapan berikutnya, barulah diajarkan kemampuan mendengar, melihat, berbicara, akal budi, dst. Maka hati, mata, dan telinga harus menjadi sarana untuk bersyukur.

Syukur = menggunakan nikmat untuk sempurnakan ibadah, sesuai dengan ketentuan-Nya (taat pada-Nya).

Apabila manusia taat kepada ALLOH SWT, maka level dia melebihi malaikat. Sementara jika dia kufur, itu artinya level dia jauh di bawah binatang.

artikel lain, terkait dg syukur bisa dibaca di sini.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20080215

Posted on February 24, 2008 by It’s Me

Topik kali ini adalah keberkahan.

Bangsa Indonesia merupakan penduduk dg jumlah yg cukup banyak, kekayaan melimpah, tapi masih banyak rakyatnya yg tidak mampu menutupi hajat hidupnya (hidup miskin).

Sebuah teori mengenai kaya, dilontarkan Robert T Kiyosaki, yakni orang kaya = memiliki harta sebanyak-banyaknya.

Banyak sekali orang kaya, tapi hartanya tidak berkah. Uangnya banyak tapi di satu waktu tertentu, tiba-tiba dia memiliki banyak hutang. Ini artinya hartanya tidak berkah. Namun, ada orang yg gajinya/hartanya tidak banyak, tapi dia bisa sekolahkan anaknya hingga lulus kuliah, bisa naik haji, dst dst. Inilah harta yg, insya ALLOH, berkah.

Sudah seharusnya kaum muslim menganggap kerja sebagai sarana ibadah (mencari kebahagiaan dunia dan akhirat), tidak hanya sebagai sarana untuk mencari harta semata. Perbanyak kebajikan dalam bekerja, agar harta yg didapat = harta yg berkah.

Harta yg berkah = harta yg didapat tidak hanya dinikmati sendiri tapi juga berbagi dengan orang lain. Dengan kata lain, ada nilai plus kebijakan dalam penggunaan harta.

Faktor-faktor berkah:
– Tidak memakan harta orang lain
– Harta digunakan untuk keperluan/kegiatan yg tidak melanggar perintah ALLOH SWT

Hakekat berkah:
– Merdeka secara rohani. Siap mental dan spiritual, bahwa ALLOH SWT yang memberi rejeki.
– Merdeka secara fisik. Kebutuhan dasar sudah terpenuhi

Artikel terkait:
Harta yang berkah.

Filed under: Khutbah Jum’at | 13 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080208

Posted on February 17, 2008 by It’s Me

Kuat dan lemahnya iman bisa dilihat dari akhlak seseorang. Iman yg kuat akan membuat seseorang berakhlak mulia, namun sebaliknya, seseorang yg keimanannya kurang baik maka dia akan cenderung untuk berbuat yg merugikan orang lain. Bahkan tidak mungkin dia akan terjerumus ke jurang kehancuran.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Al Maidah(5):35) Ayat ini menjelaskan orang2 yg beriman untuk lebih mendekatkan diri kepada ALLOH SWT, karena hanya dengan mendekatkan diri pada ALLOH SWT maka orang2 yg beriman ini akan termasuk orang2 yg beruntung.

Rasa malu dan iman merupakan satu kesatuan. Apabila hilang salah satu, maka yang lain akan ikut menghilang. Rasululloh SAW sudah menyatakan dalam haditsnya yang terkenal,“Iman itu ada lebih 60 cabang. Dan sifat malu adalah sebahagian daripada cabang iman.”

Rasululloh SAW senantiasa menghindari ucapan yang sia-sia, beliau lebih memilih diam. Dalam salah satu haditsnya, disebut,“Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah berkata yang baik atau diam.” (Mutafaqqun ‘alaihi).

Rasululloh SAW senantiasa memberikan contoh2 akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari, dengan harapan agar umat beliau mencontohnya. Sayang sekali, hanya sedikit umatnya yang mau mengikutinya.

*artikel terkait: rukun iman*

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20080201

Posted on February 1, 2008 by It’s Me

Rasululloh SAW bersabda agar kita menggunakan 5 kesempatan sebelum datang 5 kesempitan.

Seringkali, saking cintanya kita kepada dunia, kita tidak merasakan bahwa waktu begitu cepat berlalu. Sebagai contoh, kita sudah hendak meninggalkan bulan Muharram.

Momentum Muharram hendaknya jadi waktu yg tepat untuk melakukan muhasabah serta untuk menyiapkan diri dalam menyongsong masa depan. Begitu banyak keganjilan yang dilihat pada umat Islam Indonesia. Sebagai negara dengan kaum muslim terbesar, muslim Indonesia masih banyak tertinggal di berbagai bidang dibanding dengan kaum muslim di negara lain.

Panjang usia bisa menjadi nikmat jika usia tersebut diisi dengan berbagai amal kebajikan. Yang menjadi bencana adalah jika panjang umur tapi tidak ada kebaikan yang dia lakukan. Rasululloh SAW bersabda,“Sebaik-baik kalian adalah yang paling panjang umurnya dan paling baik amalnya.” (HR. Ahmad)

ALLOH SWT paling benci kepada manusia yang tidak pernah meminta kepada-Nya, terlebih lagi tidak pernah minta maaf dan minta atas kesalahan yg dilakukannya.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080125

Posted on January 30, 2008 by It’s Me

Jika kita membaca surat Luqman(31):27,“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Kita akan bisa menyimpulkan bahwa nikmat ALLOH SWT sedemikian banyaknya.

Sesungguhnya, kita senantiasa mendapat nikmat dari ALLOH SWT, baik nikmat itu kita nikmati dg penuh kesadaran, maupun nikmat yang seringkali kita lupakan, dan bahkan nikmat yg seringkali kita ingkari. Padahal, ALLOH SWT sudah mengingatkan dan mengancam, bahwa siapa saja yg mensyukuri nikmat maka akan ditambah nikmatnya, sementara yang senantiasa mengingkari maka akan mendapat azab-Nya yang teramat pedih.

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.” Ibrahim(14):7.

Mudah-mudahan kita semua termasuk orang-orang yang bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang diberikan-Nya. Setidaknya, minimal 17 kali dalam sehari, kita selalu minta dan memohon kepada ALLOH SWT agar kita dijadikan/dimasukkan ke dalam golongan orang2 yang beruntung, yakni golongan orang yang mendapat nikmat, bukan golongan orang yg dimurkai terlebih lagi golongan orang yang sesat.

Salah satu penyebab manusia mendapat murka-Nya adalah karena kufur nikmat, yakni pada saat senang, berada dalam kemewahan, manusia lupa kepada-Nya. Sementara di saat miskin, memohon dan meminta belas kasih-Nya.

Salah satu golongan manusia yang mendapat murka-Nya, karena senantiasa melanggar/kufur nikmat adalah bangsa Yahudi, sebagaimana tertulis di Al Baqarah(2):65,”Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina”.”

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20080118

Posted on January 26, 2008 by It’s Me

Hikmah adalah harta berharga milik kaum muslimin yang hilanag, karena seringkali kaum muslimin tidak mampu menuai hikmah dari setiap peristiwa yang dijalani atau yang tengah menimpanya. Kita lebih sering mengedepankan emosional yang berapi-api (atau sebaliknya) sehingga lupa diri.

Sebagai contoh, ketika ditimpa musibah maka emosi akan memuncak, saling menyalahkan, dan bahkan terkadang menganggap bahwa melakaukan kejahatan adalah suatu kewajaran dengan dalih menutupi kebutuhan akibat tertimpa musibah.

Demikian sebaliknya, ketika mendapat nikmat, seringkali lupa diri, merasakan kegembiraan yang luar biasa. Tak sedikit yang terjerumus ke dalam lembah maksiat dan kejahatan. Dapat kita lihat sekarang, betapa banyak latar belakang narapidana yang masuk penjara adalah artis, pejabat, dst. Artis masuk penjara karena kasus narkoba, pejabat masuk penjara karena korupsi dan penyalahgunaan jabatan.

Itulah potret kebanyakan saudara kita (bahkan barangkali kita juga termasuk di dalamnya), belum mampu menggali hikmah dari setiap peristiwa yang berlangsung. Padahal jika kita kaum muslimin mau sejenak bertafakkur mencari hikmah yang hilang, insya ALLOH hidup akan lebih baik.

Sesungguhnya, bertafakkur sejenak adalah lebih baik daripada beribadah seribu kali.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20080111

Posted on January 21, 2008 by It’s Me

Selaku umat Islam yang masih merasakan nikmatnya Iman dan Islam, maka kita mesti mempertahankan keduanya, karena Iman dan Islam adalah bekal kita di hari Kiamat kelak.

Dalam Ali ‘Imran(3):85, disebutkan,“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”

Ayat di atas memberi pengertian bahwa jika umat manusia tidak ingin menyesal di hari akhirat kelak, maka hendaknya mereka memeluk agama Islam agar kebajikan-kebajikan kita diterima.

Sementara di Ar Ruum(30):30, tertulis,“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,”

Dari ayat di atas ini, kita selaku umat Islam mesti bangga dengan Islam, karena hanya Islam yang diakui ALLOH SWT. Tidak ada yg bisa menandinginya, selama kita selalu berpedoman kepada Al Qur’an dan Sunnah.

Ada 4 bulan yang disucikan/dimuliakan:
1. Dzulqaidah
2. Dzulhijjah
3. Muharram
4. Rajab

Filed under: Khutbah Jum’at | 4 Comments »

Khutbah Jum’at – 20080104

Posted on January 10, 2008 by It’s Me

Kita masuk ke tahun baru, itu berarti umur kita akan bertambah. Sementara hakikatnya, hidup kita akan makin pendek. Para pemimpin dunia sekarang khawatir dengan ancaman kelaparan akibat pemanasan global. Akibat yang ditimbulkan bermacam-macam & menimpa semua makhluk, tidak peduli dengan suku, ras, agama, dsb.

Kerusakan hutan akibat pembalakan liar menjadi ancaman banjir. Harga minyak yang kian naik berakibat naiknya harga kebutuhan pokok.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Ar Rum(30):41

Muhasabah/introspeksi mesti kita lakukan untuk melihat apa yg telah kita perbuat dan bersiap melakukan apa yang akan dilakukan di dunia dan di akhirat. Apakah pekerjaan yg baik atau buruk, kita mesti tinjau, baik itu mau atau tidak mau.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Al Hasyr(59):18

Rasululloh SAW tidak khawatir jika umat Islam miskin, beliau malah khawatir jika umatnya bergelimang harta/hidup mewah. Hal ini dikarenakan manusia lebih mudah untuk terlena akibat harta, meski ada juga yg bisa bertahan.

Hadirnya Rasululloh SAW di dunia adalah untuk membawa berkah bagi alam semesta, termasuk jazirah Arab, dari dunia kegelapan ke dunia yang terang benderang.

Muhasabah perlu dilakukan agar kita tidak terlena dg bujukan setan serta menjaga ke-istiqomah-an kita untuk berjuang di jalan ALLOH SWT.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

KUMPULAN KHUTBAH JUMAT 2007 WORDPRESS.COM

Kumpulan Khutbah Jum’at

http://khutbahjumat.wordpress.com/

 Khutbah Jum’at – 20071228

Posted on December 31, 2007 by It’s Me

Manusia mencari ridho ALLOH SWT dengan cara meningkatkan ketakwaannya kepada ALLOH SWT. Dengan ketakwaan yang baik maka akan meningkatkan kemuliaan kita di mata ALLOH SWT.

Tiap manusia ingin hidup selamat di dunia dan akhirat. Dia akan menolak semua kejahatan dan kesulitan hidup. Sementara itu, kehidupan akan berjalan sesuai dengan sikap/tingkah laku manusia. Contoh, lapar hanya akan hilang jika manusia makan. Bodoh bisa dihindari jika manusia mau belajar, dan seterusnya.

Al Qur’an membawa petunjuk berisi keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Tinggal manusia yang tentukan/pilih, kehidupan macam mana yang ingin dia lakoni.

Apa yang terjadi di dunia merupakan sunnatulloh. Apabila sunnatulloh (keseimbangan) tidak berjalan dengan baik, maka akan terjadi bencana.

Sunnatulloh berlaku untuk semua makhluk, termasuk manusia sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai contoh, ALLOH SWT ciptakan api untuk membakar. Maka manusia yang mesti berpikir manfaat dan bahaya api. Hal yang sama untuk ciptaan2 lainnya. Siang-malam, dingin-panas.

Ayat di Al Qur’an sudah menjelaskan tentang sunnatulloh (keseimbangan) ini,“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Al Baqarah(2):164). Ayat ini juga menjelaskan bukti kebesaran dan kemurahan hati ALLOH SWT.

Jika kita berbuat sesuatu, maka akibat atau efeknya akan kembali lagi kepada kita. Jika kita sering berbuat baik, maka hal baik yang akan kita dapatkan. Sebaliknya, jika kejahatan yang kita sebar, maka kita (cepat atau lambat) akan terkena efek kejahatan yang kita lakukan itu.

Filed under: Khutbah Jum’at | 3 Comments »

Khutbah Jum’at – 20071221

Posted on December 28, 2007 by It’s Me

Sifat takabur/lebih mulia mesti dikikis. Islam memberi pedoman, bahwa manusia punya asal yang sama, sehingga dilarang saling ejek terhadap suku/bangsa yang lain. ALLOH SWT sudah menegaskan bahwa Dia menciptakan manusia dalam berbagai ras dan suku bukan untuk berpecah belah. Perhatikan Al Hujurat(49):13,“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Dari ayat di atas, terutama yang digaris tebal, menunjukkan bahwa perbedaan yg ada pada diri manusia mengharuskan manusia saling mengenal.

Rasululloh SAW sendiri sudah bersabda,“Hai ummat manusia! Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah satu. Ingatlah! Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang lain Arab; tidak pula ada kelebihan bagi orang lain Arab atas orang Arab; tidak juga ada kelebihan orang yang berkulit merah atas orang kulit hitam; dan tidak pula orang kulit hitam atas orang kulit merah, melainkan lantaran taqwa, sebab sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu ialah yang paling bertaqwa kepada Allah.” (Riwayat Baihaqi)

Dengan demikian, yang membedakan manusia (di hadapan ALLOH SWT) hanyalah tingkat ketakwaannya kepada ALLOH SWT. Karenanya, sesama muslim dilarang saling mencela/mengejek. Dalam Al Hujurat(49):11, ALLOH SWT berfirman,“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.”

Iblis adalah makhluk pertama yang takabur. Padahal, makhluk yang takabur akan ‘dibayar’ kontan akibat sikap takaburnya itu! Iblis tidak mau bersujud kepada Nabi Adam as, karena menganggap dirinya lebih hebat. Hal ini bisa dilihat di Al Baqarah(2):34,“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”

Akibat sifat takaburnya, Iblis diusir dari surga, Al A’raaf(7):13,“Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”.”

Sikap takabur iblis ini mesti dijadikan i’tibar (nasehat) bagi kita, agar kita berlaku lebih baik, dengan menghilangkan sifat takabur dari dalam diri kita.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20071214

Posted on December 16, 2007 by It’s Me

Tanda orang yang celaka di akhirat:
1. Selalu melupakan dosa-dosa yang telah dia lakukan.
Orang yang melupakan dosanya akan menganggap dirinya suci, akibatnya mereka tidak pernah menyesal telah berbuat kejahatan. Padahal, dosa yang telah dilakukan itu telah dicatat dengan rinci, berupa seberapa besar dosa yang dikerjakan, kapan dosa dilakukan, di mana dosa itu diperbuat.

Solusi untuk ini adalah memperbanyak istighfar. Fungsi istighfar di sini adalah untuk menjadi penyeimbang terhadap dosa-dosa yang telah dilakukan.

2. Selalu mengingat/menghitung kebaikan yang pernah dia lakukan.
Dia beranggapan dengan banyak kebaikan yang dia lakukan, maka dia akan selamat di akhirat. Padahal amalan tersebut BELUM TENTU diterima ALLOH SWT.

3. Dalam urusan harta, lebih suka melihat orang yg lebih kaya (mendongak ke atas).
Orang yg selalu melihat ‘ke atas’ dalam urusan harta, dianggap tidak bersyukur/tidak ridho kepada ALLOH SWT yg telah memberi rejeki kepadanya.

Untuk urusan harta, hendaknya kita lebih sering melihat ‘ke bawah’ atau orang yang tidak seberuntung kita.

4. Dalam urusan agama/amal ibadah, dia lebih suka melihat kepada orang yg ‘di bawah’.
Tindakan ini akan membuat dirinya merasa lebih suci, serta lebih benar dalam hal agama. Akibatnya dia akan menganggap dirinya lebih layak menjadi panutan dalam hal agama.

Filed under: Khutbah Jum’at | 3 Comments »

Khutbah Jum’at – 20071207

Posted on December 15, 2007 by It’s Me

ALLOH SWT melarang kita, umat Islam, untuk menyekutukan-Nya, baik dalam keyakinan, ibadah, dan amal perbuatan. Yang menjadi tolok ukur adalah IKHLAS, yang didahulukan dengan niat sebagai titik awal untuk memulai amalan sehari-hari.

Para ulama berpendapat, bahwa amalan yang ‘kecil’ nilainya akan menjadi besar maknanya jika didasari dengan ikhlas. Sebaliknya, jika tanpa didasari ikhlas, maka amalan yg ‘besar’ nilainya akan menjadi tidak berarti di hadapan ALLOH SWT.

Dengan demikian, amal perbuatan SANGAT BERGANTUNG pada niat.

Untuk amal ibadah, pantangan, larangan, semuanya akan diperhatikan umat jika didasari dengan ikhlas. ALLOH SWT tidak akan menerima tobat orang yg sudah hampir mati,“Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertobat sekarang” Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (An Nisaa(4):18)

Niat ikhlas terletak di qolbu.

Umar bin Khatab menyatakan bahwa amal yang diterima adalah amal yg didasari dg keikhlasan. Jika perbuatan dan niat ibadah kita tidak ikhlas, maka penyakit riya akan menjadi penghalang ibadah kita diterima ALLOH SWT.

Jika seseorang menyumbang karena riya’, maka:
– dia ingin menunjukkan bahwa dirinya dermawan
– dia ingin tunjukkan bahwa dirinya banyak uang

Amal perbuatan diikuti dengan ikhlas akaan lebih berguna dan bermanfaat

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20071130

Posted on December 7, 2007 by It’s Me

Beberapa ‘peninggalan’ Nabi Ibrahim as adalah:
– Mendirikan Ka’bah
– Ibadah haji

Haji adalah ibadah unik karena perintah-perintah ibadah haji tidaklah sama dengan ibadah2 lainnya. Penyebabnya, haji TIDAKLAH WAJIB, melainkan hanya untuk yang mampu saja.

Untuk melakukan ibadah haji haruslah diawali dengan menuaikan ibadah karena ALLOH SWT, karena banyak orang pergi ke Mekkah bukan untuk haji, namun untuk berbisnis. Bukan berarti ibadah lain boleh dilakukan tanpa meminta ridho ALLOH SWT, namun haji merupakan rangkaian ibadah dalam waktu yg cukup lama.

Sholat butuh 15 menit, namun jika ada unsur riya’ terhadap sholat kita, maka itu berarti kita tidak menjaga hati saat ibadah, sehingga ikhlas bisa hilang akibatnya amal ibadah kita bisa tidak bernilai di hadapan ALLOH SWT.

Puasa butuh waktu 30 hari, dan selama 30 hari itu (hati) kita bisa digerogoti dengan ‘virus-virus’ yg bisa mengakibatkan kualitas ibadah kita menurun.

Haji sendiri bukanlah dilakukan di bulan haji saja, namun dia sudah dimulai 1 tahun lalu, sejak pendaftaran haji. Bagi sebagian orang, ada acara syukuran, lalu bla bla bla…yang mengakibatkan timbul perasaan dan niat yg melenceng dari tujuan semula.

Haji membutuhkan pengorbanan dan keikhlasan. Dengan demikian, hanya orang yg siap berkorban dan ikhlas saja yang akan membuat hatinya ridho, tidak banyak mengeluh terhadap apapun yg menimpa dirinya. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa ikhlas = bekal paling berharga untuk naik haji.

Haji merupakan perwujudan untuk kembali ke ALLOH SWT. Proses kembali ke ALLOH SWT terdiri dari:
– Naik haji
– Wafat (meninggal)
Persamaan dari 2 hal di atas adalah keduanya mengenakan 2 lembar kain putih.

Haji bukanlah masalah biaya, melainkan masalah niat. Berapa banyak orang sudah jalan-jalan keliling eropa, amerika, dst. Tapi mereka tidak pernah tersentuh untuk menuaikan ibadah haji.

Berikut cerita pribadi pengalaman haji seorang saudara.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20071123

Posted on December 7, 2007 by It’s Me

Perintah qurban yang kita lakukan bukanlah untuk mempersembahkan darah dan daging dari hewan yg kita qurbankan. Karena bukan darah dan daging kurban yg diterima ALLOH SWT, melainkan takwanya yg menjadi penentu. Al Hajj(22):37,”Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

Derajat ketakwaan kita akan selalu berubah, kadang di atas (naik) dan kadang di bawah (turun). Oleh karenanya, janganlah bosan meningkatkan ketakwaan kita.

Ada 4 hajat yg jika dipenuhi, maka hidup kita akan lebih bahagia, insya ALLOH di dunia maupun di akhirat. Keempat hajat itu adalah:
Hidayah = selamat dari kesesatan
– Takwa = hati-hati dan teliti (dalam beribadah)
– Sopan = menjaga kehormatan dengan tidak jatuh ke dalam lembah kenistaan
– Kekayaan = berupa kaya hati dan kaya harta benda (yg halal)

Al Israa’(17):15,”Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.

Dari ayat dan artikel di atas, maka bisa dikatakan bahwa kita JANGAN MENYIA-NYIAKAN hidayah yg telah kita dapat, karena hidayah merupakan modal yg paling mahal.

Kita diminta untuk menjaga sholat kita, sebagaimana diutarakan di Al Baqarah(2):238,”Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk.

Sholat janganlah ditinggalkan, karena jika kita tinggalkan sholat maka kita akan mendekat ke kekufuran. Sebagaimana Rasululloh SAW telah bersabda,”Batas antara seseorang dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)
dan
Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkan berarti ia kafir.” (HR- Nasa’i, Tirmidzi dan Ahmad)

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20071116

Posted on November 19, 2007 by It’s Me

Umat Islam merupakan umat pertengahan, tidak condong ke kiri ataupun condong ke kanan, tapi dia berada di tengah. Yusuf Qardhawi menjelaskan bahwa salah satu karakter Islam adalah pertengahan. Dalam sebuah hadits, dinyatakan, dari Abu Hurairoh ’Abdurrohman bin Shakhr rodhiyallohu’anhu, dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersabda: ” Apa saja yang aku larang bagi kamu hendaklah kamu jauhi, dan apa saja yang aku perintahkan kepadamu maka lakukanlah sesuai kemampuanmu. Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh).” (HR. Bukhori dan Muslim)

Hadits di atas mengandung maksud bahwa Rasululloh SAW menyatakan bahwa perbuatan ibadah/amalan yang paling baik adalah amalan yg dilakukan secaraa kontinyu (berkesinambungan) meski amalan tersebut sedikit.

Islam mengajarkan umatnya untuk HARMONI (seimbang) antara ibadah dengan kebutuhan fisik. Rasululloh SAW sudah menyatakan dalam haditsnya,“Sesungguhnya bagi Tuhanmu atas dirimu ada hak, bagi keluargamu atas dirimu ada hak, dan bagi dirimu sendiri atas kamu ada hak, maka berikanlah setiap hak itu kepada yang empunyanya.”

Rasululloh SAW sendiri mencontohkan, bahwa meski beliau mempunyai amalan/ibadah yg hebat, namun beliau tetap seimbang/memperhatikan hal-hal lain, tidak hanya ibadah saja. Beliau berbuka setelah berpuasa, beliau tidur setelah sholat, dan beliau menikah (tidak mengekang hawa nafsunya).

Bahkan Rasululloh SAW mengecam orang2 yang yang tidak mengikut sunnah beliau (terutama menikah). Beliau menyatakan bahwa orang2 yg tidak mengikuti sunnahnya, BUKAN termasuk kepada golongan beliau.

Namun, selalu saja ada aliran2 yg menyimpang dari ajaran Islam, yang seolah-olah mengatasnamakan Islam, namun sebenarnya mereka termasuk aliran sesat. Mereka banyak beribadah tapi tidak peduli dengan lingkungan sekitar.

Dengan kata lain, selalu ada umat yg memudah-mudahkan urusan agama, dan ada juga yg ‘mempersulit’ urusan agama. Padahal ALLOH SWT sudah menyatakan bahwa Dia tidak akan memberi beban selain yg bisa ditanggung, sebagaimana tercantum di Al Baqarah(2):286,“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ……”

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

Khutbah Jum’at – 20071109

Posted on November 13, 2007 by It’s Me

Umat Islam merupakan umat terbaik yang pernah ada di muka bumi (diciptakan ALLOH SWT). Sebagai buktinya, umat Islam pernah menguasai peradaban dunia selama ratusan tahun sebelum akhirnya pamor Islam menurun drastis. Sayangnya penurunan ini terjadi tidak kalah lama.Umat Islam menjadi umat yg terpecah-belah, tercabik-cabik, sehingga kita mesti banyak introspeksi dan merenungkan hal ini (dan selanjutnya mengambil tindakan). Yang menjadi musuh utama dari umat Islam adalah orang Yahudi, sebagaimana ALLOH SWT nyatakan di Al Maidah(5):82,“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.”

Israel adalah sebuah negara kecil, namun bisa menguasai Amerika Serikat serta (nyaris) melumpuhkan kekuatan Islam, yg jumlahnya lebih besar. Apa penyebabnya? Ternyata jumlah bukanlah faktor penentu kemenangan, tapi hendaknya diiringi dengan kualitas.

ALLOH SWT berfirman,“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Al Imron(3):110).

Ayat di atas menjelaskan bahwa kita, umat Muslim, adalah umat yg terbaik. Namun mengapa kita ‘kalah’ di medan pertempuran melawan musuh2 Islam? Karena kita masih belum menyuruh ma’ruf dan mencegah munkar. Masih banyak kemunkaran di sekitar kita yg kita sering tutup mata.

Setidaknya ada 4 (empat) pilar yang harus dilakukan agar umat Islam bisa bangkit:
1. Bangga dengan Islam.
Tentu saja yang dimaksud di sini bukan hanya bangga terhadap label/organisasi saja. Namun kita mesti bangga dengan ajaran Islam…selain mempraktikkannya, tentu saja. Bangga di sini, kita tidak perlu minder/rendah diri dengan umat2 lain.

2. Melaksanakan ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah).
Al Baqarah(2):208 sudah menyatakan ini,“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”

3. Mendakwahkan Islam.
Tiap pribadi muslim adalah pendakwah, tentunya sesuai dengan kemampuan dia. Bagi perempuan, memakai jilbab merupakan salah satu cara dakwah.

4. Menggunakan potensi untuk berjihad (berjuang di jalan ALLOH SWT).
Tentu saja, jihad bukanlah hanya perang. Menuntut ilmu yg bermanfaat, mengayomi anak yatim piatu, fakir miskin, bahkan mencari nafkah bisa menjadi jihad. Jadi, jangan persempit arti jihad.

 Khutbah Jum’at – 20071116

Posted on November 19, 2007 by It’s Me

Umat Islam merupakan umat pertengahan, tidak condong ke kiri ataupun condong ke kanan, tapi dia berada di tengah. Yusuf Qardhawi menjelaskan bahwa salah satu karakter Islam adalah pertengahan. Dalam sebuah hadits, dinyatakan, dari Abu Hurairoh ’Abdurrohman bin Shakhr rodhiyallohu’anhu, dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersabda: ” Apa saja yang aku larang bagi kamu hendaklah kamu jauhi, dan apa saja yang aku perintahkan kepadamu maka lakukanlah sesuai kemampuanmu. Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh).” (HR. Bukhori dan Muslim)

Hadits di atas mengandung maksud bahwa Rasululloh SAW menyatakan bahwa perbuatan ibadah/amalan yang paling baik adalah amalan yg dilakukan secaraa kontinyu (berkesinambungan) meski amalan tersebut sedikit.

Islam mengajarkan umatnya untuk HARMONI (seimbang) antara ibadah dengan kebutuhan fisik. Rasululloh SAW sudah menyatakan dalam haditsnya,“Sesungguhnya bagi Tuhanmu atas dirimu ada hak, bagi keluargamu atas dirimu ada hak, dan bagi dirimu sendiri atas kamu ada hak, maka berikanlah setiap hak itu kepada yang empunyanya.”

Rasululloh SAW sendiri mencontohkan, bahwa meski beliau mempunyai amalan/ibadah yg hebat, namun beliau tetap seimbang/memperhatikan hal-hal lain, tidak hanya ibadah saja. Beliau berbuka setelah berpuasa, beliau tidur setelah sholat, dan beliau menikah (tidak mengekang hawa nafsunya).

Bahkan Rasululloh SAW mengecam orang2 yang yang tidak mengikut sunnah beliau (terutama menikah). Beliau menyatakan bahwa orang2 yg tidak mengikuti sunnahnya, BUKAN termasuk kepada golongan beliau.

Namun, selalu saja ada aliran2 yg menyimpang dari ajaran Islam, yang seolah-olah mengatasnamakan Islam, namun sebenarnya mereka termasuk aliran sesat. Mereka banyak beribadah tapi tidak peduli dengan lingkungan sekitar.

Dengan kata lain, selalu ada umat yg memudah-mudahkan urusan agama, dan ada juga yg ‘mempersulit’ urusan agama. Padahal ALLOH SWT sudah menyatakan bahwa Dia tidak akan memberi beban selain yg bisa ditanggung, sebagaimana tercantum di Al Baqarah(2):286,“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ……”

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

Khutbah Jum’at – 20071109

Posted on November 13, 2007 by It’s Me

Umat Islam merupakan umat terbaik yang pernah ada di muka bumi (diciptakan ALLOH SWT). Sebagai buktinya, umat Islam pernah menguasai peradaban dunia selama ratusan tahun sebelum akhirnya pamor Islam menurun drastis. Sayangnya penurunan ini terjadi tidak kalah lama.Umat Islam menjadi umat yg terpecah-belah, tercabik-cabik, sehingga kita mesti banyak introspeksi dan merenungkan hal ini (dan selanjutnya mengambil tindakan). Yang menjadi musuh utama dari umat Islam adalah orang Yahudi, sebagaimana ALLOH SWT nyatakan di Al Maidah(5):82,“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.”

Israel adalah sebuah negara kecil, namun bisa menguasai Amerika Serikat serta (nyaris) melumpuhkan kekuatan Islam, yg jumlahnya lebih besar. Apa penyebabnya? Ternyata jumlah bukanlah faktor penentu kemenangan, tapi hendaknya diiringi dengan kualitas.

ALLOH SWT berfirman,“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Al Imron(3):110).

Ayat di atas menjelaskan bahwa kita, umat Muslim, adalah umat yg terbaik. Namun mengapa kita ‘kalah’ di medan pertempuran melawan musuh2 Islam? Karena kita masih belum menyuruh ma’ruf dan mencegah munkar. Masih banyak kemunkaran di sekitar kita yg kita sering tutup mata.

Setidaknya ada 4 (empat) pilar yang harus dilakukan agar umat Islam bisa bangkit:
1. Bangga dengan Islam.
Tentu saja yang dimaksud di sini bukan hanya bangga terhadap label/organisasi saja. Namun kita mesti bangga dengan ajaran Islam…selain mempraktikkannya, tentu saja. Bangga di sini, kita tidak perlu minder/rendah diri dengan umat2 lain.

2. Melaksanakan ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah).
Al Baqarah(2):208 sudah menyatakan ini,“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”

3. Mendakwahkan Islam.
Tiap pribadi muslim adalah pendakwah, tentunya sesuai dengan kemampuan dia. Bagi perempuan, memakai jilbab merupakan salah satu cara dakwah.

4. Menggunakan potensi untuk berjihad (berjuang di jalan ALLOH SWT).
Tentu saja, jihad bukanlah hanya perang. Menuntut ilmu yg bermanfaat, mengayomi anak yatim piatu, fakir miskin, bahkan mencari nafkah bisa menjadi jihad. Jadi, jangan persempit arti jihad.

Filed under: Khutbah Jum’at | 6 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20071102

Posted on November 10, 2007 by It’s Me

Al Maidah(5):3,”…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Ayat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yg sempurna dan diridhoi ALLOH SWT.

Saat ini, di Indonesia sedang marak aliran sesat, baik Al Qiyadah maupun Lia Eden. Untuk itu, kita mesti mencermati fenomena ini serta melakukan tindakan pencegahan, dengan membentengi aqidah keluarga dan lingkungan kita (tentunya sesuai dengan kemampuan kita).

Selain itu, kita mesti melakukan introspeksi (muhasabah) terhadap ajaran (Islam) yg kita anut ini. Apakah perilaku kita sudah sesuai dengan aturan Islam? Adakalanya, seseorang yg rajin beribadah dan berusaha mendekati dirinya dengan ALLOH SWT, namun kenyataannya dirinya semakin jauh dengan ALLOH SWT.

Hal di atas hendaklah menjadi pemikiran kita. Siapa yg mesti disalahkan dengan kondisi dan kejadian di atas? Yang jelas, ALLOH SWT adalah Dzat Yang Maha Benar. Islam merupakan agama yang benar, serta Rasululloh SAW merupakan pribadi yg selalu benar (al amin). Berarti pihak yg ‘mesti disalahkan’ adalah diri kita, karena lemahnya iman merupakan penyakit yang bisa membuat kita kian jauh dari ALLOH SWT.

Memeluk Islam itu berarti beribadah kepada ALLOH SWT. Meski kuantitas menjadi salah satu ‘syarat’ dalam beribadah, namun kita juga mesti perhatikan kualitas ibadah kita. Meningkatkan kualitas ibadah itu berarti kita akan kian dekat dengan ALLOH SWT.

Jika kualitas ibadah sudah meningkat, maka semestinya (umat) Islam di Indonesia (sebagai agama mayoritas) akan lebih mudah menyelesaikan berbagai masalah. Namun, kenyataannya masalah yg ada kian bertambah dan kian kompleks.

Lalu, darimana kita melakukan perbaikan? Tentu saja perbaikan mestilah dimulai dari diri kita. Caranya tidaklah sulit, yakni meningkatkan kualitas ibadah serta menerapkannya di masyarakat. Kualitas ibadah akan terlihat dari sisi agama dan moral. Semakin baik kualitas agamanya insya ALLOH akan tecermin dari sikapnya.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20071026

Posted on October 28, 2007 by It’s Me

Baru 2 minggu kita tinggalkan bulan Ramadhan. Rasanya masih berbekas semua amalan dan ibadah yang kita lakukan selama bulan Ramadhan.

Bagi orang yg beriman, perginya Ramadhan akan membangkitkan kesedihan dalam hatinya. Hal ini dikarenakan dia tidak bisa untuk fokus beribadah kepada ALLOH SWT. Sedangkan bagi orang yg tidak beriman, mereka akan gembira karena bisa mengumbar lagi hawa nafsu mereka. *contoh mengumbar nafsu adalah peristiwa mabuk-mabukan di Padang saat Lebaran*

Berpisah dengan Ramadhan, bagi yg tahu berkah Ramadhan (serta beriman) akan menangis karena rasa kehilangan yg teramat besar. Apabila kita merasa beriman tapi belum bisa menangis, maka kita mesti melakukan muhasabah/introspeksi terhadap diri kita. Bisa jadi hati kita sudah membatu terhadap nur/hidayah dari ALLOH SWT.

Bulan Ramadhan merupakan bulan panen amalan pahala. Hal ini dikarenakan apapun ibadah yg kita lakukan, maka pahalanya akan dilipatgandakan. Namun, tidak hanya ibadah yg mesti ditingkatkan…produktivitas/etos kerja juga mesti meningkat.

Takwa, sebagai hasil/tujuan puasa (idealnya) mesti memenuhi hal-hal berikut:
1. Konsisten
2. Produktivitas
3. Konstruktif

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20071019

Posted on October 28, 2007 by It’s Me

Banyak kaum muslim yg tidak menghargai perjuangan Rasululloh SAW (dan kaum sahabat) dalam menyebarkan Islam. Salah satunya adalah dengan (sengaja) meninggalkan sholat. Padahal sholat adalah kewajiban yg mesti didirikan oleh kaum muslim, karena ALLOH SWT sendiri sudah memerintahkan kaum musliim untuk mendirikan sholat, serta termasuk rukun Islam.

Beberapa ayat yg berisi perintah mendirikan sholat antara lain:
– Al Baqarah(2):110,“Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”

– Al Baqarah(2):277,“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

– An Nisa(4):103,“Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

– At Taubah(9):11,“Jika mereka bertobat, mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.”

– At Taubah(9):18,“Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Rasululloh SAW sendiri merupakan sosok yg tidak pernah menginginkan umatnya terluka. Dalam satu kisah, ketika beliau mendapat hinaan dan cercaan dari penduduk Thaif, Jibril datang dan menawarkan diri untuk menjatuhkan bukit Uhud untuk membinasakan penduduk Thaif yg telah menghina Rasululloh SAW. Namun, apa jawaban Rasululloh SAW? Beliau malah berdoa agar penduduk Thaif dibukakan hatinya agar mendapat hidayah. Jika penduduk Thaif yg sekarang memang tidak menerima ajaran Islam yg dibawanya, Rasululloh SAW meminta kepada ALLOH SWT agar keturunan2nya mau memeluk agama Islam.

Maka, laksanakan ibadah dg sebaik-baiknya, yg sesuai dg contoh Rasululloh SAW.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20071012

Posted on October 16, 2007 by It’s Me

Hakikat sesungguhnya dari ibadah puasa adalah pendidikan rohani. Tujuan pokoknya adalah untuk memperkokoh dan mempertinggi rohani manusia. Dengan ibadah puasa yg ikhlas dan intens, seseorang akan bisa meningkatkan derajat dirinya ke tingkatan yg lebih tinggi.

Salah satu ibadah yg dilakukan di Ramadhan, terutama di 10 hari terakhir adalah i’tikaf. Ibadah ini sifatnya sunnah namun bernilai sangat tinggi, terutama dikarenakan adanya malam Lailatul Qadr di 10 hari terakhir itu. Aisyah r.a. istri Nabi mengatakan bahwa Nabi saw. selalu beri’tikaf pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan sehingga Allah mewafatkan beliau. Setelah itu para istri beliau beri’tikaf sepeninggal beliau. (HR Bukhari-Muslim)

Pada saat ber-i’tikaf, sangatlah dianjurkan untuk menyibukkan diri dengan ibadah, diantaranya:
1. Memperbanyak sholat
2. Membaca Al Qur’an
3. Bertasbih, bertahmid, bertakbir, beristighfar
4. Berdo’a
5. Membaca shalawat Nabi
6. Mempelajari ilmu (terutama ilmu agama)
7. Membaca kitab tafsir dan hadits
8. Membaca dan mempelajari sejarah nabi dan orang2 shaleh

Dengan memperbanyak ibadah di atas, diharapkan hati orang tersebut akan kian dekat dengan ALLOH SWT. Keikhlasan dan kesungguhan yg dilakukannya menjadi dasar untu terkuaknya tabir dirinya dengan ALLOH SWT. Jaraknya dengan ALLOH SWT kian dekat dan berbuah kebajikan, tidak hanya bagi dirinya tapi juga bagi lingkungan sekitarnya.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20071005

Posted on October 6, 2007 by It’s Me

Dalam satu riwayat, Nabi Adam as menyatakan kekagumannya terhadap umat Nabi Muhammad SAW. Beliau mengatakan:
1. Saat aku bermaksiat, pakaian yg melekat pada diriku terbuka dan auratku terlihat. Umat Nabi Muhammad SAW yg bermaksiat, pakaian masih melekat dan auratnya masih tertutup.
2. Saat aku hendak bertobat, aku harus melakukannya di Jabal Rahmah. Sementara umat Nabi Muhammad SAW bisa bertaubat (nasuha) di mana saja.

Tangan yg digunakan untuk mencari nafkah bagi keluarga, akan terhindar dari api neraka. Namun, tentu saja nafkah yg dicari adalah nafkah yg halal, bukan hasil perbuatan maksiat seperti mencuri, merampok, dsb.

Sholawat dilakukan oleh ALLOH SWT, malaikat, dan manusia kepada Nabi Muhammad SAW. Hal yg mesti diperhatikan:
– Sholawat yg dilakukan ALLOH SWT = memberikan dan mencurahkan rahmat-Nya pada Rasululloh SAW
– Sholawat yg dilakukan malaikat = berdoa semoga Rasululloh SAW diampuni dosa2nya
– Sholawat yg dilakukan manusia/umatnya = mohon kepada ALLOH SWT agar menetapkan dan senantiasa mencurahkan rahmat-Nya pada Rasululloh SAW

Nabi dan Rasul ALLOH SWT mempunyai posisi yg dekat kepada ALLOH SWT, sehingga (hampir) tidak ada permintaan yg tidak ditolak. Beberapa permintaan Nabi dan Rasul-Nya yg ditolak ALLOH SWT adalah:
– permintaan Rasululloh SAW agar paman2nya (Abu Jahal, Abu Lahab) masuk Islam.
– permintaan Nabi Nuh as agar anaknya (Kan’an) diselamatkan dari bencana banjir.
– permintaan Nabi Luth as agar istri dan anaknya menghentikan perbuatan yg dilarang (homoseksual dan lesbian).
– permintaan Nabi Ibrahim as agar ayahnya masuk Islam.
Penolakan yg dilakukan ALLOH SWT karena masalah hidayah adalah hak-Nya. Hanya ALLOH SWT yg berhak menentukan siapa2 yg diberi hidayah.

Hidayah terbagi menjadi:
– Al Qur’an sebagai petunjuk. Perhatikan Al Baqarah(2):2,“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”
– Ilmu pengetahuan, berupa hukum2 Islam, hukum wajib dan sunnah, halal&haram, dst. Orang yg mempraktikkan ilmu pengetahuan (hidayah) ini disebut orang yg mendapat taufik. Akan tetapi, kenyataannya banyak sekali orang yg mendapat hidayah (pengetahuan) namun tidak mempraktikannya.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20070928

Posted on September 28, 2007 by It’s Me

Manusia mempunyai fitrah untuk selalu dekat dengan Penciptanya, ALLOH SWT. Contoh paling mudah, apabila sedang terjadi bencana/kesulitan hidup yg dialami manusia. Mereka akan berbondong-bondong mengadu kepada ALLOH SWT. Namun pada saat rasa senang sudah didapat, maka lupa adalah sifat dasar manusia, sehingga mereka seakan-akan tidak pernah membutuhkan ALLOH SWT.Pada dasarnya, seorang atheis pun mengakui akan adanya Dzat yg berkuasa, namun kesombongannya (baik pikiran/akal ataupun hati) membuat dia menolak kebenaran yg hakiki itu.

Ar Rum(30):30,“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,”

Orang atheis, pada hakikatnya merasa dirinya kesepian, dunia terasa sempit, kehilangan arah dan tujuan hidup yg hakiki. *perbincangan orang atheis dg orang agamis bisa di baca di sini*

Kedudukan dan fungsi hati:
– Landasan akhlak paling utama
– Menjaga dari keraguan
– Menumbuhkan hasrat untuk dekat dengan ALLOH SWT
– Mengingatkan kita agar berhati-hati dalam perjalanan hidup
– Menjaga amal perbuatan
– Sumber perilaku manusia

Dalam salah satu hadits yg terkenal, Rasululloh SAW menyatakan,“Ada segumpal daging didalam diri, bila daging itu jelek, maka jelek pulalah seluruh diri kita, jika segumpal daging itu baik, baik pulalah seluruh diri kita, itulah qolbu/hati”

Kesimpulan: JAGALAH HATI…!!!

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20070921

Posted on September 22, 2007 by It’s Me

Dalam surat Ath Thalaq(65), mulai dari bagian akhir ayat 2 hingga ayat 3, disebutkan bahwa ada 3 keistimewaan orang yg bertakwa:
1. ALLOH SWT akan memberinya jalan keluar/solusi bagi setiap permasalahan yg dihadapi
2. ALLOH SWT akan memberi rejeki dari arah yg tidak dia sangka
3. ALLOH SWT akan mencukupkan segala kebutuhannya

Tujuan mewajibkan shaum/puasa di bulan Ramadhan, tiada lain untuk menjadikan orang beriman sebagai orang yg bertakwa (Al Baqarah(2):183). Namun alasan puasa adalah untuk menyeleksi dan menguji orang2 yg beriman, sebagaimana disebut dalam Al Ankabut(29):1-3,”Alif laam miim. == Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? == Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yg dusta.” Dari ujian yg diberikan ini, akan terlihat siapa orang yg benar2 beriman dan siapa yg berdusta kepada-Nya.

Sebagaimana telah diutarakan pada khutbah terdahulu, bahwa ujian terbagi menjadi 2, yakni ujian yg ‘manis’ seperti mendapatkan kemudahan dalam harta, jabatan, serta ujian yg ‘pahit’ seperti menderita kemiskinan, sakit, dst. Puasa di bulan Ramadhan merupakan ujian yg ADIL, karena semua orang mesti melakukan hal yg sama, entah itu orang kaya atau miskin, tua atau muda, semua yg beriman akan rela dan ikhlas menjalani ujian ini.

Puasa tidak hanya dilakukan oleh manusia. Beberapa hewan juga melakukan puasa dalam kehidupan mereka:
1. Ayam betina saat mengeram juga berpuasa
2. Saat ular hendak ganti kulit, dia juga mesti berpuasa
3. Ketika ulat hendak berubah menjadi kupu2, dia menjelma menjadi kepompong terlebih dahulu. Saat itulah, dia berpuasa

Untuk mendapatkan rahmat di bulan puasa, maka:
1. Memperbanyak takwa
2. Mendengarkan dan menghayati Al Qur’an, terutama apabila dibaca oleh seseorang
3. Tidak memutuskan tali silaturahim
4. Apabila melakukan transaksi (jual beli), hendaklah dilakukan dengan ramah

Untuk bertaubat secara sungguh-sungguh (taubatan nasuha), maka mesti melakukan:
1. Menyesali perbuatan/maksiat yg dilakukan
2. Berjanji tidak akan mengulangi maksiat tersebut
3. Jika berkaitan dg masyarakat/manusia, maka mesti minta ridho/keikhlasan. Apabila melakukan korupsi, maka harta korupsinya mesti dikembalikan

Untuk selamat dari api neraka, maka:
Jalankan semua perintah ALLOH SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20070914

Posted on September 14, 2007 by It’s Me

Iman kita mesti senantiasa dijaga, karena kematian datangnya mendadak. Bisa jadi saat kematian datang, iman kita sedang di posisi yg sedemikian rendah, naudzubillah min dzalik. Saat kematian datang, dia bisa menjelma menjadi bencana gempa, kebakaran, ataupun hal-hal lainnya.

ALLOH SWT sudah berfirman,“Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.” (Yunus(10):109) yg bermakna bahwa iman yg harus dijaga adalah iman yg berasal dari ALLOH SWT, bukan iman sembarang iman.

Bencana sebenarnya bisa diprediksi dengan menggunakan ilmu pengetahuan/nalar. Namun, yg bisa manusia lakukan hanyalah memprediksi. Adapun kapan bencana itu datang dengan pasti, itu adalah rahasia ALLOH SWT.

Rasululloh SAW menyatakan bahwa kaum muslim, dalam kondisi apapun selalu bagus. Jika seorang muslim sedang didera kesulitan, dia akan bersabar….dan itu bagus. Sebaliknya, jika seorang muslim mendapat kebahagiaan, misalnya berupa harta, itu juga bagus…karena dia akan menggunakan harta itu di jalan ALLOH SWT.

Ujian yg diberikan ALLOH SWT terbagi dalam 2 bagian, hal-hal baik dan hal-hal buruk. Sayangnya, manusia seringkali terjebak dalam pandangannya sendiri. Mereka menganggap hal-hal baik ~ nikmat, padahal belum tentu itu nikmat yg sebenar-benarnya. Bisa jadi ALLOH SWT menguji dia. Sementara hal-hal buruk selalu dianggap ujian yg begitu berat, padahal sebenarnya hal-hal buruk itu bermanfaat bagi dirinya.

Manusia janganlah berlebih-lebihan dan putus asa dari ALLOH SWT, karena Al Qur’an sudah menyatakan (Az Zumar(39):53),“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Umur umat Islam diperkirakan sekitar 1500 tahun sejak kedatangan Rasululloh SAW selaku Nabi dan Rasul terakhir. Jika sekarang 1428H, maka sisa umurnya hanya 72tahun. Selama umat Islam ‘hidup’, terdapat 5 periode kepemimpinan:

  1. Kenabian
  2. Kekhalifahan
  3. Kerajaan
  4. Kekuasaan Diktator (oleh musuh2 Islam)
  5. Kekhalifahan Imam Mahdi (menjelang kiamat)

Filed under: Khutbah Jum’at | 2 Comments »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20070907

Posted on September 9, 2007 by It’s Me

Sesungguhnya, hidup itu hanyalah sebentar. ALLOH SWT sudah berfirman,“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”(Ali ‘Imran(3):145).

Saat menghadap dan menemui ALLOH SWT di akhirat kelak, tidak ada hal lain yg lebih bermanfaat daripada amal kebajikan, amal saleh, dan iman kepada-Nya. Umat manusia dan jin sebenarnya sudah mempunyai tugas, yakni beribadah kepada-Nya, sebagaimana tertulis di surat Adz Dzaariyat(56):51,“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”

Rasululloh SAW menyatakan bahwa Ramadhan merupakan tamu agung. Untuk itu, dalam rangka menyambut tamu agung ini, hendaknya manusia (terutama kaum Muslim) mempersiapkan diri sebaik-baiknya, serta memperbanyak amal ibadah pada saat Ramadhan, karena Ramadhan merupakan bulan yg penuh berkah, rahmat, dan ampunan.

Pada saat kita berada di bulan Ramadhan, sesungguhnya kita telah diberi kesempatan untuk:
– meningkatkan kesabaran
– memperbanyak ibadah, baik kepada ALLOH SWT maupun kepada sesama manusia
– mempererat dan mempertebal tali persaudaraan

Di Al Baqarah(2):183, kita akan temukan tujuan berpuasa, yakni MENJADI ORANG-ORANG YG BERTAKWA.“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Arti dari pintu neraka ditutup adalah kaum Muslim TIDAK BERBUAT MAKSIAT, karena maksiat akan menghantarkan diri kita ke neraka. Sementara arti dari setan terbelenggu adalah kaum Muslim mesti MENGENDALIKAN HAWA NAFSU.

Filed under: Khutbah Jum’at | 2 Comments »

Khutbah Jum’at – 20070831

Posted on September 1, 2007 by It’s Me

ALLOH SWT berfirman dalam surat Ibrahim(14):5,“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): “Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah”. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.”

Dalam ayat di atas, ALLOH SWT secara tidak langsung memberitahu manusia, bahwa DIA menyimpan banyak rahasia yang hanya bisa dipecahkan oleh orang2 penyabar, banyak bersyukur, serta menggunakan akalnya.

Hal lain yang menjadi rahasia dari ALLOH SWT adalah hari-hari tertentu, seperti hari Jum’at, hari-hari di bulan Ramadhan, dan masih banyak lagi. Peristiwa/kejadian ALLOH SWT menghancurkan/memusnahkan suatu kaum hendaknya mesti dipikirkan dan ditelaah sebagai suatu rahasia-Nya.

Selain hari, ALLOH SWT juga ‘menyimpan’ rahasia-Nya di bulan-bulan tertentu, terutama di bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan. Di hadapan ALLOH SWT, ketiga bulan di atas mempunyai makna khusus.

Rahasia-rahasia ini mesti ditelaah lebih lanjut karena banyak hikmah di dalamnya. Hasilnya mesti menjadi manfaat bagi kehidupan manusia.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20070824

Posted on September 1, 2007 by It’s Me

ALLOH SWT berfirman di surat Ali Imran(3):31,“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ayat di atas merupakan salah satu jawaban mengapa Rasululloh SAW diturunkan, yakni agar manusia diampuni dosa-dosanya, yakni dengan cara mengikuti (contoh) Rasululloh SAW dalam hal beribadah kepada ALLOH SWT dan bersosialisasi kepada sesama manusia.

Beliau juga diturunkan untuk ditaati, seperti yg tercantum pada An Nisa(4):64,“Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”

Salah satu amalan lain dari Rasululloh SAW adalah berdzikir (mengingat) ALLOH SWT, bahkan menjelang tidur tetap berdzikir. Beliau juga senantiasa khusyu’ dalam melaksanakan ibadah sholat, tidak tergesa-gesa dalam sholat. Hasilnya, beliau mendapatkan ketenangan yang hakiki.

Walaupun Rasululloh SAW sudah dijamin masuk surga, namun beliau tetap beribadah dengan kualitas dan kuantitas yang tidak pernah bisa disamai oleh manusia lainnya. Hal ini dikarenakan beliau merupakan makhluk-Nya yang paling banyak bersyukur atas segala nikmat yang didapatnya.

Rasululloh SAW juga sangatlah mencintai umatnya. Hal ini terbukti dengan keinginan beliau untuk memberikan syafa’atnya (pertolongan) kepada umatnya di hari akhirat kelak.

Pertanyaannya, sudahkah kita mencintai dan mentaati Rasululloh SAW?

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20070817

Posted on September 1, 2007 by It’s Me

Kemerdekaan yang didapat bangsa Indonesia, yang kita nikmati sekarang ini, adalah hasil jerih payah yang tak ternilai dari perjuangan para syuhada/pejuang. Mereka berjuang dengan mempertaruhkan harta, jiwa, demi mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia agar lepas dari cengkraman kolonial yang dzalim.

Atas berkat rahmat ALLOH SWT, cita-cita luhur mereka tercapai, karena perjuangan mereka senantiasa berpedoman kepada petunjuk Ilahi,“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Ali Imran(3):103).

Nikmat kemerdekaan ini hendaklah disyukuri, dengan jalan melakukan tindakan-tindakan yang diridhai-Nya, serta meninggalkan perbuatan yang dimurkai-Nya. Kita mestilah menyadari betapa pentingnya mensyukuri kemerdekaan ini, karena dengan kemerdekaan inilah bangsa ini dapat bersatu serta mempuyai semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

Namun, nampaknya kita masih tidak bersyukur, karena masih banyak pembangunan yang tidak berorientasi ke bangsa, namun lebih ‘mengenyangkan’ para pejabat dan segelintir orang saja. Perpecahan, kerusuhan, dialami dan dilakukan oleh bangsa Indonesia, karena mereka sudah tercerai berai oleh hasutan setan.

Banyaknya perbuatan dosa juga memperlihatkan bahwa kita belum mensyukuri nikmat kemerdekaan ini sebagaimana mestinya. Padahal, jika kita tidak bersyukur, ALLOH SWT sudah jelas-jelas menyatakan akan menurunkan azab, sebagaimana dinyatakan di surat Ibrahim(14):7,“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.”

Semoga kita termasuk orang-orang yg bersyukur atas nikmat kemerdekaan yang telah kita peroleh ini.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20070810

Posted on August 11, 2007 by It’s Me

Isra’ Mi’raj merupakan uji keimanan karena banyak sahabat Rasululloh SAW yang semula mengimani dan menjadi pengikut Rasululloh SAW langsung berbondong-bondong meninggalkan Islam. Hal ini dikarenakan peristiwa Isra’ Mi’raj sangat sulit dijangkau oleh akal manusia, padahal bagi ALLOH SWT tidak ada yang tidak mungkin.

Pelajaran dari Isra’ Mi’raj:
1. Dada Rasululloh SAW dibedah, lalu setelah dibersihkan dadanya diisi dengan iman dan ilmu. Ini artinya 2 hal tersebut, iman dan ilmu, harus senantiasa mengisi hati kita.

2. Tawaran air susu dan arak. Rasululloh SAW memilih air susu. Maknanya harus memilih yg halal, sesuai dengan petunjuk dari ALLOH SWT.

Orang yg suka bersedekah amalannya tidak akan terputus. Realitanya, shodaqoh merupakan salah satu amalan yg sulit dilakukan, karena rasa cinta yg berlebihan terhadap harta. Sesungguhnya shodaqoh merupakan penolong kita kelak di akhirat.

Apabila kita bershodaqoh, maka:
– harta kita akan bertambah di sisi ALLOH SWT
– harta yang akan menjaga kita dari api neraka
– harta yg semula fana (sementara) akan menjadi kekal (abadi)
– shodaqoh merupakan amalan Rasululloh SAW, berarti kita sudah mencontoh dan mencintai beliau.

Artikel tambahan:
Mu’jizat dari Isra’ Mi’raj
Kisah batu Isra’ Mi’raj yang penuh kebohongan
Sholat Sebelum Isra’ Mi’raj

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20070803

Posted on August 11, 2007 by It’s Me

Kebahagiaan siswa yg lulus sekolah bukan saja milik pribadi yang bersangkutan, namun juga menjadi kebahagiaan orang tua, guru dan pemerintah. Jumlah kelulusan siswa pada sebuah sekolah menentukan apakah sekolah tersebut akan menjadi sekolah favorit atau bukan.

Sayangnya siswa yg lulus seringkali merayakan kelulusannya dengan pesta pora dan tindakan yang tidak bermanfaat, seperti coret coretan baju sekolah, pawai dan arak2an. Padahal seragam itu bisa diberikan kepada orang yg kurang beruntung.

Perbuatan corar coret baju seragam merupakan perbuatan mubazir dan boros. Perhatikan firman ALLOH SWT di surat Al Israaa(17):26-27,”Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. — Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Semoga di tahun depan, kian sedikit siswa yang merayakan kelulusannya dengan perbuatan yang sia-sia. Aamiin.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

 Khutbah Jum’at – 20070727

Posted on August 3, 2007 by It’s Me

Sesungguhnya ALLOH SWT sangat dekat dengan kita, sebagaimana tertulis pada Al Baqarah(2):186,“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Dari ayat di atas juga, ALLOH SWT menyatakan bahwa Dia akan mengabulkan doa-doa yg ditujukan pada-Nya. Akan tetapi seringkali kita bertanya-tanya mengapa doa yg sering kita panjatkan tetap tidak terkabul?

Apabila doa tidak dikabulkan, maka kita perhatikan hal-hal berikut:
1. Kita tidak menjalankan amar ma’ruf nahyi munkar. Tentu saja tindakan tersebut mesti disesuaikan dengan kemampuan kita. Bisa dengan kekuasaan, lisan, ataupun cukup dalam hati (namun merupakan selemah-lemahnya iman).

2. Matinya hati kita. Penyebab matinya hati, secara garis besar dikarenakan:
– Kita mengenal ALLOH SWT, tapi tidak mau beribadah pada-Nya.
– Kita membaca Al Qur’an, tapi tidak melaksanakan secara utuh
– Kita mengetahui bahwa Iblis adalah musuh yg nyata, tapi kita mengikutinya
– Kita mengaku cinta Rasululloh SAW, tapi sunnah2nya kita tinggalkan/tidak kita ikuti
– Kita menyatakan diri orang cinta surga, tapi tidak beramal untuk masuk ke dalamnya
– Kita mengatakan bahwa kita takut pada neraka, tapi kenyataannya kita tidak pernah berhenti berbuat maksiat
– Kita tahu bahwa kematian akan datang, tapi kita tidak mempercayainya serta tidak mempersiapkan diri untuk menyambutnya
– Kita selalu makan rejeki dari ALLOH SWT, tapi kita tidak pernah bersyukur atas rejeki tersebut
– Kita sering menyinggung/mengorek kesalahan orang lain, tapi dosa sendiri dilupakan. Lakukan muhasabah tiap malam
– Kita sering meng-sholatkan (jenazah) dan menguburkan (jenazah) orang lain, tapi kita tidak memetik pelajaran darinya

3. Apakah makanan yg kita makan sudah makanan yg halal (baik dari dzat ataupun dari cara mendapatkannya, baca juga artikel 4 sehat 5 sempurna 6 halal, makanlah produk halal, pengamen mencari yg ikhlas dan halal,dan pengaruh makanan haram).

Semoga poin2 di atas membuat kita lebih mawas diri.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

Khutbah Jum’at – 20070720

Posted on July 22, 2007 by It’s Me

Kita sudah memasuki Jum’at pertama di bulan Rajab. Rajab merupakan salah satu bulan yg diagungkan, sebagaimana firman ALLOH SWT,“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” Bulan-bulan haram lainnya adalah: Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram.

Di bulan Rajab ini ada peristiwa Isra’ Mi’raj, yang tidak saja menjadi mu’jizat tapi juga menjadi penguji keimanan para kaum muslim. Selain itu, Isra’ Mi’raj bisa menjadi pelajaran hidup bagi manusia.

Di bulan Rajab ini juga, wahyu sholat diberikan langsung kepada Rasululloh SAW oleh ALLOH SWT tanpa melalui perantara malaikat Jibril seperti biasanya. Ini menandakan bahwa ibadah sholat mempunyai makna yang begitu tinggi.

Namun hati2 dengan amalan-amalan bid’ah di bulan Rajab.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20070727

Posted on August 3, 2007 by It’s Me

Sesungguhnya ALLOH SWT sangat dekat dengan kita, sebagaimana tertulis pada Al Baqarah(2):186,“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Dari ayat di atas juga, ALLOH SWT menyatakan bahwa Dia akan mengabulkan doa-doa yg ditujukan pada-Nya. Akan tetapi seringkali kita bertanya-tanya mengapa doa yg sering kita panjatkan tetap tidak terkabul?

Apabila doa tidak dikabulkan, maka kita perhatikan hal-hal berikut:
1. Kita tidak menjalankan amar ma’ruf nahyi munkar. Tentu saja tindakan tersebut mesti disesuaikan dengan kemampuan kita. Bisa dengan kekuasaan, lisan, ataupun cukup dalam hati (namun merupakan selemah-lemahnya iman).

2. Matinya hati kita. Penyebab matinya hati, secara garis besar dikarenakan:
– Kita mengenal ALLOH SWT, tapi tidak mau beribadah pada-Nya.
– Kita membaca Al Qur’an, tapi tidak melaksanakan secara utuh
– Kita mengetahui bahwa Iblis adalah musuh yg nyata, tapi kita mengikutinya
– Kita mengaku cinta Rasululloh SAW, tapi sunnah2nya kita tinggalkan/tidak kita ikuti
– Kita menyatakan diri orang cinta surga, tapi tidak beramal untuk masuk ke dalamnya
– Kita mengatakan bahwa kita takut pada neraka, tapi kenyataannya kita tidak pernah berhenti berbuat maksiat
– Kita tahu bahwa kematian akan datang, tapi kita tidak mempercayainya serta tidak mempersiapkan diri untuk menyambutnya
– Kita selalu makan rejeki dari ALLOH SWT, tapi kita tidak pernah bersyukur atas rejeki tersebut
– Kita sering menyinggung/mengorek kesalahan orang lain, tapi dosa sendiri dilupakan. Lakukan muhasabah tiap malam
– Kita sering meng-sholatkan (jenazah) dan menguburkan (jenazah) orang lain, tapi kita tidak memetik pelajaran darinya

3. Apakah makanan yg kita makan sudah makanan yg halal (baik dari dzat ataupun dari cara mendapatkannya, baca juga artikel 4 sehat 5 sempurna 6 halal, makanlah produk halal, pengamen mencari yg ikhlas dan halal,dan pengaruh makanan haram).

Semoga poin2 di atas membuat kita lebih mawas diri.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

Khutbah Jum’at – 20070720

Posted on July 22, 2007 by It’s Me

Kita sudah memasuki Jum’at pertama di bulan Rajab. Rajab merupakan salah satu bulan yg diagungkan, sebagaimana firman ALLOH SWT,“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” Bulan-bulan haram lainnya adalah: Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram.

Di bulan Rajab ini ada peristiwa Isra’ Mi’raj, yang tidak saja menjadi mu’jizat tapi juga menjadi penguji keimanan para kaum muslim. Selain itu, Isra’ Mi’raj bisa menjadi pelajaran hidup bagi manusia.

Di bulan Rajab ini juga, wahyu sholat diberikan langsung kepada Rasululloh SAW oleh ALLOH SWT tanpa melalui perantara malaikat Jibril seperti biasanya. Ini menandakan bahwa ibadah sholat mempunyai makna yang begitu tinggi.

Namun hati2 dengan amalan-amalan bid’ah di bulan Rajab.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20070713

Posted on July 13, 2007 by It’s Me

Rasululloh SAW dan sahabat2 telah berhasil menunjukkan arti dari persaudaraan yang Islami (ukhuwah Islamiyah), dengan membaurnya kaum Muhajirin (kaum muslim dari Mekkah) dengan kaum Anshar (kaum muslim dari Medinah).Keberhasilan mereka disebabkan mereka begitu memahami apa maksud dari Al Hujurat(49):10,“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” serta Al Hasyr(59):9,“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Di jaman sekarang, masih adakah ukhuwah Islamiyah? Ternyata sesama muslim (tokoh politik) malah saling berebut kuasa, pengaruh, saling cakar, dan tak segan-segan untuk memfitnah atau menikam dari belakang, demi bisa merebut dan mendapatkan kekuasaan.

Jangankan di tingkat para pemimpin politik, di kalangan pengusaha dan rakyat juga nyaris sulit ditemukan ukhuwah Islamiyah. Para pengusaha, alih-alih membantu saudaranya yg sedang kesulitan pangan, mereka malah menimbun barang-barang pokok yang jelas2 dilarang oleh Islam.

Mampukah kita mendahulukan kepentingan sahabat kita di saat kita juga sedang membutuhkan sesuatu yg dibutuhkannya itu? Mari kita becermin pada diri masing-masing.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

Khutbah Jum’at – 20070706

Posted on July 7, 2007 by It’s Me

Mendidik Anak Dengan Pendidikan Yang Islami

Dalam surat Ath Thalaq(65):3, ALLOH SWT berfirman,“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” Ini merupakan janji-Nya yang akan membantu tiap hamba-Nya yang tawakal (mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya).

Sudahkah kita mendidik anak kita dengan pendidikan yang Islami?

An Nisa(4):9,“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” menegaskan bahwa ALLOH SWT menyuruh kita JANGAN MENINGGALKAN KETURUNAN YANG LEMAH. Lemah yang dimaksud di sini adalah lemah dalam harta (miskin), lemah dalam ilmu (bodoh), dan lemah iman (murtad/keluar dar Islam/ingkar kepada ALLOH SWT).

Sebagai orang tua, kewajiban yang harus dipenuhi (kepada anaknya) adalah:
1. Memberi nama yang Islami (atau yang baik).

2. Meng-akikah-kan. Tujuan dari akikah adalah menjadikan si anak:
a. rajin sholat 5 waktu
b. tekun berpuasa (minimal puasa Ramadhan)
c. menjadi ahli ibadah
d. terhindar dari hal2 (perbuatan) yang buruk

3. Memberi nafkah keluarga dengan hasil/harta yang halal. Harta haram yang dimakan oleh keluarga/anak kita akan membuat mereka menjadi sulit menerima kebenaran/beribadah/belajar Islam.

4. Mendidik anak dengan cara Islami. Rasululloh SAW menyatakan agar selaku orang tua, kita mesti mendidik 3 perkara ‘dasar’ berikut:
a. Cinta kepada ALLOH SWT, dengan sering membaca Al Qur’an, karena membaca Al Qur’an = berkomunikasi dengan ALLOH SWT.
b. Cinta kepada Rasululloh SAW, dengan membaca shalawat, mengikuti sunnahnya.
c. Mengenal dan bergaul dengan ulama/kiai, sehingga akan lebih banyak mencontoh dan berbuat yang baik. Selain itu hal ini akan mengajarkan ketaatan.

5. Mengajarkan keterampilan berupa jahit menjahit, berkuda, berenang, serta gulat.

6. Memperkenalkan halal dan haram.

7. Apabila sudah waktunya, menikahkannya.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20070629

Posted on July 1, 2007 by It’s Me

Seorang muslim hendaklah bisa menjadi muslim yg cerdas dan mulia di mata ALLOH SWT. Apa kriterianya?

Menurut Rasululloh SAW, kriteria muslim yg cerdas dan mulia di mata ALLOH SWT adalah yang banyak mengingat mati dan mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian.

Q: Mengapa manusia benci dengan kematian?
A: Manusia yg benci dengan kematian adalah manusia yg sudah menghancurkan hidup akhiratnya serta sudah bersusah payah membangun dunianya.

Q: Bagaimana keadaan manusia pada saat menghadap ALLOH SWT (di akhirat) kelak?
A: Manusia akan terbagi menjadi dua, yakni yg banyak kebaikannya (amal kebajikan) akan sangat menantikan pertemuan dengan ALLOH SWT, seperti kenalan lama yg lama tak berjumpa. Apabila seorang muslim senang bertemu dg ALLOH SWT, maka ALLOH SWT juga akan senang bertemu dengannya. Sementara manusia yg banyak amal buruknya tidak akan ingin bertemu dg ALLOH SWT.

Dari sekian banyak cara untuk menghindari siksa, cara yg sering dianjurkan adalah BERSEDEKAH.

Jika manusia wafat tidak menyekutukan ALLOH SWT, insya ALLOH dia akan masuk surga. Sementara jika wafat malah menyekutukan ALLOH SWT, sudah jelas tempatnya akan di neraka.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20070622

Posted on June 23, 2007 by It’s Me

Ayat Al Baqarah(2):21 berbunyi seperti berikut,“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” Berdasarkan ayat tersebut, ALLOH SWT sudah menyuruh SELURUH MANUSIA untuk menyembah-Nya. Bukan sekedar manusia di kota Mekkah (tempat ayat ini diturunkan), bukan pula sekedar manusia di jazirah Arab, tapi seluruh manusia, sejak jaman Nabi Adam as hingga manusia akhir jaman kelak.

Ibadah, secara garis besar, dibagi menjadi 2:
1. Ibadah Mahdlah, yakni ibadah vertikal, dari manusia kepada Sang Khaliq.
2. Ibadah Ghair Mahdlah, yakni ibadah horizontal, dari manusia kepada sesamanya.

Definisi ibadah, menurut jumhur (sebagian besar) ulama adalah SEMUA PEKERJAAN/AKTIVITAS YANG DICINTAI, DISUKAI, & DIRIDHOI ALLOH SWT. Secara garis besar, aktivitas ibadah terbagi menjadi dua:
1. Ucapan, seperti mengajak kepada kebaikan (berbuat baik) ataupun menjauhi (tidak mengerjakan) keburukan/maksiat.
2. Tindakan, contohnya bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarga.

Ibadah kepada ALLOH SWT tidak sekedar sholat atau puasa saja. Akan tetapi, berbuat baik kepada manusia juga termasuk dalam pengertian ibadah. Yang mesti diperhatikan, ibadah kepada ALLOH SWT mempunyai aturan dan cara2nya, yg telah dicontohkan Rasululloh SAW. Sebagai contoh, sholat, haji, puasa, dan lainnya.

Sementara ibadah yg dilakukan kepada sesama manusia bisa disesuaikan dengan posisi dan kemampuan manusia yang bersangkutan. Misalnya, seorang pemimpin…maka dia bisa beribadah dg cara mengajak para bawahannya untuk selalu tepat waktu saat kerja. Apabila seorang ketua RW, dia bisa menyelenggarakan kerja bakti di lingkungannya, yg diikuti oleh warga2nya.

Mari kita beribadah sesuai dengan kemampuan yg kita miliki.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20070629

Posted on July 1, 2007 by It’s Me

Seorang muslim hendaklah bisa menjadi muslim yg cerdas dan mulia di mata ALLOH SWT. Apa kriterianya?

Menurut Rasululloh SAW, kriteria muslim yg cerdas dan mulia di mata ALLOH SWT adalah yang banyak mengingat mati dan mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian.

Q: Mengapa manusia benci dengan kematian?
A: Manusia yg benci dengan kematian adalah manusia yg sudah menghancurkan hidup akhiratnya serta sudah bersusah payah membangun dunianya.

Q: Bagaimana keadaan manusia pada saat menghadap ALLOH SWT (di akhirat) kelak?
A: Manusia akan terbagi menjadi dua, yakni yg banyak kebaikannya (amal kebajikan) akan sangat menantikan pertemuan dengan ALLOH SWT, seperti kenalan lama yg lama tak berjumpa. Apabila seorang muslim senang bertemu dg ALLOH SWT, maka ALLOH SWT juga akan senang bertemu dengannya. Sementara manusia yg banyak amal buruknya tidak akan ingin bertemu dg ALLOH SWT.

Dari sekian banyak cara untuk menghindari siksa, cara yg sering dianjurkan adalah BERSEDEKAH.

Jika manusia wafat tidak menyekutukan ALLOH SWT, insya ALLOH dia akan masuk surga. Sementara jika wafat malah menyekutukan ALLOH SWT, sudah jelas tempatnya akan di neraka.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20070622

Posted on June 23, 2007 by It’s Me

Ayat Al Baqarah(2):21 berbunyi seperti berikut,“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” Berdasarkan ayat tersebut, ALLOH SWT sudah menyuruh SELURUH MANUSIA untuk menyembah-Nya. Bukan sekedar manusia di kota Mekkah (tempat ayat ini diturunkan), bukan pula sekedar manusia di jazirah Arab, tapi seluruh manusia, sejak jaman Nabi Adam as hingga manusia akhir jaman kelak.

Ibadah, secara garis besar, dibagi menjadi 2:
1. Ibadah Mahdlah, yakni ibadah vertikal, dari manusia kepada Sang Khaliq.
2. Ibadah Ghair Mahdlah, yakni ibadah horizontal, dari manusia kepada sesamanya.

Definisi ibadah, menurut jumhur (sebagian besar) ulama adalah SEMUA PEKERJAAN/AKTIVITAS YANG DICINTAI, DISUKAI, & DIRIDHOI ALLOH SWT. Secara garis besar, aktivitas ibadah terbagi menjadi dua:
1. Ucapan, seperti mengajak kepada kebaikan (berbuat baik) ataupun menjauhi (tidak mengerjakan) keburukan/maksiat.
2. Tindakan, contohnya bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarga.

Ibadah kepada ALLOH SWT tidak sekedar sholat atau puasa saja. Akan tetapi, berbuat baik kepada manusia juga termasuk dalam pengertian ibadah. Yang mesti diperhatikan, ibadah kepada ALLOH SWT mempunyai aturan dan cara2nya, yg telah dicontohkan Rasululloh SAW. Sebagai contoh, sholat, haji, puasa, dan lainnya.

Sementara ibadah yg dilakukan kepada sesama manusia bisa disesuaikan dengan posisi dan kemampuan manusia yang bersangkutan. Misalnya, seorang pemimpin…maka dia bisa beribadah dg cara mengajak para bawahannya untuk selalu tepat waktu saat kerja. Apabila seorang ketua RW, dia bisa menyelenggarakan kerja bakti di lingkungannya, yg diikuti oleh warga2nya.

Mari kita beribadah sesuai dengan kemampuan yg kita miliki.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20070601

Posted on June 2, 2007 by It’s Me

Konsep dasar pendidikan yg diajarkan oleh Islam adalah TIDAK MENYEKUTUKAN ALLOH SWT. Hal ini tercantum di surat Lukman(31):13,“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar”.”

Penafsiran larangan syirik kepada ALLOH SWT bisa disampaikan dengan berbagai cabang ilmu pengetahuan, baik matematika, fisika, biologi, dan yang lainnya.

Sayyid Qutb, seorang ulama di abad 20 menyatakan bahwa dirinya percaya kekuatan ilmu pengetahuan serta kebudayaan, namun dia menyatakan bahwa dirinya SANGAT percaya dengan kekuatan PENDIDIKAN.

Di jaman sekarang, banyak orang tua yg memberikan pendidikan yg salah, bahkan cenderung menelantarkan pendidikan bagi anak2nya. Tidak heran, jika banyak kekacauan terjadi di rumah tangga, terutama belakangan ini.

Sistem pendidikan bisa dibagi menjadi 2 bagian:
– Pendidikan sekuler, yg lebih mengutamakan panca indra semata.
– Pendidikan Islam, selain mengutamakan panca indra, juga menambahkan hati (qolbu) sebagai penyeimbang.

Efek manusia yg dihasilkan dari 2 sistem pendidikan tersebut di atas sangatlah berbeda. Sebagai contoh, pendidikan sekuler hanya menghasilkan orang2 berpendidikan (pintar) namun kosong jiwanya. Tidak heran korupsi dan kemaksiatan terus berjaya karena outputnya adalah hasil pendidikan sekuler.

Pendidikan yg mesti diterapkan kepada anak:
– Cinta, mengenal, dan mencontoh (meneladani) akhlah Rasululloh SAW, karena Rasululloh SAW merupakan suri tauladan yg terbaik.
– Mengenalkan, mencintai, membaca, mengerti, dan mengamalkan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Filed under: Khutbah Jum’at | 1 Comment »

Khutbah Jum’at – 20070525

Posted on May 28, 2007 by It’s Me

Memilih seorang pemimpin yg hendak dijadikan kepala baik dalam sebuah struktur resmi, seperti sebuah departemen atau lembaga, ataupun tidak resmi seperti kepala organisasi masyarakat bisa ditinjau dari sikap calon tersebut dalam berhubungan dengan manusia.

Seorang pemimpin yg baik, haruslah mempunyai kecakapan/kemampuan/kapasitas memimpin yg layak. Sayangnya, di Indonesia, seringkali seorang calon pemimpin hanya berbekal ambisi, popularitas, keturunan, dan harta saja untuk maju dan dipilih menjadi pemimpin. Sangatlah jarang, seorang calon pemimpin, yg maju, mempunyai kapabilitas kepemimpinan yg dibutuhkan. Akibatnya ketika dia menjabat, masalah2 yg timbul (di masyarakat) seringkali tidak bisa diselesaikan dengan baik. Alih2 mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab, si pemimpin malah cenderung bermuka badak, dan tidak tahu malu. Naudzubillah…

Padahal, menjadi seorang pemimpin itu berarti dia siap memikul tanggung jawab yg sangat besar, tidak hanya di mata manusia namun juga di hadapan ALLOH SWT. Kepercayaan yg dipikul/diberikan oleh masyarakat sangatlah besar, karena masyarakat akan menaruh harapan terhadap pemimpin yg telah dipilih untuk menyelesaikan masalah2 yg terjadi. Sayangnya, banyak pemimpin yg tidak bisa memenuhi kepercayaan ini…karena dipercaya itu (sebenarnya) sulit.

Walhasil, jabatan yg seharusnya menjadi amanah, malah dijadikan sebagai sarana kenikmatan pribadi. Akan tetapi, herannya, banyak orang yg berebut jabatan, sehingga mereka malah menyalahgunakannya.

Islam sendiri sudah memberikan panduan, bagaimana kriteria pemimpin yg baik, entah itu di hadapan manusia maupun di hadapan ALLOH SWT. Kriteria pemimpin yg baik telah tergambar dan dipraktikkan oleh Rasululloh SAW. Beliau telah terbukti menjadi seorang pemimpin yg sukses dunia dan (insya ALLOH) akhirat.

Dengan demikian, jika kita hendak memilih pemimpin, hendaklah yg memiliki sifat2 Rasululloh SAW, yakni Shiddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh. Insya ALLOH pemimpin tersebut akan sukses dunia dan akhirat juga.

*semoga artikel ini berguna dan bisa menjadi panduan dalam memilih pemimpin, tidak saja di Indonesia, namun juga di tempat2 lain…*

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20070518

Posted on May 19, 2007 by It’s Me

Umat Islam di Indonesia sudah menjalankan berbagai macam ideologi sejak kemerdekaan didapat. Akan tetapi, dari sekian banyak ideologi yg telah dijalankan, ternyata TIDAK ADA SATUPUN yg terbukti bisa membawa bangsa Indonesia ke dalam kehidupan yg lebih baik. Satu2nya ideologi yg belum (tidak mau?) dicoba untuk dijalankan adalah ideologi Islam. Padahal, dengan ideologi Islam, insya ALLOH kehidupan yg lebih baik (dunia-akhirat) akan bisa dicapai, karena ideologi Islam sudah menyediakan panduan lengkap untuk bernegara dan hidup.

Keengganan menggunakan ideologi Islam, nampaknya terkait dengan perang pemikiran (ghazwul fikri) yg dilancarkan musuh2 Islam.

Dalam Al Maidah(5):49, ALLOH SWT telah berfirman,“…Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.”

Manusia yg tidak mau menegakkan hukum ALLOH SWT terbagi menjadi 3 bagian:
1. Orang dzalim
2. Orang kafir
3. Orang fasik

Sesungguhnya solusi yg ditawarkan oleh ideologi2 selain ideologi Islam BUKANLAH solusi terbaik. Hal ini dikarenakan solusi2 tersebut dibuat dengan tolok ukur manusia, yg notabene sangat terbatas kemampuannya, baik kemampuan berpikir ataupun kemampuan lainnya. Sementara solusi ideologi Islam sangatlah mudah, yakni:
1. Kembali ke Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
Rasululloh SAW telah menegaskan hal ini dengan haditsnya yg sangat akrab di telinga kita. “Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Dan tidak akan terpisah keduanya sampai keduanya mendatangiku di haudh.” (HR. Imam Malik)

Hanya saja, masalahnya adalah kaum muslim (terutama di Indonesia) tidak mau menerapkannya, dengan berbagai alasan. Sungguh ironi, sebagai kaum mayoritas, umat Islam di Indonesia malah ‘kalah pengaruh’ dibandingkan kaum minoritas.

2. Menjalankan dan menjaga 3 hal:
Menjaga lisan. Hindari perbuatan berbohong, terutama membohongi rakyat, terlebih rakyat yg sedang mengalami musibah. Padahal rakyat sudah cukup menderita dengan musibah yg beruntun mereka alami, tidak perlu lagi diperparah dg hal2 yg ‘tidak perlu’.
Bentengi rumah tangga dengan agama Islam. Jika tiap pemimpin rumah tangga membekali tiap anggota keluarga dg bekal agama yg mumpuni, insya ALLOH tidak akan terjerumus kepada kejahatan. Bekal agama ini tentu saja tidak sekedar formalitas, namun juga selalu menjadi petunjuk kehidupan.
Memperbanyak taubat. Tentu saja taubat yg dilakukan adalah sebenar-benarnya taubat (taubatan nasuha). Silakan membaca kembali artikel taubatan nasuha untuk lebih jelasnya.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20070511

Posted on May 11, 2007 by It’s Me

Jika kita merujuk pada surat At Tahri(66):8, maka kita akan dapati ayat tentang taubat nasuha (sudah pernah aku bahas juga di sini). Ayat tersebut berbunyi,”Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.” Dari ayat tersebut, bisa disimpulkan, bahwa dengan taubatan nasuha, maka insya ALLOH, SEMUA dosa dan kesalahan yg pernah kita perbuat akan diampuni ALLOH SWT.

Dan apabila kita mau untuk merenung/melakukan introspeksi (muhasabah), maka kita akan dapatkan kenyataan bahwa diri kita PASTI PERNAH berdosa dan berbuat salah, serta melanggar perintah dan larangan ALLOH SWT. Hanya orang yg sombong, serta TIDAK MUNGKIN ada di dunia ini, yg menyatakan dirinya bersih dari dosa dan kesalahan.

Jika kita merujuk kepada perbuatan salah, sebenarnya perbuatan salah ini sudah dilakukan oleh bapak manusia, yakni nabi Adam as dan istrinya, Siti Hawa. Mereka berdua berbuat salah, dengan melanggar larangan ALLOH SWT, untuk tidak mendekati dan tidak makan buah khuldi. Penyebab mereka melanggar adalah karena bujuk rauyu dan tipu daya setan. Meski demikian, sesungguhnya semua Nabi dan Rasul bersifat ma’sum, yakni senantiasa dijaga ALLOH SWT dari perbuatan salah.

Al Qur’an sendiri mendokumentasikan bujuk rayu setan dan kesalahan Nabi Adam as dan Siti Hawa di dalam surat At Thaha(20):120-121,”Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?” — Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.”

Namun, Al Qur’an juga mencatat bahwa Nabi Adam as dan Siti Hawa segera menyadari kesalahan yg telah mereka perbuat. Selanjutnya mereka menyesal dan memohon ampun, kepada ALLOH SWT, atas kesalahan dan dosa yg mereka perbuat. Ini tercatat di surat Al A’raaf(7):23,”Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.”

Dalam Al Baqarah(2):36-37, dituliskan juga bagaimana ALLOH SWT mengirimkan Nabi Adam as dan Siti Hawa ke bumi sebagai hukuman atas kesalahan yg mereka perbuat. Namun Dia juga menyatakan bahwa kesalahan Nabi Adam as dan Siti Hawa DIAMPUNI.”Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”. — Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”

Sayangnya, manusia seringkali mengulur-ulur waktu untuk bertobat dan beramal saleh. Mereka mengulur waktu hingga akhirnya pada saat ajal tiba, mereka tidak pernah bertobat untuk kesalahan2 mereka, serta tidak bisa beramal saleh seperti yg pernah mereka janjikan.

Penyesalan akan datang kepada mereka pada saat di hari Akhir kelak, sebagaimana dicatat di surat Al Munaafiquun(63):10-11,”Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” — Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Semoga kita termasuk orang yang bersegera dalam bertaubat nasuha dan beramal saleh, agar tidak termasuk dalam golongan orang2 yg menyesal kelak. Aamiin.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20070504

Posted on May 6, 2007 by It’s Me

Tema dari khutbah Jum’at kali ini adalah “Meneladani Rasululloh SAW Dalam Menegakkan Islam”.

Keadaan bangsa Arab pada saat Rasululloh SAW belum menjadi utusan ALLOH SWT, merupakan sebuah masyarakat yg maju dalam hal perdagangan dan kebudayaan. Ini dibuktikan dengan syair2 hasil karya para pujangga2/seniman2. Dalam hal perdagangan, kota Mekkah dan Madinah merupakan salah satu pusat perdagangan.

Akan tetapi para penduduknya berperilaku kejam, biadab, dan tidak masuk akal. Berbagai kejahatan, seperti riba, perzinaan, pembunuhan, perang, dan perilaku2 lainnya. Oleh sebab itu, Rasululloh SAW diturunkan dan diutus di sini, karena Rasululloh SAW diturunkan untuk memperbaiki moral para penduduk jazirah Arab (pada awalnya, dan seluruh manusia sebagai tujuan akhirnya).

“Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, — dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” Al Ahzab(33):45-46.

Untuk memperbaiki akhlak dan moral bangsa Arab, Rasululloh SAW sudah dipersiapkan dirinya oleh ALLOH SWT dengan akhlak dan perilaku yg santun, mulia, dan bisa diandalkan. Dengan kata lain, Rasululloh SAW sudah ditetapkan sebagai suri tauladan yg baik (uswatun hasanah), sebagaimana tercantum di Al Ahzab(33):21,“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Berdasar Al Ahzab:45-46, maka Rasululloh SAW mempunyai tugas sebagai berikut:
– menjadi saksi atas perbuatan manusia (umatnya)
– membawa kabar gembira
– menyampaikan peringatan
– penyeru (pengajak) kembali ke agama ALLOH SWT
– menjadi penerang/cahaya

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20070427

Posted on May 4, 2007 by It’s Me

Seorang muslim hendaknya senantiasa berlapang dada apabila mengetahui orang lain (terlebih lagi sesama muslim) mendapatkan kesenangan, kebahagiaan, dan keberhasilan. Dengan kata lain, seorang muslim TIDAK BOLEH HASAD (DENGKI).

Secara teori, hal ini mudah diucapkan…namun, dalam pelaksanaannya, sangatlah sulit, karena setan akan senantiasa berupaya membangkitkan perasaan hasad itu. Akibatnya, perilaku dengki ini tumbuh subur, karena tiap orang senantiasa ‘memupuk’ sifat ini. Padahal, jika sifat hasad/dengki dipelihara, maka dia akan bisa menjelma menjadi tindakan lain yang tidak kalah bahayanya, yakni FITNAH.

Contoh yang paling mudah dari perilaku hasad/dengki adalah acara infotainment. Meski ada manfaat yg bisa didapat, namun secara garis besar, isi dari infotainment adalah ghibah dan gossip. Belum lagi jika ada wawancara yang sifatnya saling menjatuhkan dan membeberkan aib. Maka, tidak heran MUI dan NU mengharamkan penayangan infotainment ini.

Perhatikan hadits Rasululloh SAW ini. Dari Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu berkata, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian saling dengki, jangan saling menipu, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi, dan jangan kalian membeli suatu barang yang (akan) dibeli orang. Jadilah kamu sekalian hamba-hamba Alloh yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, tidak layak untuk saling menzhalimi, berbohong kepadanya dan acuh kepadanya. Taqwa itu ada disini (beliau sambil menunjuk dadanya 3 kali). Cukuplah seseorang dikatakan jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Haram bagi seorang muslim dari muslim yang lainnya, darahnya, hartanya, dan harga dirinya” (HR. Muslim)

Perhatikan juga firman ALLOH SWT, dalam Al Hujurat(49):12,“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”

Semoga kita bisa terhindar dari sifat hasad/dengki ini. Aamiin.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20070420

Posted on May 3, 2007 by It’s Me

Kaum muslim yg hidup sejaman dengan Rasululloh SAW, sangatlah MILITAN terhadap Rasululloh SAW. Mereka bersedia berkorban apa saja demi Rasululloh SAW, hatta itu nyawa mereka. Tidak terhitung berapa banyak sahabat yg gugur di medan perang maupun disiksa oleh kaum kafir, karena mereka begitu menyayangi Rasululloh SAW, bahkan tidak ingin Rasululloh SAW terluka sedikit pun.

Mencintai dan menyayangi Rasululloh SAW berarti kita akan selalu mengikuti dan menuruti sunnah-sunnahnya. Termasuk di dalamnya adalah hukum-hukumnya, baik dalam ibadah maupun dalam bermasyarakat. Sudah seharusnya kita mengikuti hukum2 yg ditetapkan Rasululloh SAW, karena beliau adalah suri tauladan dan perwakilan ALLOH SWT (dengan menjadi utusan-Nya). Sehingga bisa ‘dipastikan’, mengikuti Rasululloh SAW = mendapat ridho ALLOH SWT.

Hanya sayangnya, meski umat Islam di Indonesia merupakan mayoritas, namun pemerintah dan masyarakatnya masih enggan untuk menggunakan dan menerapkan hukum ALLOH SWT. Tak heran, begitu banyak maksiat dan bencana terjadi karenanya.

Beberapa metode untuk menegakkan hukum ALLOH SWT:
1. Menegakkan aqidah, siap bertuhankan hanya ALLOH SWT. Ciri2nya = menjadi muslim yang kaffah (menyeluruh). Perhatikan Al Baqarah(2):208,“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”
2. Tidak mengikuti langkah-langkah setan, yakni usaha merusak dunia/tataran hidup. (lihat ayat di atas)
3. Tunduk kepada Al Qur’an dan Sunnah.

Sayangnya, jika kita (mau) jujur terhadap diri, hidup kita lebih banyak menuruti/terjebak kehendak setan. Akibatnya, penderitaan dan kesulitan selalu kita hadapi.

Semoga kita bisa menjalani kehidupan sebagai seorang muslim secara keseluruhan. Aamiin.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

Khutbah Jum’at – 20070413

Posted on May 3, 2007 by It’s Me

Cepat atau lambat, manusia akan menghadapi/merasakan kematian. ALLOH SWT sendiri sudah menegaskan hal ini, sebagaiman tertulis di Al Imran(3):185,“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

Siapapun, di manapun, manusia PASTI akan bertemu kematian, karena tidak ada seorangpun manusia yg bisa menghindar dari kematian, termasuk Rasululloh SAW. Benteng yg kokoh, gunung yg tinggi, ruangan yg tertutup rapat, tidak akan bisa menghalangi kematian untuk datang. Hal ini juga sudah disebutkan ALLOH SWT,“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?”(An Nisa(4):78)

Sikap manusia dalam menghadapi kematian itu berbeda-beda. Ada yg takut mati, ada yg ingin mati, ada yg malah mempercepat waktu kematiannya (bunuh diri).

Ingat mati sangatlah dianjurkan dalam agama. Rasululloh SAW sendiri sudah menjelaskan hal ini. “Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yang banyak mengingat mati maka Allah akan menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian.” (HR. Ad-Dailami), dan “Orang yg paling cerdas adalah orang yg paling banyak ingatannya kepada kematian.” (HR Ibnu Majah)

Orang yg selalu mengingat kematian akan mengurangi perbuatan dosa, karena dia tahu bahwa perbuatannya itu akan dimintai tanggung jawabnya di akhirat kelak.

Semoga kita menjadi orang2 yg selalu mengingat kematian. Aamiin.

artikel terkait:
Kapan kiamat tiba?

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Khutbah Jum’at – 20070406

Posted on May 2, 2007 by It’s Me

Manusia merupakan makhluk ciptaan ALLOH SWT yang paling baik bentuknya, sebagaimana disebutkan di At Tiin(95):4,“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Salah satu hal yg menjadikan manusia lebih unggul daripada makhluk ALLOH SWT lainnya adalah MEMILIKI AKAL.Akan tetapi, mengapa manusia seringkali bisa digoda dan terjerumus ke dalam tipu daya setan? Itu tidak lain karena manusia mempunyai sifat LUPA dan SALAH, sebagaimana tercantum di Al Baqarah(2):286,“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.”

Kedua sifat ini merupakan kelemahan utama manusia, sehingga akan selalu menjadi target setan, dalam upayanya menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesesatan, kapanpun, di manapun, dan dalam kondisi bagaimanapun.

Cara paling tepat dalam menyelamatkan diri dari perangkap setan adalah dengan tidak menunda-nunda melaksanakan perintah agama (perintah ALLOH SWT dan Rasul-Nya). Selain itu, kita jangan sungkan untuk menghindari dan menjauhi larangan2 yg telah ditetapkan agama.

Hanya orang lalai, lupa, dan bodohlah yg akan menjadi korban tipu daya setan.

Semoga kita bisa menjadi manusia yg selalu waspada dan bisa menghindar dari tipu daya dan jebakan setan. Aamiin.

Filed under: Khutbah Jum’at | Leave a Comment »

New Blog

Posted on February 25, 2007 by It’s Me

This (new) blog is part of my old blog…but here, the topic is specific. I hope this blog will useful for all of you.

Filed under: Info | Leave a Comment »

« Previous PageNext Page »

Selamat datang di blog khutbah Jum’at ini. Semoga berguna

Berikut ini adalah syarat-syarat menjadi khatib Jum’at:

Khutbah Jum’at itu memang memerlukan rukun yang harus terpenuhi, agar bisa sah secara aturan. Bilamana salah satu rukun itu tidak terpenuhi, memang akan membuat khtbah itu rusak, alias tidak sah.

Yang paling pokok untuk diketahui bahwa khutbah Jum’at itu terdiri dari dua bagian. Yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua, di mana keduanya dipisahkan dengan duduk di antara dua khutbah.

Selain itu yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa khutbah Jum’at itu dilakukan sebelum shalat Jum’at. Berbeda dengan khutbah Idul Fitri atau Idul Adha yang justru disampaikan setelah selesai shalat Id.

Adapun rukun khutbah Jum’at, para ulama mencoba mengumpulkannya dari berbagai dalil, lalu didapat paling tidak ada lima perkara.

1. Rukun Pertama: Hamdalah
Khutbah Jum’at itu wajib dimulai dengan hamdalah. Yaitu lafaz yang memuji ALLOH SWT. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau ahmadullah. Pendeknya, minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khutbah pertama atau khutbah kedua.

2. Rukun Kedua: Shalawat kepada Nabi SAW
Shalawat kepada nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas, paling tidak ada kata shalawat. Misalnya ushalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu ‘ala Muhammad, atau ana mushallai ala Muhammad.

Namun nama Muhammad SAW boleh saja diucapkan dengan lafadz Ahmad, karena Ahmad adalah nama beliau juga sebagaimana tertera dalam Al-Quran.

3. Rukun Ketiga: Berwasiat untuk Taqwa
Yang dimaksud dengan berwasiat ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada ALLOH SWT. Dan menurut Az-Zayadi, wasiat ini adalah perintah untuk mengerjakan perintah ALLOH SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sedangkan menurut Ibnu Hajar, cukup dengan ajakan untuk mengerjakan perintah ALLOH SWT. Sedangkan menurut Ar-Ramli, wasiat itu harus berbentuk seruan kepada ketaatan kepada ALLOH SWT.

Lafadznya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: takutlah kalian kepada ALLOH. Atau kalimat: marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat.

Ketiga rukun di atas harus terdapat dalam kedua khutbah Jum’at itu.

4. Rukun Keempat: Membaca ayat Al-Quran pada salah satunya
Minimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan sekedar potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai pembacaan Al-Quran bila sekedar mengucapkan lafadz: tsumma nazhar atau potongan ayat yg tidak jelas.

Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat tentang perintah atau larangan atau hukum. Boleh juga ayat Quran tentang kisah umat terdahulu dan lainnya.

5. Rukun Kelima: Doa untuk umat Islam di khutbah kedua
Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz yang doa yang intinya meminta kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: Allahummaghfir lil muslimin wal muslimat (Ya ALLOH, ampunilah orang-orang muslim laki dan wanita). Atau kalimat Allahumma ajirna minannar (Ya ALLOHk, selamatkan kami dari api neraka).

Filed under: Khutbah Jum’at | 8 Comments »

« Previous Page

DO`A QUNUT ADZKAR MA`TSURAH

Doa Qunut
Adzkar Ma’tsurah

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ وَنَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ وَنَعُوْذُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ

1. Ya Allah, sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan memohon petunjuk dari-Mu, kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, kami memuji-Mu dengan segala kebaikan, kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, kami tidak mengingkari-Mu, kami berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas, kami sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ بِالإِسْلاَمِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالإِيْمِانِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآنِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِشَهْرِ رَمَضَانَ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالأَهْلِ وَالْمَالِ وَالْمُعَافَاةِ لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا

2. Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-Qur’an, nikmat bulan Ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami
سُبْحَانَكَ لاَ نُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ فَلَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ

3. Maha Suci Engkau, kami tidak akan sanggup menghitung dan membatasi pujian bagi-Mu. Keagungan-Mu hanya dapat diungkapkan dengan pujian-Mu kepada diri-Mu sendiri, segala puji hanya bagi-Mu (dari kami) sampai Engkau ridha (kepada kami) dan segala puji bagi-Mu setelah keridhaan-Mu
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

4. Ya Allah, sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba, nabi dan rasul-Mu Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا

5. Ya Allah, ampunilah kami dan ampuni pula kedua orang tua kami dan sayangilah mereka seperti kasih sayang mereka saat mendidik kami di waktu kecil
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ

6. Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنـَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

7. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau jadikan di hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ

8. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu ridha dan surga-Mu serta semua ucapan maupun perbuatan yang dapat mendekatkan kami kepadanya, dan kami berlindung kepada-Mu dari murka dan neraka-Mu serta semua ucapan maupun perbuatan yang dapat mendekatkan kami kepadanya
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنِا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِيْ دِيْنِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ وَلاَ يَرْحَمُنَا

9. Ya Allah, berikan kepada kami dari rasa takut kami kepada-Mu sesuatu yang akan membentengi kami dari maksiat kepada-Mu, anugerahkan kami dari ketaatan kami kepada-Mu sesuatu yang akan mengantarkan kami ke surga-Mu, dan berikan untuk kami dari keyakinan kami kepada-Mu sesuatu yang akan meringankan kami dalam menghadapi musibah dunia. Berikan kenikmatan pada pendengaran, penglihatan dan semua kekuatan dan potensi kami selama Engkau hidupkan kami, jadikan semua itu sebagai peninggalan kami. Jadikan pembalasan kami hanya kepada orang yang telah menzhalimi kami, tolonglah kami atas orang-orang yang memusuhi kami, jangan Engkau jadikan musibah menimpa kami dalam agama dan iman kami, jangan Engkau jadikan dunia ini sebagai puncak cita-cita dan ilmu kami, dan jangan Engkau kuasakan kami kepada orang-orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak menyayangi kami
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِجَمِيْعِ مَوْتَى الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ شَهِدُوْا لَكَ بِالْوَحْدَانِيَّةِ وَلِنَبِيِّكَ بِالرِّسَالَةِ وَمَاتُوْا عَلَى ذَلِكَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُمْ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُمْ وَاغْسِلْهُمْ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِمْ مِنَ الذٌّنُوْبِ وَالْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَجَازِهمْ بِالْحَسَنَاتِ إِحْسَانًا وَبِالسَّيِّئَاتِ عَفْوًا وَغُفْرَانًا

10. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kaum mukminin yang telah wafat dan telah bersaksi atas keesaan-Mu dan kerasulan nabi-Mu (Muhammad saw) dan mereka meninggal dalam keadaan demikian. Ya Allah, ampuni dan rahmatilah mereka, maafkan semua kesalahan mereka, muliakan tempat tinggalnya, luaskan kediamannya, sucikan mereka dengan air, salju, dan embun, bersihkan mereka dari berbagai dosa dan kesalahan sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Dan balaslah amal kebaikan mereka dengan kebaikan pula, dan amal buruk mereka dengan maaf dan pengampunan
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا

11. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan suka memberi maaf, maka maafkanlah (kesalahan-kesalahan) kami
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

12. Ya Allah, bantulah kami dalam berdzikir dan bersyukur serta beribadah kepada-Mu dengan baik, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan
اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ اِجْعَلْنَا وَجَمِيْعَ الْمُسْلِمِيْنَ مِمَّنْ صَامَ رَمَضَانَ وَقَامَهُ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا فَغُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

13. Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, jadikanlah kami dan seluruh kaum muslimin sebagai orang yang berpuasa Ramadhan dan shalat malam dengan penuh keimanan dan harapan akan pahala-Mu lalu diampuni semua dosanya baik yang telah lalu maupun yang belakangan, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمَقْبُوْلِيْنَ فِيْ هَذَا الشَّهْرِ الْمُبَارَكِ وَخُصَّنَا فِيْهِ بِالأَجْرِ الوَافِرِ وَالْعَطَاءِ الجَزِيْلِ

14. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang diterima segala amal mereka di bulan penuh berkah ini, dan berikanlah kepada kami pahala dan anugerah yang melimpah
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ صَامَ الشَّهْرَ وَاسْتَكْمَلَ الأَجْرَ وَأَدْرَكَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَفَازَ بِجَائِزَتِكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

15. Ya Allah, jadikan kami golongan orang-orang yang mampu melaksanakan puasa Ramadhan, menyempurnakan pahala, mendapatkan lailatul qadr dan meraih kemenangan dan penghargaan dari-Mu
اَللَّهُمَّ نَحْنُ عَبِيْدُكَ بَنُوْ عَبِيْدِكَ بَنُوْ إِمَائِكَ نَوَاصِيْنَا بِيَدِكَ مَاضٍ فِيْنَا حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيْنَا قَضَاؤُكَ نَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ الْعَظِيْمَ رَبِيْعَ قُلُوْبِنَا وَنُوْرَ صُدُوْرِنَا وَجَلاَءَ أَحْزَانِنَا وَذَهَابَ هُمُوْمِنِا وَغُمُوْمِنَا وَسَائِقَنَا وَقَائِدَنَا إِلَى جَنَّاتِكَ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ

16. Ya Allah, kami adalah hamba-hamba-Mu, anak dari hamba-hamba-Mu laki-laki dan perempuan, ubun-ubun kami berada dalam tangan-Mu, telah berlaku atas kami hukum-Mu, adil pasti atas kami keputusan-Mu, kami memohon kepada-Mu dengan menggunakan semua nama yang menjadi milik-Mu dan Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau nama yang Engkau turunkan dalam kitab suci-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah satu di antara hamba-Mu, atau dengan nama yang Engkau simpan dalam rahasia ghaib di sisi-Mu, jadikanlah Al-Qur’an yang agung ini taman bunga sepanjang musim di hati kami, jadikan ia cahaya di dada-dada kami, pelipur lara dan penghapus gulana, jadikan pula ia pembimbing kami menuju surga-Mu yang penuh kenikmatan
اَللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا بِالْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ اَللَّهُمَّ زَكِّ نُفُوْسَنَا بِالْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ

17. Ya Allah, bersihkan dan sucikan hati dan jiwa kami dengan Al-Qur’an yang mulia
اَللَّهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِيْنَا وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا وَارْزُقْنَا تِلاَوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ حُجَّةً لَنَا لاَ حُجَّةً عَلَيْنَا

18. Ya Allah, ingatkan kami ayat Al-Qur’an yang terlupa, ajarkan kami darinya apa yang tidak kami ketahui, berikan rizki kepada kami berupa kenikmatan membacanya malam dan siang, jadikan ia hujjah bagi kami jangan jadikan ia hujjah atas kami
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ القُرْآنِ الَّذِيْنَ هُمْ أَهْلُكَ وَخَاصَّتُكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

19. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk ahli Al-Qur’an yang menjadi keluarga-Mu dan hamba-hamba istimewa di sisi-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ يُقِيْمُ حُرُوْفَهُ وَحُدُوْدَهُ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِمَّنْ يُقِيْمُ حُرُوْفَهُ وَيُضَيِّعُ حُدُوْدَهُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

20. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang menegakkan huruf-huruf Al-Qur’an dan hukum-hukumnya, dan jangan Engkau jadikan kami golongan orang yang menegakkan huruf-hurufnya namun mengabaikan hukum-hukumnya, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang
اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا

21. Ya Allah, berikan kepada jiwa-jiwa kami ketakwaan kepadamu, dan sucikan dia, Engkaulah sebaik-baik Zat Yang Menyucikan jiwa, Engkaulah Pelindung dan Penolongnya
اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّ إِذَا دَعَاكَ نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَالْعَزِيْمَةَ عَلَى الرُّشْدِ وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ

22. Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon kepada-Mu berbagai penyebab turunnya rahmat-Mu, tekad dan kekuatan untuk meniti jalan yang lurus, limpahan segala kebajikan, keselamatan dari segala dosa, kemenangan meraih surga dan keselamatan dari azab neraka
اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

23. Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, kami memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian diri dan kekayaan
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ

24. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu segala kebaikan di dunia dan akhirat yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui, dan kami berlindung kepada-Mu dari semua keburukan di dunia dan akhirat yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَكَ مِنْهُ عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ

25. Ya Allah, kami memohon kepadamu segala kebaikan yang telah diminta hamba dan rasul-Mu Muhammad saw dan hamba-hamba-Mu yang shalih, dan kami berlindung kepadamu dari segala keburukan yang mereka telah berlindung darinya kepada-Mu
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إَلَيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

26. Ya Allah, perbaikilah agama kami yang merupakan penjaga urusan kami, perbaikilah dunia kami yang menjadi tempat hidup kami, dan perbaikilah akhirat kami karena dialah tempat kembali kami. Jadikan kehidupan ini sebagai penambah segala kebaikan bagi kami, dan jadikan kematian sebagai kebebasan kami dari segala keburukan
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ وَدَرْكِ الشَّقَاءِ وَسُوْءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ

27. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari sulitnya bencana, beratnya penderitaan, buruknya taqdir, dan tepuk tangan musuh
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.

28. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari siksa Jahanam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah Dajjal
اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ نَرْجُوْ فَلاَ تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ

29. Ya Allah, hanya rahmat-Mu yang kami harapkan, maka janganlah Engkau sandarkan kami kepada diri kami sendiri walau sekejap, dan perbaikilah seluruh urusan kami, tiada Tuhan yang benar selain Engkau
اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُوْرِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

30. Ya Allah, jadikanlah baik akibat semua urusan kami, dan lindungilah kami dari kehinaan dunia dan siksa akhirat
اَللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنَ النِّفَاقِ وَأَعْمَالَنَا مِنَ الرِّيَاءِ وَأَلْسِنَتَنَا مِنَ الْكَذِبِ وَأَعْيُنَنَا مِنَ الْخِيَانَةِ إِنَّكَ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُوْرُ

31. Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari kemunafikan, amal kami dari riya, lisan kami dari dusta, dan bersihkan mata kami dari khianat, sesungguhnya Engkau mengetahui pengkhianatan mata dan apa yang disembunyikan dalam dada
اَللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

32. Ya Allah, cukupkan diri kami dengan yang halal dari yang haram, dengan ketaatan kepada-Mu dari maksiat kepada-Mu, dan dengan karunia-Mu dari selain-Mu, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan
اَللَّهُمَّ أَعْتِقْ رِقَابَنَا مِنَ النَّارِ وَأَوْسِعْ لَنَا مِنَ الرِّزْقِ الْحَلاَلِ وَاصْرِفْ عَنَّا فَسَقَةَ الْجِنِّ وَالإِنْسِ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

33. Ya Allah, bebaskan diri kami dari api neraka, lapangkan untuk kami rezki yang halal, dan jauhkan kami dari jin dan manusia yang fasik, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan
اَللَّهُمَّ ارْحَمْ فِي الدُّنْيَا غُرْبَتَنَا وَارْحَمْ فِي القُبُوْرِ وَحْشَتَنَا وَارْحَمْ فِي الآخِرَةِ وُقُوْفَنَا بَيْنَ يَدَيْكَ

34. Ya Allah, rahmatilah keterasingan kami di dunia ini, rahmati kesendirian kami di dalam kubur, dan rahmati pula saat kami berdiri di hadapan-Mu di akhirat nanti
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا آخِرَهَا وَخَيْرَ أَعْمَارِنَا خَوَاتِمَهَا وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ لِقَائِكَ

35. Ya Allah, jadikanlah amal kami yang terbaik adalah akhirnya, dan umur kami yang terbaik adalah penghujungnya, dan hari terbaik kami adalah hari bertemu Engkau
اَللَّهُمَّ آنِسْ وَحْشَتَنَا فِي الْقُبُوْرِ وَآمِنْ خَوْفَنَا يَوْمَ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ وَيَسِّرْ لَنَا يَا إِلهَنَا الأُمُوْرَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

36. Ya Allah, hiburlah kami ketika sendirian dalam kubur, hilangkan ketakutan kami ketika dibangkitkan dari kubur, dan mudahkan semua urusan kami, Ya Tuhan kami, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلاَةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَدْلِ فِيْ رَعَايَاهُمْ وَالرِّفْقِ بِهِمْ وَالاِعْتِنَاءِ بِمَصَالِحِهِمْ وَحَبِّبْهُمْ إِلَى الرَّعِيَّةِ وَحَبِّبِ الرَّعِيَّةَ إِلَيْهِمْ

37. Ya Allah, perbaikilah (akhlaq) para pemimpin kaum muslimin, bimbinglah mereka dalam menegakkan keadilan, menyayangi, dan memperhatikan kepentingan rakyat. Tumbuhkan kecintaan rakyat kepada mereka dan kecintaan mereka kepada rakyat
اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِصِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَالْعَمَلِ بِوَظَائِفِ دِيْنِكَ الْقَوِيْمِ وَاجْعَلْهُمْ هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

38. Ya Allah, bimbinglah mereka ke jalan-Mu yang lurus, agar bekerja demi agama-Mu yang benar, jadikan mereka teladan yang mendapat petunjuk-Mu, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang
اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَسُنَّةِ نَبِيِّكَ وَالْحُكْمِ بِشَرِيْعَتِكَ وَإقَامَةِ حُدُوْدِكَ

39. Ya Allah, bimbinglah mereka agar bekerja sesuai kitab-Mu, sunnah Nabi-Mu, memutuskan dengan syariat-Mu, dan menegakkan hukum-hukum-Mu
اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لإِزَالَةِ الْمُنْكَرَاتِ وَإِظْهَارِ الْمَحَاسِنِ وَأَنْوَاعِ الْخَيْرَاتِ

40. Ya Allah, tuntunlah mereka untuk memberantas kemunkaran dan menampilkan segala bentuk kebaikan
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ آمِرِيْنَ بِالْمَعْرُوْفِ فَاعِلِيْنَ لَهُ نَاهِيْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ تَارِكِيْنَ لَهُ

41. Ya Allah, jadikanlah mereka para penyeru kebaikan yang melaksanakannya, penghalang kemunkaran yang meninggalkannya
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ

42. Ya Allah, perbaikilah keadaan kaum muslimin, murahkanlah harga-harga kebutuhan hidup mereka, dan jadikanlah mereka aman sentosa di tanah air mereka
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ شَبَابَ الْمُسْلِمِيْنَ وَحَبِّبْ إِلَيْهِمُ الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِهِمْ وَكَرِّهْ إِلَيْهِمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْهُمْ مِنَ الرَّاشِدِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

43. Ya Allah, perbaikilah keadaan para pemuda kaum muslimin, jadikan mereka para pencinta keimanan dan jadikan iman itu indah dalam hati mereka, bencikan mereka terhadap kekafiran, kefasikan dan kemaksiatan, dan jadikan mereka orang-orang yang lurus, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَاهْدِهِمْ سُبُلَ السَّلاَمِ وَأَخْرِجْهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ وَبَارِكْ لَهُمْ فِيْ أَسْمَاعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ مَا أَبْقَيْتَهُمْ وَاجْعَلْهُمْ شَاكِرِيْنَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ وَأَتِمَّهَا عَلَيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

44. Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, eratkan hati mereka, perbaiki hubungan sesama mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, tunjuki mereka jalan-jalan keselamatan, keluarkan mereka dari berbagai kegelapan menuju cahaya iman, berkahilah pendengaran, penglihatan, pasangan, dan keturunan mereka selama Engkau hidupkan mereka, jadikan mereka orang-orang yang mensyukuri semua nikmat-Mu dan memuji-Mu karenanya, dan sempurnakanlah nikmat-nikmat itu untuk mereka, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang
اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّ إِذَا دَعَاكَ نَسْأَلُكَ أَنْ تُعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِميْنَ وَأَنْ تُذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَنْ تُدَمِّرَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَنْ تَجْعَلَ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلاَدِ الإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ

45. Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon kepadamu agar Engkau memuliakan Islam dan kaum muslimin, menghinakan kemusyrikan dan orang-orang musyrik, menghancurkan musuh-musuh agama, dan menjadikan negeri ini dan negeri-negeri kaum muslimin lainnya aman dan tenteram
اَللَّهُمَّ دَمِّرِ الْيَهُوْدَ وَالْكَفَرَةَ وَالْمشْرِكِيْنَ وَالشُّيُوْعِيِّيْنَ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُبَدِّلُوْنَ دِيْنَكَ وَيُعَادُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ. اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ كَلِمَتَهُمْ وَأَدِرْ عَلَيْهِمْ دَائِرَةَ السَّوْءِ

46. Ya Allah, hancurkanlah orang-orang Yahudi, kafir, musyrik, dan atheis yang menghalangi manusia dari jalan-Mu, mengganti agama-Mu, dan memerangi orang-orang yang beriman. Ya Allah, ceraiberaikan kesatuan mereka, porakporandakan ideologi mereka, dan kepung mereka dengan keburukan
اَللَّهُمَّ أَنْزِلْ بَأْسَكَ الَّذِيْ لاَ يُرَدُّ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ

47. Ya Allah, turunkan azab-Mu kepada mereka, azab yang tidak akan ditarik dari orang-orang yang banyak berbuat dosa
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تُحَرِّرَ الْمَسْجِدَ الأَقْصَى وَأَرْضَ فِلِسْطِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ مِنْ جُنُوْدِ حَمَاس. اَللَّهُمَّ انْصُرَْإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي أَفْغَانِسْتَان، وَإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي كَشْمِيْرَ، وَإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي الْعِرَاقِ، وَإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي الشِّيْشَانِ، وَإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَائِرِ بِلاَدِ الإِسْلاَمِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

48. Ya Allah, tolonglah dan menangkanlah saudara-saudara kami kaum muslimin para mujahidin di jalan-Mu di mana pun mereka berada. Tolonglah saudara-saudara kami kaum muslimin para mujahidin Palestina, bebaskan Masjid Aqsha dan tanah Palestina dari perampok Yahudi, tolonglah saudara-saudara kami kaum muslimin para pejuang Hamas. Ya Allah, bantulah pula saudara-saudara kami kaum muslimin para mujahidin di Afghanistan, Kasymir, Irak, Chechnya, dan negeri-negeri kaum muslimin yang lain, wahai Penguasa alam semesta
اَللَّهُمَّ أَفْرِغْ عَلَيْهِمْ صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ

49. Ya Allah, berikan kesabaran kepada mereka, teguhkan pendirian mereka, dan tolonglah mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka
اَللَّهُمَّ اكْتُبِ الشَّهَادَةَ عَلَى مَوْتَاهُمْ وَاكْتُبِ السَّلاَمَةَ عَلَى أَحْيَائِهِمْ

50. Ya Allah, tetapkan kesyahidan bagi yang gugur di antara mereka, dan berikan keselamatan kepada yang masih hidup
رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا

51. Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal
رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

52. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau lah Maha Pemberi (karunia)
رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

53. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka
رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

54. Ya Tuhan kami, berikan rahmat kepada kami dari sisi-Mu, dan sempurnakan bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قُلُوْبٍ لاَ تَخْشَعُ وَمِنْ نُفُوْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا

55. Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ

56. Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

57. Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan peliharalah kami dari api neraka
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

58. Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amal dan doa kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

59. Semoga shalawat senantiasa tercurah kepada pemimpin kami Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya semua. Maha suci Tuhanmu Pemilik kemuliaan dari apa yang mereka persekutukan. Semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada para rasul dan segala puji hanya bagi Tuhan semesta alam.

Dikutip dari:                                                                                                                                                                    Doa Qunut
Adzkar Ma’tsurah
22/12/2006 | 01 Zulhijjah 1427 H | Hits: 7.989

Oleh: Tim dakwatuna.com

Sumber : DO’A QUNUT

oleh ALLAH is The One & Only

PENIPUAN MENGATAS-NAMAKAN AFRICAN DEVELOPMENT BANK

PENIPUAN MENGATAS-NAMAKAN AFRICAN DEVELOPMENT BANK

http://arozakabuhasan.blogspot.com/

 
 HATI-HATI PENIPUAN MELALUI E-MAIL, SALAH SATUNYA YANG SAYA TERIMA MARET 2012 DARI SESEORANG YANG MENAMAKAN DIRINYA         Dr ABBAS MOHAMED SELLAM  
Sunday, March 4, 2012 9:06 AM
FROM  Dr ABBAS MOHAMED SELLAM
AUDITS & ACCOUNTS DEPT
AFRICAN DEVELOPMENT BANK
Ouagadougou.  
Attention: Please
 
please make sure you reply to me through my private E-mail address for security reason  drabbasmohamedsellam02@gmail.com

I am Dr Abbas mohamed sellam the manager Audit & Accounts dept. in the African Development Bank (A.D.B). I am writing to request your assistance to transfer the sum of $15, 000.000.00 [Fifteen million, United States dollars) into your accounts. The above sum belongs to our deceased customer late Mr. John korovo who died along with his entire family in the Benin plane crash 2006 and since then the fund has been in a suspense account.

After my further investigation, I discovered that Mr. John korovo died with his next of kin and according to the laws and constitution guiding this banking institution, it states that after the expiration of (7) seven years, if no body or person comes for the claim as the next of kin, the fund will be transferred to national treasury as unclaimed fund. Because of the static of this transaction I want you to stand as the next of kin so that our bank will accord you the recognition and have the fund transferred to your account.

The total sum will be shared as follows: 60% for me, 40% for you and all incidental expenses that may occur during the transfer process will be incurred by both of us.
The transfer is risk free on both sides hence you will follow my instructions till the fund get to your account.  More detailed informations with the official application form will be Forwarded to you to explain more comprehensively what is required of you.Please make sure you reply to me through my private E-mail address for security reason drabbasmohamedsellam02@gmail.com

Your Full Name……………………
Your Sex…………………………….
Your Age…………………………….
Your Country………………………..
Your Occupation……………………
Your Personal Mobile Number…..
Thanks
Please contact me immediately
Dr Abbas mohamed sellam
KHUTBAH JUMAT PILIHAN

bersama membentengi akidah ummat

masjidalfajrblog

DEWAN KEMAKMURAN MASJID AL-FAJR BANDUNG

KHUTBAH JUMAT PILIHAN

bersama membentengi akidah ummat

masjidalfajrblog

DEWAN KEMAKMURAN MASJID AL-FAJR BANDUNG

ARA

Hidup adalah amanah dari Allah Swt.

WordPress.com Apps

Apps for any screen

KHUTBAH JUMAT PILIHAN

bersama membentengi akidah ummat

KHUTBAH JUMAT PILIHAN

bersama membentengi akidah ummat

SITUSARA situs ara

bersama membentengi akidah ummat

"masjid tanpa warna" MASJID AL-FAJR

Membentengi akidah sesuai Al-Quran dan Hadist

ARA-SILSILAH

This WordPress.com site is the cat’s pajamas

ARA FOTO

a. rozak abuhasan