Monthly Archives: July 2016

Sampai Kapankah Kelalaian Ini

Sampai Kapankah Kelalaian Ini
2015+-+1-rightKHUTBAH PERTAMA

 إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.  مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.  أَشْهَدُ أَنْ   لاَّإِلَهَ إِلاَّ اللهُ  وَحْدَهُ   لاَشَرِ يْكَ لَهُ      وَ أَشْهَدُ أَنَّ   مُحَمَّدًا عَبْدُهُ   وَرَسُوْ لُهُ    يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ  وَاْلأَرْحَامَ    إِنَّ اللهَ   كَانَ    عَلَيْكُمْ  رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. أَمَّا بَعْدُ

Kaum muslimin jamaah jumat rahimakumullah.

Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nyalah kita bersyukur atas limpahan kenikmatan yang tak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita.

Shalawat serta salam semoga tercurah selalu kepada junjungan kita Rasulullah terakhir Muhammad Saw.

Ayyuhal muslimun rahimakumullah!

Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Taatlah padaNya, rasakanlah pengawasanNya dan jangan durhaka kepadaNya. Segeralah bertaubat dan memohon ampun kepadaNya.

Ibadallah!

Musibah terburuk yang menimpa jiwa manusia adalah kelalaian. Dan bencana terberat yang menimpa hati manusia adalah kekerasan.

Sudah barang tentu penyakit-penyakit seperti ini mempunyai banyak perkara yang bisa menjadi pemicunya. Semuanya bermuara pada perbuatan dosa dan maksiat. Inilah tabir terbesar yang menghalangi seseorang dari Sang Kekasih.

Dan tentu saja menghindari hal-hal yang bisa menjauhkan diri dari Sang Kekasih adalah wajib hukumnya. Karena pada dasarnya manusia itu lemah dan teledor, suka melakukan kesalahan, serta memiliki banyak musuh dari dalam dan dari luar yang selalu mendorong mereka untuk melampiaskan syahwat dan melakukan keburukan. Sehingga mereka selalu rentan terhadap ancaman bahaya.

Maka Allah Yang Maha Mulia Lagi Maha Mengasihi dan Menyayangi hambaNya menyiapkan sebuah benteng yang kuat bagi mereka untuk melindungi dirinya dari perbuatan dosa dan menghindarkannya dari kesalahan. Benteng itu adalah taubat, istigfar dan inabah (kembali ke jalan yang benar).

Ayyuhal ikhwah al-muslimun!

Kebiasaan orang-orang berbuat maksiat dan keasyikan mereka berbuat dosa adalah musibah besar yang sangat berbahaya bagi jiwa manusia, masyarakat, umat dan bangsa. Karena setiap bencana, malapetaka, musibah dan cobaan yang menimpa pribadi maupun kelompok dipicu oleh perbuatan dosa dan maksiat.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

وَمَآأَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَن كَثِيرٍ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syuura :30)

Setiap muslim harus bersungguh-sungguh mulai memperbaiki dirinya dan mengubah arah hidupnya dan keluarganya, dari buruk menjadi baik, dari durhaka menjadi patuh, dari teledor dan lalai menjadi taubat dan taat. Ini jika kita menginginkan keadaan yang baik, kondisi yang stabil, dan situasi yang damai.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

إِنَّ اللهَ لاَيُغَيِّرُ مَابِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَابِأَنفُسِهِمْ

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’du :11)

Bila manusia tidak mengetahui kapan ia akan didatangi ajal dan kapan ia akan dijemput maut, maka orang yang pintar dan bahagia ialah orang yang mendapat-kan kemudahan untuk melaju di jalur taubat, istiqomah dan keshalihan. Sehingga ia akan memperoleh kebaikan, keberuntungan dan kesuksesan di dunia dan Akhirat.

Saudara-saudara seiman dan seakidah !

Sesungguhnya kebutuhan manusia terhadap taubat merupakan kebutuhan yang mendesak dalam semua periode hidupnya. Karena taubat adalah jalan keselamatan dan sarana untuk mendapatkan keberuntungan. Sebab, Allah Swt mengaitkan keberuntungan dengan adanya taubat. Allah memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk bertaubat seraya menjelaskan hasil akibatnya.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَتُوبُوا إِلَى اللهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nuur :31)

Allah Subhanahu Wata’ala mengancam orang-orang yang enggan bertaubat sebagai orang-orang zhalim. Karena mereka tidak mengetahui hal tuhannya, buta terhadap aibnya sendiri dan tidak menyadari kerusakan amalnya. Allah berfirman:
وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Hujurat :11)

Ayyuhal mukminun! Allah Swt. memanggil kita semua dengan panggilan iman agar kita kembali ke pangkuan taubat dan bernaung di bawah pohon taat kepada Allah, jauh dari kesialan dosa dan maksiat. Juga supaya kesalahan-kesalahan kita dihapus dan kita dapat masuk ke dalam surga.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (QS. At-Tahrim :8)

Kalau kita  perhatikan, sesungguhnya Allah Swt. mensyaratkan taubat yang bisa mengantarkan seseorang ke dalam Surga adalah taubat yang nasuha.

Marilah kita simak penjelasan para ulama tentang pengertian taubat yang nasuhaa.

  • Umar bin Khattab Radiyallahu ‘anhu dan Ubay bin Ka’ab mengatakan, “ Taubat nasuhaa yaitu bertaubat dari perbuatan dosa kemudian tidak kembali lagi sebagaimana air susu yang tidak pernah kembali ke dalam payudara.”
  • Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata, “Taubat nasuhaa ialah seseorang menyesali dosa yang telah lalu dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.”
  • Al-Kalbi berkata, “Taubat nasuhaa ialah engkau memohon ampun dengan lisan, menyesal dengan hati, dan menahan diri dengan badan.”
  • Muhammad bin Ka’ab berkata: “Taubat nasuhaa meliputi empat hal: istighfar (memohon ampun) dengan lisan, berhenti dengan badan, berniat untuk tidak mengulangi dengan hati, dan menjauhi pergaulan yang buruk.
  • Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam tafsirnya At-Tahrim menyatakan, “Maksudnya adalah taubat yang sungguh-sungguh dan mantap. Taubat semacam ini dapat menghapus keburukan-keburukan yang dilakukan sebelumnya, menghimpun apa yang tercerai-berai pada diri yang bersangkutan, dan mencegahnya dari perbuatan-perbuatan tercela yang pernah dikerjakannya.”

 

  • Al-Allamah Ibnul Qoyyim Rahimahullah berkata: “Taubat nasuhaa meliputi tiga hal:
  • Pertama: Mencakup segala macam dosa.
  • Kedua: Bertekad dan bersungguh-sungguh untuk meninggalkannya.
  • Ketiga: Membersihkan dari hal-hal yang bisa merusak kemurniannya

Dengan demikian, kita memiliki gambaran yang jelas tentang syarat-syarat taubat. Ternyata taubat itu memiliki nilai yang agung. Taubat bukan sekedar ucapan kosong atau kata-kata biasa yang keluar dari mulut tanpa pemahaman dan pembuktian makna yang dikandungnya. Taubat harus disertai dengan melengkapi syarat-syaratnya dan meniadakan hal-hal yang bisa menghalangi keabsahannya.

Ayyuhal ikhwah fillah! Taubat wajib dilaksanakan secara langsung dan segera. Karena dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah menunjukkan hal itu. Karena dosa dapat membinasakan dan menjauhkan pelakunya dari Allah, maka wajib dijauhi dan ditinggalkan. Baik dosa-dosa yang berkaitan dengan hak-hak Allah maupun hak-hak sesama manusia.

  • Jika seseorang melalaikan ibadah, ia harus mengqadha’nya,
  • jika ia mengambil hak milik orang lain secara zhalim, ia harus mengembalikannya.
  • Jika ia menggunjing saudaranya, ia harus meminta kehalalannya (meminta maaf).
  • Jika ia merampas harta benda atau hak milik orang lain secara batil, ia harus mengembalikan-nya kepada pemiliknya.

Karena  Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, artinya: (HR Al-Bukhari di dalam kitab Shahihnya meriwayatkan dari Abu Hurairah Ra.) bahwa

Barangsiapa yang menguasai hak milik saudaranya secara zhalim, baik berupa harta maupun kehormatan, hendaklah ia mendatanginya lalu meminta kehalalan-nya, sebelum hak milik itu diambil darinya pada saat tidak ada lagi dinar dan dirham. Jika ia memiliki kebajikan maka sebagian dari kebajikannya diambil untuk diberikan kepada sahabatnya (pemilik hak itu). Dan jika tidak maka sebagian dari keburukan sahabatnya (pemilik hak itu) diambil, lalu dilimpahkan kepadanya.” (HR. Al-Bukhari, 2449, 6534, dan Ath- Thabrani dalam Musnad Asy-Syamiyyin, 1326 )

Ikhwatal Islam! Allah Subhanahu Wata’ala telah bermurah hati kepada hamba-hambaNya dengan membuka pintu taubat seluas-luasnya, seberat apa pun kesalahannya dan sebesar apapun kekeliruannya. Kendati mereka telah melakukan dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, sesungguhnya tidak ada yang lebih besar dari pada kufur kepada Allah. Namun demikian Allah Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Menerima taubat. Allah berfirman:
قُلْ لِّلَّذِينَ كَفَرُوا إِن يَنتَهُوا يُغْفَرْ لَهُم مَّاقَدْ سَلَفَ

Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu :”Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu. (QS. Al-Anfal :38)

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

أَفَلاَ يَتُوبُونَ إِلَى اللهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَاللهُ غَفُورُُ رَّحِيمُُ

Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ma’idah :74)

Betapa luasnya kesabaran Allah terhadap hamba-hambaNya. Dan betapa besar anugerah dan karuniaNya. Hal itu didukung oleh firman Allah Subhanahu Wata’ala:

وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى

Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. (QS.Thaha :82)
وَمَن يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللهَ يَجِدِ اللهَ غَفُورًا رَّحِيمًا

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisa’ :110)

 

Wahai umat Islam! Sebesar apapun dosa yang dilakukan manusia, sesungguhnya ampunan Allah jauh lebih besar. Maka barangsiapa menyangka bahwa ampunan dan rahmat Allah tidak akan mencukupi dosa-dosanya, berarti ia telah berperasangka buruk kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Namun,

Allah telah memperingatkan sebagaimana firmanNya:
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُوْلاَئِكَ يَتُوبُ اللهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللهُ عَلِيمًا حَكِيمًا وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْئَانَ وَلاَالَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُوْلاَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

  • Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
  • Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang” Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (QS. An-Nisa’ :17-18)

Ibadallah! Sampai kapankah kelalaian ini ?

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah. (QS. Al-Hadid :16)

Wahai orang-orang yang suka meninggalkan apa yang diwajibkan oleh Allah, seperti shalat, puasa, zakat dan bersilaturrahim!

Wahai orang-orang yang suka melakukan apa yang diharamkan oleh Allah, seperti syirik, meninggalkan shalat, menumpahkan darah, merusak kehormatan, meminum minuman keras, mamakai narkoba, tak menjaga tali silaturrahim, durhaka kepada orang tua, dan asyik bermain dan bercanda.

Segeralah bertaubat sebelum  terkubur di dalam tanah dan terseret malapetaka. (QS. Az-Zumar :53-56)

قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ. وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لاَتُنصَرُونَ. وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَآأُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنتُمْ لاَتَشْعُرُونَ. أَن تَقُولَ نَفْسٌ يَاحَسْرَتَى عَلَى مَافَرَّطتُ فِي جَنْبِ اللهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ

Katakanlah:”Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,

  • janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Rabbmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).
  • Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, supaya jangan ada orang yang mengatakan:”Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah). (QS. Az-Zumar :53-56)

Ya Allah, anugerahilah kami taubat yang nasuhaa, lindungilah kami dari kelalaian, dan peliharalah kami dari perbuatan dosa dan maksiat.
بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

 
al-quran-2-250x205

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ , اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ    أَمَّا بَعْدُ

 

Hadirin Jamaah Jumat Rohimakumullah.

Ibadallah! Marilah kita bertakwa kepada Allah Saw.  Marilah kita buka lembaran baru di dalam hidup kita! Marilah kita berjanji kepada diri kita sendiri! Dan kita semua yang ada di tempat suci ini, marilah kita bertaubat kepada Allah dari segala perbuatan dosa dan maksiat.

Wahai umat Islam! Siapa yang ingin menuai sukses dalam menjalankan ibadah   harus berikhtiar dengan sungguh-sungguh. Yaitu dengan cara bertaubat, memperbanyak istighfar, dan mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga ia dapat memperoleh ampunan, rahmat, kemerdekaan dari Neraka

Marilah kita berdoa :
Ya Allah, anugerahilah kami taubat yang nasuhaa, lindungilah kami dari kelalaian, dan peliharalah kami dari perbuatan dosa dan maksiat.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

عِبَادَ اللهِ. اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالإِحْسَنِ

وَإِيْتَا ئِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ,

يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فَاذْكُرُواللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ  وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَر

 

Assalamualaikum Wr. Wb.

 

 

SUMBER :

Sampai Kapankah Kelalaian Ini
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatkhutbah&id=251

Dikutip dari buku : [Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya .Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky]

10945547_10200350190073687_6761647511836910601_nDiedit/reposting   untuk Khotbah Jumat/Tausyiyah

oleh : H.A. ROZAK ABUHASAN, MBA

20160719 Sampai Kapankah Kelalaian Ini
https://arozakabuhasan.wordpress.com/

http://arozakabuhasan.blogspot.com/

Hati-Hati Aliran Sesat

GAFATAR REINKARNASI QI & KOMAR

Indonesia kembali digemparkan dengan ulah salah satu kelompok aliran sesat b…

Source: Hati-Hati Aliran Sesat

Dahsyatnya Neraka

nerakaDahsyatnya Neraka

Pembaca yang dirahmati Allah Ta’ala,   Kali ini kita akan membahas tentang kengerian adzab dan kedahsyatan Neraka.

Allah Ta’ala telah menciptakan Neraka, sifat-sifat Neraka telah dijelaskan oleh al-Qur’an dan hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam. Berikut kami sebutkan nama-nama Neraka dan sebagian sifat-sifat Neraka,
Nama-Nama Neraka
1. Lazha, firman Allah Ta’ala,     كَلا إِنَّهَا لَظَى

“Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya Neraka itu adalah api yang bergolak” (QS. al-Ma’arij: 15)
2. Saqar, firman Allah Ta’ala, artinya, “Tahukah kamu apakah (Neraka) Saqar itu?” (QS. al-Mudatsir: 27).

3. Al-Hawiyah, Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah.” (QS. al-Qariah: 9).

4. Al-Huthamah, Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.” (QS. al-Humazah: 4).

5. Al-Jahim, Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Maka ia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah Neraka Jahim (menyala-nyala).” (QS. as-Shaffat: 55).

6. As-Sa’ir, Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Mereka akan masuk ke dalam Sa’ir (api yang menyala-nyala (Neraka)).” (QS. an-Nisa’: 10).

7. Jahanam, Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan orang-orang kafir bagi mereka Neraka Jahannam.” (QS. Fathir: 36).

8. An-Nar, Allah Ta’ala berfirman, artinya, “(Dikatakan kepada mereka),“Inilah Neraka (an-Nar) yang dahulu kamu selalu mendustakannya.”” (QS. at-Thur: 14)

Itulah nama-nama Neraka, Neraka paling dalam adalah Jahanam yang mana merupakan Neraka yang memiliki adzab yang sangat pedih dan Neraka paling bawah adalah Hawiyah atau yang disebut dalam al-Qur’an dengan ad-Darkil Asfal yang disiapkan untuk orang-orang munafik sebagaimana firman Allah Ta’ala,

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka.” (QS. an-Nisa’: 145)

Pintu Neraka
Neraka memiliki pintu sebagaimana di sebutkan dalam firman Allah Ta’ala, artinya, “Sehingga apabila mereka sampai ke Neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya” (QS. az-Zumar: 71)

Pintu Neraka terdiri dari 7 pintu, sebagaimana firman Allah Ta’ala, artinya, “Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. al-Hijr: 44)
Penjaga Neraka
Neraka dijaga oleh 19 malaikat sebagaimana firman Allah Ta’ala, artinya, “Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).” (QS. al-Muddatsir: 30).

Ada yang menafsirkan bahwa maksudnya adalah sembilan belas golongan malaikat.

Ketika ayat ini di dengar oleh Abu Jahal dia berkata, “Nabi Muhammad hanya memiliki 19 penolong saja, apakah tidak bisa tiap seratus lelaki dari kalian menyergap satu dari mereka dan mengeluarkannya dari Neraka?”

Maka Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya, artinya, “Dan tiada Kami jadikan penjaga Neraka itu melainkan dari malaikat.” (QS. al-Muddatsir: 31)

Para malaikat penjaga Neraka memiliki perangai yang sangat keras dan kasar, kasih sayang telah diangkat dari hati mereka. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at-Tahrim: 6)

Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan, “Tabiat mereka kasar, telah diangkat dari hati mereka rasa kasih sayang kepada orang-orang yang kafir kepada Allah Ta’ala.”

Bahan bakar Neraka
Bahan bakar Neraka adalah sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an, artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS. at-Tahrim: 6)

Bahan bakarnya adalah jasad anak adam dan bebatuan dari para patung yang disembah. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam” (QS. al-Anbiya: 98)

Luasnya Neraka
Neraka sangat luas, antara sisinya saling berjauhan dan jurangnya sangat dalam. Keluasan Neraka digambarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam dalam sabdanya dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, “Kami pernah bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam maka tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh. Maka Nabi Shalallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, “Apakah kalian tahu suara apa itu?” Kami menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau Shalallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, “Itu adalah suara batu yang dilempar di dalam Neraka sejak 70 tahun yang lalu, batu itu jatuh ke dalam Neraka dan sekarang dia baru sampai di dasarnya.” (HR. Muslim, no. 7346)

Meskipun demikian luas dan besar, namun Neraka telah dijanjikan akan dipenuhi. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS. Hud: 119)

Tubuh penghuni Neraka
Allah Ta’ala menjadikan penghuni Neraka bertubuh besar dan tinggi, sampai-sampai jika berdiri hampir setara dengan gunung Uhud dan jarak antara kedua bahunya sejauh perjalanan tiga hari. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi Wasallam bersabda,
ضِرْسُ الْكَافِرِ أَوْ نَابُ الْكَافِرِ مِثْلُ أُحُدٍ وَغِلَظُ جِلْدِهِ مَسِيرَةُ ثَلاَثٍ

“(Besar) gigi geraham orang kafir atau gigi taringnya (di Neraka) seperti gunung uhud, dan tebal kulitnya jarak perjalanan tiga hari.” (HR. Muslim: 7364).
Dalam riwayat lain Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya tebal kulit orang kafir (di Neraka) seukuran empat puluh dua hasta, dan gigi gerahamnya seperti gunung Uhud, dan sesungguhnya tempat duduk mereka di Neraka Jahanam sejauh jarak antara Makkah dan Madinah.” (HR. at-Tirmidzi, no. 2577, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Targhib wa Tarhib).

Ranjang penghuni Neraka
Ranjangnya digambarkan dalam firman Allah Ta’ala, artinya, “Mereka mempunyai tikar tidur dari api Neraka dan di atas mereka ada selimut (api Neraka).” (QS. al-A’raf: 41)

Pakaian penghuni Neraka
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api Neraka,” (QS. Ibrahim: 50)

Maksudnya adalah bahwa pakaian mereka dari ter yang dilumurkan ke badan dan tembaga yang memisahkan pakaian.
Allah juga berfirman, artinya, “Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api Neraka” (QS. al-Hajj: 19)

Makanan dan minuman ahli Neraka
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang amat panas.” (QS. ad-Dukhan: 43-46)

Zaqum adalah pohon yang berbuah sangat pahit dan berbau sangat busuk. Penghuni Neraka sangat membenci memakan buah tersebut, padahal itulah jamuan mereka.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَوْ أَنَّ قَطْرَةً مِنَ الزَّقُّومِ قُطِرَتْ فِي دَارِ الدُّنْيَا لأَفْسَدَتْ عَلَى أَهْلِ الدُّنْيَا مَعَايِشَهُمْ ، فَكَيْفَ بِمَنْ يَكُونُ طَعَامَهُ؟

“Jika satu tetes dari zaqqum menetes ke dunia, niscaya akan mengancurkan kehidupan penduduk dunia, lalu bagaimana dengan orang yang memakannya?!” (HR. at-Tirmidzi, no. 2585)

Sedangkan minuman mereka seperti difirmankan Allah Ta’ala, artinya, “Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak pula (mendapat) minuman, selain air mendidih dan nanah.” (QS. an-Naba ‘:24-25)

Maksudnya mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mendinginkan hati mereka dan minuman enak yang bisa mereka nikmati kecuali air yang sangat panas dan nanah yang dikumpulkan dari penghuni Neraka.

Keadaan penghuni Neraka
Banyak sekali yang terjadi pada penghuni Neraka, di antaranya yaitu,

Keadaan pertama, Selalu berganti kulit.
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam Neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. an-Nisa’: 56)

Keadaan kedua, Diikat dengan rantai yang membelenggu tangan dan leher mereka.
Firman Allah Ta’ala, artinya, “Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan Neraka yang menyala-nyala.” (QS. al-Insan: 4)

Firman AllahTa’ala, artinya, “Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.” (QS. al-Haaqah: 32)

Keadaan ketiga, tertimpa air yang sangat panas.
Firman Allah Ta’ala, artinya, “Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka).” (QS. al-Hajj: 19-20)

Keadaan Keempat, dicambuk besi.
Firman Allah Ta’ala, artinya, “Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak ke luar dari Neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), “Rasakanlah azab yang membakar ini.”” (QS. al-Hajj: 21-22)

Keadaan kelima, Rugi dan menyesal.
Firman Allah Ta’ala, artinya, “Dan mereka membunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu” (QS. Yunus: 54)

Dan firman Allah Ta’ala, artinya, “Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di Neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan” (QS. al-Furqan: 13)

Allah Ta’ala juga berfirman, artinya, “Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni Neraka yang menyala-nyala.”” (QS. al-Mulk: 10)

Demikianlah gambaran Neraka dan kengeriannya. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari adzab Neraka. Aamiin. Wallahu a’lam bish shawab. (Redaksi)

[Sumber: diterjemahkan secara bebas dari makalah Hadzihi Nar (Maktabah Syamillah) dengan beberapa tambahan dari sumber lain]

 Sumber :

http://alsofwah.or.id/?pilih=lihatannur&id=731
Rabu, 05 Juni 13

Edisi Th. XVIII No. 917/ Jum`at I/Rajab 1434 H/ 07 Juni 2013 M

 

re edited & printed by                                                                                                                  

http:// arozakabuhasan.wordpress.com  

http://arozakabuhasan.blogspot.com/

Meraih Kebeningan Hati

Meraih Kebeningan Hati

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ

وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،   أَمّا بَعْدُ

 

 

Kaum Muslimin rahimakumullah

Jama’ah shalat Jum’at yang dirahmati Allah…

Sering kita jumpai banyak orang pada zaman sekarang lebih mengedepankan penampilan indah pada penampilan luarnya, tubuhnya, pakaiannya, mobilnya, rumahnya dan sebagainya, namun mereka melalaikan keindahan penampilan hati dan bathinnya padahal keindahan hati jauh lebih penting,

 

karena itulah tolok ukur kemuliaan di sisi Allah:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertaqwa di antara kalian. (QS al-Hujurāt [49]: 13)

 

Dan dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah a\, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallambersabda:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk kalian, tubuh atau harta kalian, tetapi Allah akan melihat kepada hati dan amal kalian.”

 

Oleh karenanya, hendaknya kita lebih memperhatikan kesucian hati kita, di samping memperhatikan pula kesucian badan, pakaian, atau lingkungan kita.

 

Jama’ah shalat Jum’at yang dirahmati Allah…

Tazkiyatun nufus dalam arti menyucikan jiwa dari noda-noda dan dosa dengan ketaatan dan keimanan adalah perkara yang sangat penting sekali, bahkan merupakan salah satu tugas inti dari dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah mengemban tazkiyatun nufus. Allah berfirman:

هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلْأُمِّيِّۦنَ رَسُولًۭا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَـٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَـٰلٍۢ مُّبِينٍۢ . ٢

Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, dan mengajari mereka Kitab dan Hikmah (as-Sunnah).

 

Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS al-Jumu’ah [62]: 2)

Juga, tazkiyatun nufus adalah kunci kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan akhirat. Allah berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا ٩ وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا ١٠

Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS asy-Syams [91]: 9–10)

 

Jama’ah shalat Jum’at—rahimakumullah…

Perlu diketahui bahwa tazkiyatun nufus memiliki dua tingkatan:

 

Tingkatan Pertama: Menyucikan hati dengan melakukan amalan yang disyari’atkan

Dia selalu mengoreksi dan mengontrol keimanannya, berusaha selalu meningkatkan imannya dan menjauhi segala virus yang dapat menggerogoti imannya.

إِنَّ الإِيمَانَ لَيَخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَا يَخْلَقُ الثَّوْبُ الْخَلِقُ ، فَاسْأَلُوا اللَّهَ أَنْ يُجَدِّدَ الإِيمَانَ فِي قُلُوبِكُم

“Sesungguhnya iman dalam hati itu bisa luntur/usang sebagaimana usangnya pakaian, maka perbaharuilah keimanan kalian.”[1]

 

Dan sebagaimana dimaklumi bersama bahwa iman itu mencakup keyakinan, ucapan, dan perbuatan.

  • Keyakinan. Dia mewujudkan amalan-amalan hati berupa cinta, berharap, takut, tawakal, ikhlas, pengagungan kepada Allah dan Nabi-Nya, serta amalan-amalan hati lainnya.
  • Perbuatan. Dia membersihkan hatinya dengan ketaatan kepada Allah berupa amalan-amalan badan seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan amalan-amalan lainnya.
  • Ucapan. Dia membersihkan hatinya dengan amalan-amalan lisan seperti membaca al-Qur‘an, dzikir, amar makruf nahi mungkar, dan sebagainya.

 

Tingkatan Kedua: Mensucikan hati dengan meninggalkan larangan Allah

Dia meninggalkan seluruh maksiat dan dosa dengan berbagai modelnya dan tingkatannya, sebab dosa itu sangat meracuni hati dan merusaknya. Bukankah semua kerusakan di muka bumi ini serta segala kerusakan dalam ekonomi, politik, sosial melainkan karena akibat dosa?!!

 

رَأَيْتُ الذُّنُوبَ تُمِيتُ الْقُلُوبَ … وَيُتْبِعُهَا الذُّلَّ إِدْمَانُهَا

وَتَرْكُ الذُّنُوبِ حَيَاةُ الْقُلُوبِ … وَالْخَيْرُ لِلنَّفْسِ عِصْيَانهَا

 

Aku mendapati dosa itu mematikan hati

Dan terus-menerus dalam dosa menjadikan hina

Meninggalkan dosa adalah hidupnya hati

Namun jiwa ingin selalu berdosa. (al-Mujalasah wa Jawahirul Ilmi 2/30)

 

Jama’ah shalat Jum’at—rahimakumullah…

Namun, perlu diketahui bahwa metode tazkiyatun nufus yang benar adalah apa yang sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hal ini kami tekankan, karena akhir-akhir ini banyak bermunculan metode-metode baru untuk penyucian jiwa dan hati sehingga terkadang muncul suatu komentar: “Salaf itu bagus dalam masalah aqidahnya, tapi dalam masalah tazkiyah saya lebih memilih model dzikirnya fulan(!),khuruj dan mudzakarahnya jama’ah fulan(!), mabit dan muhasabahnya harakah fulan(!).”

 

Aduhai, apakah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya tidak mengajarkan metode tazkiyatun nufus?! Mengapa mereka tidak merasa cukup dengan metode yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallamdan para sahabatnya, bahkan menginginkan metode-metode selainnya?!! Semoga Allah merahmati Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah tatkala mengatakan:

 

“Sesungguhnya Allah mengutus para rasul untuk mengemban tazkiyah (penyucian) dan pengobatan hati umat. Dan penyucian jiwa lebih berat daripada pengobatan badan. Barangsiapa menyucikan dirinya dengan riyadhah,mujahadahkhulwah[2] yang tidak dicontohkan oleh para rasul, maka perumpamaannya seperti pasien yang mengobati penyakitnya dengan caranya sendiri. Akankah hal ini sama dengan cara para dokter?! Sesungguhnya para rasul adalah dokter hati. Jadi, tidak ada cara/metode untuk penyucian jiwa kecuali dari cara yang diajarkan rasul.” (Madarij Salikin 2/315)

 

Jama’ah shalat Jum’at—rahimakumullah…

Lantas bagaimana kiat-kiat untuk meraih kesucian dan kebeningan hati?! Ada beberapa kiat jitu untuk meraihnya yang seandainya kita melaksankannya maka kita akan segera meraihnya dengan izin Allah. Di antaranya:

 

  1. Do’a dan memohon kepada Allah

Sekalipun hamba memiliki peran dalam penyucian hatinya, perlu dia sadari bahwa yang memberikan taufiq kesucian dan kebeningan hati hanyalah Allah semata.

 

Oleh karenanya, Allah berfirman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَ‌ٰتِ ٱلشَّيْطَـٰنِ ۚ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَ‌ٰتِ ٱلشَّيْطَـٰنِ فَإِنَّهُۥ يَأْمُرُ بِٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۚ وَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًۭا وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّى مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌۭ ﴿٢١﴾

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS an-Nūr [24]: 21)

 

Maka seorang hamba, dalam setiap detiknya selalu membutuhkan pertolongan Allah dan memohon kepada-Nya agar Allah menganugerahkan kepadanya kebeningan hati. Oleh karena itulah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita untuk berdo’a:

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا

“Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketaqwaan dan sucikanlah jiwa karena Engkau adalah sebaik-baik Dzat yang menyucikannya.” (HR Muslim: 2722)

 

Karena itu pula, kita disyari’atkan ketika mendengar panggilan shalat yang merupakan salah satu amalan penting dalam penyucian jiwa, ketika muadzin mengatakan: “Hayya ’alash shalah” dan “Hayya ’alal falah” (Ayo kita shalat, ayo kita menuju keberuntungan), maka kita menjawab: “La haula wala quwwata illa billahi” (Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah).

 

  1. Berilmu

Ilmu adalah kunci yang pas untuk meraih kesucian hati. Sebab kesucian hati itu diraih dengan melaksanakan ketaatan serta menjauhi larangan secara ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan hal itu tidak mungkin terwujudkan kecuali dengan ilmu.

 

Oleh karenanya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ اْلدِّيْنِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, maka Allah akan pahamkan ia dalam agama-Nya.”

Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjadikan ilmu agama sebagai faktor semua kebaikan, karena dengan ilmu dia mampu beribadah kepada Allah secara benar.

 

  1. Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya

Jika ilmu adalah kunci meraih kesucian jiwa, maka yang lebih utama daripada itu adalah mengamalkan ilmu. Apalah artinya jika kita belajar, ikut ta’lim, dan menuntut ilmu jika kita tidak mengamalkannya.

 

Ibnul Qayyim v\ berkata:

كُلُّ عِلْمٍ وَعَمَلٍ لاَ يَزِيْدُ الإِيمَانَ واليَقِيْنَ قُوَّةً فَمَدْخُوْلٌ، وَكُلُّ إِيمَانٍ لاَ يَبْعَثُ عَلَى الْعَمَلِ فَمَدْخُوْلٌ

“Setiap ilmu dan amal yang tidak menambah kekuatan dalam keimanan dan keyakinan maka telah termasuki (terkontaminasi), dan setiap iman yang tidak mendorong untuk beramal maka telah termasuki (tercoreng).”[3]

 

Jika kita melaksanakan perintah-perintah Allah seperti shalat, puasa, zakat, haji, membaca al-Qur‘an maka di situlah hati akan suci dan bahagia. Sebaliknya, jika kita menerjang larangan-larangan Allah, maka hati ini akan sempit dan terombang-ambing dalam kegalauan.

 

  1. Selalu muhasabah (introspeksi)

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌۭ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۢ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١٨﴾

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS al-Hasyr [59]: 18)

 

Seorang mukmin akan selalu mengoreksi dan mengevaluasi amalannya. Dia akan berusaha untuk tidak terjerumus ke dalam dosa dengan menjauhi segala sarana yang dapat merayunya seperti fitnah dunia, wanita, dan teman yang jelek. Dan jika dia telah terjatuh ke dalam dosa, maka dia segera bertaubat dan selalu istighfar kepada Allah dengan tekad yang bulat untuk tidak mengulangi dosanya lagi.

 

أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ ِليْ وَ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.

 

 

KHUTBAH KEDUA

Jama’ah shalat Jum’at—rahimakumullah…

Jika seorang hamba telah meraih kebeningan hati dan kesucian jiwa maka dia pun akan meraih buah-buah indah darinya, di antaranya:

 

  1. Dicintai oleh manusia

Bila kita memiliki hati yang bersih kepada Allah dan juga sesama manusia, maka Allah akan menjadikan umat manusia mencintainya, sebagaimana firman-Nya:

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ ٱلرَّحْمَـٰنُ وُدًّۭا ﴿٩٦﴾

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. (QS Maryam [19]: 96)

 

  1. Kebahagiaan dan ketenteraman hati

Kebahagiaan adalah suatu impian dan dambaan setiap insan baik pria atau wanita, kecil atau dewasa, miskin atau kaya. Namun, kebahagiaan itu hanyalah diraih dengan iman dan ketaatan bukan dengan dosa serta kemaksiatan. Allah berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَـٰلِحًۭا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌۭ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةًۭ طَيِّبَةًۭ ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ﴿٩٧﴾

Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS an-Nahl [16]: 97)

 

  1. Meraih surga Allah

Surga adalah tempat kembali yang penuh dengan kenikmatan, sebagai balasan bagi orang-orang yang memiliki hati bersih, pada suatu hari yang tidak bermanfaat lagi harta, takhta, dan anak-anak.

 

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا ﴿٣٠﴾ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمْ جَنَّـٰتُ عَدْنٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمُ ٱلْأَنْهَـٰرُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍۢ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًۭا مِّن سُندُسٍۢ وَإِسْتَبْرَقٍۢ مُّتَّكِـِٔينَ فِيهَا عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ ۚ نِعْمَ ٱلثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًۭا ﴿٣١﴾

Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shalih, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ’Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. (QS al-Kahfi [18]: 30–31)

 

Akhirnya, marilah kita memohon kepada Allah agar Allah memberikan kepada kita hati yang suci, jiwa yang bersih dari noda-noda dan dosa-dosa sehingga kita meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amin.

 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

اللهم افتح بيننا وبين قومنا بالحق وأنت خير الفاتحين.

اللهم إنا نسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

بَارَكََ اللهََ لِيْ وَ لََكُمْ فيِِ الْْقُرْآنِِ الْْعَظِيْمِْ وَن َفََعَنِيْ وَإِِيَاكُُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْْلآيَاتِ     وَ الذِكْْرِِ الْْحَكِيْمِِ                        أَقُُوْلُ قََوْلـِيِْ هَذَا وَأسْتَغْفِْرُ اللهََ لِي وَ لََكًُمْ
Sumber :

Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar Assidawi

[1]  HR al-Hakim dalam al-Mustadrak 1/4 dan dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah 4/113.

[2]  Ini adalah istilah-istilah tasawuf untuk penyucian jiwa. (Lihat Mu’jam ash-Shufi, Dr. Mahmud Abdurrazzaq 2/654, 968.)

[3]  Al-Fawaid hlm. 86

 

Sumber: http://abiubaidah.com/khutbah-jumat-meraih-kebeningan-hati.html/

10945547_10200350190073687_6761647511836910601_nDiedit untuk Khutbah Jumat/Tausyiyah
oleh : H.A. ROZAK ABUHASAN, MBA

20160717 Meraih Kebeningan Hati

https://arozakabuhasan.wordpress.com/

http://arozakabuhasan.blogspot.com

ANTISIPASI NEGARA TERHADAP ANCAMAN SYI’AH BAGI KEAMANAN NASIONAL DAN NKRI 2

Isu Keamanan yang Berpotensi Terjadi Konflik Sosial 

Pemikiran keamanan nasional mengenai ketertiban yang dilakukan oleh aparat-aparat penegak hukum melalui senjata dan kekuasaan (keamanan nasional yang ditinjau dari segi fisik), telah meresap ke dalam hampir semua jiwa individu yang ada di dunia temasuk di Indonesia. Secara faktual, selain melalui kekuasaan ada satu lagi sisi pengamanan yang terlupakan bahkan sering tidak tersentuh oleh pengaturan, yaitu mengenai keamanan nasional ditinjau dari segi non-fisik. Keamanan nasional dapat terganggu jika terjadi krisis yang berpotensi konflik sosial yang meresahkan dan membahayakan kehidupan rakyat banyak.

Terjadinya konflik sosial antara umat muslim dengan penganut Syi’ah meniscayakan akan berpengaruh pada kondisi keamanan Nasional. Salah satu upaya untuk menyelesaian konflik yang dapat menganggu keamanan tersebut maka dibentuklah serangkaian peraturan perundang-undangan di bidang keamanan. Pengaturan mengenai sistem keamanan nasional yang dapat dipenuhi melalui alat-alat kekuasaan negara, sudah banyak ditemukan pengaturannya. Tetapi untuk sistem keamanan nasional yang harus dipenuhi dari segi pemenuhan kebutuhan nasional non-fisik (antara lain konlif Agama) belum ada pengaturan lebih lanjut hingga sekarang. Banyak pandangan yang menganggap bahwa pemenuhan untuk kebutuhan non-fisik semacam itu dapat dipenuhi melalui usaha sendiri. Tetapi sebenarnya campur tangan pemerintah untuk hal ini sangat diperlukan, karena jika tidak secepatnya diatur bisa mengakibatkan ketidakstabilan keamanan nasional. Keamanan nasional dari segi fisik, lebih  kepada pengamanan secara konvensional dan dilakukan oleh aparat pemerintahan terutama instansi kepolisian.

Jadi, Konsep Keamanan Nasional terbagi dua, pertama keamanan nasional yang ditinjau dari segi fisik yaitu dimana kekuasaan seringkali dipergunakan tanpa batas, kedua ditinjau dari segi non-fisik, konsep Keamanan Nasional dilihat dari segi tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat yakni soal ancaman perusakan aqidah,  sesungguhnya dipandang secara umum adalah konsep dari Ketahanan Nasional.

Dalam konstitusi Indonesia telah dengan jelas menerangkan bahwa ketertiban dan perlindungan kepada segenap warga negara perlu diwujudkan, oleh karena itu keamanan nasional merupakan sesuatu hal yang sangat perlu diwujudkan dan tidak boleh dikesampingkan berdasarkan kepentingan pribadi. Keamanan nasional itu sendiri merupakan suatu kebutuhan nasional yang tidak dapat dipisahkan pada fungsi pemerintahan/eksekutif saja walaupun pada dasarnya hal ini merupakan tanggung jawab negara.

Di samping itu keamanan nasional juga merupakan tanggung jawab seluruh warga negara Indonesia karena mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas dan banyaknya permasalahan yang dapat memicu hal-hal yang mengancam keamanan nasional  berkenaan dengan perlidungan hukum bagi penganut Agama yang sah diakui Negara. Sedangkan Syi’ah justru telah menggerogoti kemurnian ajaran Islam mainstream dengan ajaran yang sesat dan menyesatkan. Dalam kategori kemananan nasional keberadaan dan ajara Syi’ah ini dapat dijadikan sebagai tindakan subversif. Untuk itu pengaturan keamanan nasional harus mengandung kepentingan masyarakat atau publik bukannya kepentingan perorangan ataupun kelompok tertentu.

Di dalam beberapa undang-undang yang berlaku di Indonesia dirumuskan baik secara implisit maupun secara eksplisit akan adanya pengaturan atau koordinasi antar instansi untuk menjaga keamanan nasional. Apabila dilihat dari rumusan-rumusan pasal dalam perundang-undangan tersebut, masalah keamanan nasional bukan merupakan permsalahan yang baru, namun di dalam ketentuan-ketentuan dan perundang-undangan yang ada, tidak mengatur bagaimana prosedur dan tata cara pengaturan keamanan nasional dari segi ancaman pada aqidah umat Islam.

Bagaimanakah hukum berperan dan berfungsi memperkokoh NKRI?  Jika negara kebangsaan Indonesia terbentuk oleh kesamaan sejarah masa lalu, maka ke depan perlu dimantapkan oleh kesamaan cita-cita, pandangan, harapan, dan tujuan tentang masa depannya. Arah dan Strategi pembangunan nasional bidang keagaman yaitu adanya visi, misi kemudian arah, yaitu arah yang memperkokoh NKRI serta bagaimana hukum kita bisa meneguhkan keberlangsungan Negara Republik Indonesia. Yang menjadi permasalahan agak sensitif adalah seberapa kuatkah keinginan kita untuk secara terbuka membicarakan masalah menjaga keutuhan NKRI melalui studi strategi politik hukum dilihat dari segi hukum formil dan materil, konsepsional dan opersaional, teori dan praktek, prinsip dan teknis, das wollen, das sollen, dan das sein sebagai harapan dan kenyataan, yang terkait dengan isu  keberadaan dan gerakan Syia’ah di Indonesia yang masih mengandung tanda tanya dan mengundang pertanyaan.

Bagaimakah hukum berperan secara efektif dalam mewujudkan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat yang berlandaskan kepada Bhineka Tunggal Ika? Keseluruhan nilai dalam sistem nilai Pancasila telah dipersatukan oleh asas “Kesatuan dalam Perbedaan dan Perbedaan dalam Kesatuan” yang menjiwai struktur dasar keberadaan manusia dalam kebersamaan sebagai bangsa, yang tercermin dalam ungkapan “Bhineka Tunggal Ika”. Jadi Bhineka Tunggal Ika mengungkapkan titik tolak cara pandang bangsa Indonesia tentang tempat manusia individual di dalam masyarakat dan alam semesta. Dalam ungkapan tersebut terkandung pengakuan serta penghormatan terhadap martabat manusia dan individual, kekhasan kelompok-kelompok etnis kedaerahan yang ada, dan keyakinan keagamaan dalam kesatuan berbangsa dan bernegara.

Bahwa Bhineka Tunggal Ika tentu saja harus dihormati dan dijalankan sepanjang tidak ada kelompok tertentu yang ada di masyarakat yang menghina, menghujat, dan merusak aqidah Islam. Tentunya bagi Negara ketika hendak dengan tegas menegakkan Pancasila, Negara Hukum yang berkeadilan, Bhineka Tunggal Ika, serta NKRI dengan cara menindak dengan tegas hingga keakar-akarnya keberadaan dan gerakan Syi’ah di Tanah Air tentunya tidak merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia, bahkan harus diapresiasi sebagai tindakan Negara yang konsekuen dan konsisten dalam menjalankan Pancasila, menghormati Bhineka Tunggal Ika dan menjaga keutuhah NKRI.

Karenanya demi keselamatan Indonesia maka ANNAS mendesak agar pertama, stop atau hentikan kerjasama Indonesia-Iran di bidang pendidikan, kebudayaan, dan agama. Kedua, tutup Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Iran di Jakarta. Ini adalah langkah strategis membangun martabat dan memperkuat ketahanan bangsa dari ancaman dan ekspansi ideologi transnasional, Syi’ah Iran. Sejalan dengan seruan MUI kepada Pemerintah RI yaitu: “… agar membatasi kerjasama bilateral hanya dalam bidang politik dan ekonomi-perdagangan, dan tidak merambah bidang pendidikan, kebudayaan dan keagamaan”.

Fakta di Negara-negara Muslim seperti Maroko dan Sudan sudah memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran karena propaganda Syiahisasi untuk mewujudkan ‘Negara dalam Negara’. Demikian pula di Aljazair, Yordania, Mesir, Saudi Arabia, Kuwait, Brunei, Malaysia, telah melakukan berbagai upaya antispiatif terhadap mobilisasi gerakan Syiah Rafidhah yang sangat membahyakan keselamatan Negara mereka. Untuk itu MUI Pusat pada tahun 1984 telah menerbitkan Fatwa Kewaspadaan terhadap Syiah. Hal ini menunjukkan agar kita harus benar-benar waspada, proaktif, dan responsif untuk melakukan berbagai upaya dan langkah yang strategis dan konkret, sehingga tidak terjadi pembiaran, pengabaian dan melalaikan kewajiban dan tanggung jawab kita dalam menjaga ancaman bahaya Syi’ah di Tanah Air tercinta.

Wallohu’alam bishowab

Dikutip dari             : –

Penulis                   : Prof. Dr. Asep Warlan, SH.MH., Anggota Dewan Pakar ANNAS

MENJADI ORANG YANG PALING BERMANFAAT

alquranKHUTBAH PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.  مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.  أَشْهَدُ أَنْ   لاَّإِلَهَ إِلاَّ اللهُ  وَحْدَهُ   لاَشَرِ يْكَ لَهُ      وَ أَشْهَدُ أَنَّ   مُحَمَّدًا عَبْدُهُ   وَرَسُوْ لُهُ    يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ  وَاْلأَرْحَامَ    إِنَّ اللهَ   كَانَ    عَلَيْكُمْ  رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. أَمَّا بَعْدُ

Kaum muslimin jamaah jumat rahimakumullah.

Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nyalah kita bersyukur atas limpahan kenikmatan yang tak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita. Dialah Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan nikmat keimanan, rezeki dan kesehatan kepada kita.

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah terakhir Muhammad Saw.

Jamaah shalat jum’at yang berbahagia.   

Sayidina Ali bin Abi Thalib berkata :

“Jadilah kamu manusia yang paling baik di sisi Allah. Jadilah kamu manusia yang paling jelek menurut diri sendiri. Dan jadilah kamu manusia yang bermanfaat di tengah-tengah manusia”

Insan berdayaguna artinya berdaya dan berguna untuk diri sendiri dan orang lain. Nilai-nilai seseorang ditentukan oleh manfaat yang dirasakan oleh orang lain.

Orang sekeliling merasakan manfaat dari apa yang dikatakan atau diperbuat. Bukan malah merugikan orang lain, kehadirannya membawa racun yang berbisa terhadap kehidupan masyarakat. Sekecil apapun, insane yang berdaya guna mempunyai andil manfaat di tengah masyarakat. Keberadaannya senantiasa dinanti, menjadi unsure perubah dan kebaikan bagi masyarakat.

Orang yang berdayaguna tidak saja mendapatkan penghargaan dari manusia, misalnya citra diri, namun mendapatkan kedudukan khusus di sisi Allah swt.

Dalam H.R. Tirmidzi, Rasulullah Saw. Bersabda:

“Sesungguhnya surga itu mempunyai beberapa kamar. Ruangan luarnya dapat dilihat dari dalam. Begitu pula ruangan dalamnya dapat dilihat dari luar”.

Ada seorang dari desa bertanya:

  • Ya Rasulullah, untuk siapakah kamar-kamar itu.
  • Rasulullah saw menjawab : “Untuk orang yang selalu berkata baik, suka memberi makan kepada kepada orang lain, membiasakan shaum dan melakukan shalat malam ketika manusia sedang terlelap tidur”.

Menurut hadits tersebut, kamar yang indah di surga ternyata

  • diperuntukkan bagi yang berdayaguna untuk orang lain.
  • Disebutkan untuk orang yang selalu berkata baik,
  • perkataannya tidak menyinggung orang lain,
  • perkataannya benar tidak mengandung kebohongan,
  • perkataannya memiliki arti dan berguna untuk orang lain,
  • perkataannya selalu mengandung manfaat dan menentramkan orang lain.
  • Perkataannya tidak sia-sia, tidak menghina, meremehkan, dan menjengkelkan orang lain.
  • Menurut hadits itu juga ternyata kamar yang indah itu untuk orang-orang yang suka memberi makan kepada orang lain.
    • Memberi makan dalam arti luas adalah memberikan kehidupan dan kesejahteraan.
    • Suka memberi makan, sikap mulia dan terhormat.
    • Orang yang memiliki sifat ini adalah orang yang berhati bersih, berjiwa besar.
    • Hatinya tidak pernah hasud, jiwanya bersih ingin selalu membahagiakan orang lain.
    • Dia tidak rakus, tidak pula memiliki keinginan untuk menghancurkan kebahagiaan orang lain.
    • Bahkan hatinya senantiasa memiliki kesadaran yang kuat untuk selalu berbagi, selalu member, selalu membahagiakan.
    • Hidup baginya bukan untuk bersenang-senang, namun untuk menyenangkan orang lain.
    • Kebahagiaan baginya adalah membahagiakan orang-orang yang ada disekelilingnya.

Hadirin Rohimakumullah

Para sahabat nabi saw adalah gambaran manusia yang paling memiliki manfaat untuk masyarakat sekitarnya. Mereka telah memberikan andil besar untuk kemajuan Islam dan umatnya. Tidak ada keraguan di hati mereka. Hidupnya digunakan untuk selalu berbagi, selalu membahagiakan.

  • Sahabat Utsman ra salah satu contohnya. Dia pernah menyiapkan satu kafilah dagang ke negeri Syam, berupa 200 unta berikut pelana dan tapalnya. 200 ons emas untuk disadaqohkan. Kemudian bersadaqoh 100 unta berikut pelana dan tapalnya dan kemudian dia datang membawa 1.000 dinar lalu dibagikannya di ruangan Rasulullah saw. Dia bersadaqoh hingga mencapai 900 unta dan 100 kuda disamping uang.
  • Begitupula Abdurrahman bin Auf, dia tak pernah ketinggalan untuk memberikan hartanya untuk perjuangan Islam.
  • Abubakar pernah bersadaqoh dengan seluruh hartanya, tidak menyisakan untuk keluarganya.
  • Umar Ibn Al Khattab bersadaqoh dengan setengah harta yang dimilikinya
  • `Abbad, Thalha, Sa`ad bin Ubadah dan Muhammad bin Muslamah.
  • Begitu juga kaum perempuan saat itu tak ketinggalan melakukan sodaqoh gelang, kalung, cincin, permata dan yang lainnya disumbangkan untuk kemajuan Islam dan umatnya. Saat itu tidak ada orang yang bakhil kecuali hanya orang munafik. (Musa Syarif, 1998:66-67). Oleh karenanya sangat nista jika ada orang yang berani menghina, merendahkan dan mencela para sahabat.

Rasulullah saw. Bersabda:

  • Manusia yang paling baik adalah yang hidup di zamanku, kemudian setelah mereka, kemudian setelah mereka.. (HR. Al Bukhari)
  • Janganlah kalian mencaci sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian infak dengan emas sebesar gunung Uhud itu tidak akan pernah sebanding dengan infak satu mud atau setengahnya dari sahabatku (HR. Al Bukhari)

  أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ ِليْ وَ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.

IMAG0059KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ , اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ    أَمَّا بَعْدُ

Hadirin Jamaah Jumat Rohimakumullah.

Para sahabat Rasulullah saw  senantiasa mendahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingan diri sendiri. Mereka selalu mencintai bukan mengharap cinta. Mereka selalu member bukan ingin diberi. Semoga ini menjadi contah tauladan kita semua.

Akhirnya, mari kita berdoa:
Ya Allah, anugerahkanlah kepada jiwa-jiwa kami semua ketakwaannya, dan sucikanlah jiwa kami (dengan ketakwaan itu), Engkau-lah Sebaik-baik Yangx Mensucikannya,
(dan) Engkau-lah Yang Menjaga serta Melindunginya.

اللهم وأسألك خشيتك في الغيب والشهادة وأسألك كلمة الحق في الرضا والغضب وأسألك القصد في الفقر والغنى

“Ya Allah, aku minta kepada-Mu rasa takut kepada-Mu di waktu sendirian maupun di hadapan orang lain, dan aku minta kepada-Mu ucapan yang benar dalam keadaan senang maupun marah, dan aku minta kepada-Mu kesederhanaan di waktu miskin maupun kaya.”[8]

  رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

Wahai Rabb kami, Janganlah Engkau sesatkan hati-hati kami setelah Engkau beri kami hidayah dan karuniakanlah kepada kami kasih sayang dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi.” (Ali Imran: 8)

رَبّنَآ ءَاتِنَا فِى الدّنْيَ حَسَنَةً وَ فِى اْلَخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النّارِ، وَ الْحَمْدُ لِ رَبِ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ. اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالإِحْسَنِ

وَإِيْتَا ئِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ,

يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فَاذْكُرُواللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ  وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَر

Assalamualaikum Wr. Wb.

SUMBER :

Penulis: Amril Syaifa Yasin
Artikel Bulletin Da`wah No.36 Tahun XXXIX 7-9-2012

araDiedit  untuk Khotbah Jumat/Tausyiyah

oleh : H.A. ROZAK ABUHASAN, MBA

20160717 MENJADI ORANG YANG PALING BERMANFAAT

https://arozakabuhasan.wordpress.com/

https://fuuindonesia.wordpress.com/

A. ROZAK ABUHASAN MBA – Google+

http://arozakabuhasan.blogspot.co.id/

HARGA IMAN

2014-09-26 08.50.26

Harga Iman

Khutbah Jumat di Masjid Al-Fajr, Jl. Cijagra Raya No. 39 Bandung, Jum`at 15 Juli 2016.

KHUTBAH PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.  مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.  أَشْهَدُ أَنْ لاَّإِلَهَ إِلاَّ اللهُ  وَحْدَهُ لاَشَرِ يْكَ لَهُ  وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ    يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ  وَاْلأَرْحَامَ    إِنَّ اللهَ   كَانَ    عَلَيْكُمْ  رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. أَمَّا بَعْدُ

Kaum muslimin rahimakumullah

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nyalah kita bersyukur atas limpahan kenikmatan yang tak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita. Dialah Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan nikmat keimanan dan kesehatan kepada kita.

Dialah pula yang telah menyisipkan hidayah dalam hati kita, yang dengan hidayah tersebut, Allah SWT telah menggerakkan hati kita untuk melangkahkan kaki kita menuju masjid ini. Sehingga kita bisa berkumpul bersama untuk menunaikan kewajiban kita sebagai seorang muslim, yaitu melaksanakan shalat Jum’at dan mendengarkan khutbah Jum’at yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan ibadah shalat Jum’at ini.

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah terakhir Muhammad shallallahu alayhi wa sallam. Semoga kecintaan kita kepada beliau SAW, dapat mempertemukan kita dengannya nanti di syurga, bersama dengan para Nabiyyin, shiddiqin, syuhadaa’ dan shalihin.

Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,

Melalui mimbar ini, kembali kami menyerukan kepada diri sendiri dan jama’ah Jum’at untuk bertakwa kepada Allah  Swt. Kemudian tidak lupa dan tidak henti-hentinya pula marilah kita memanjatkan puji dan syukur kepada Allah atas berbagai nikmat yang telah Allah Swt. berikan, utamanya nikmat iman yang sangat berharga.

Marilah kita renungkan firman Allah Swt. (QS. At-Taubah 9:111)

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ ۚ وَذَ‌ٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١١١﴾

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan jannah untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur’an. (Q.S. At-Taubah: 111)

Demikianlah sebuah gambaran yang diberikan oleh Allah Swt. dalam ayat-Nya Yang Mulia tentang harga iman yang berada pada diri seorang mukmin. Jiwa dan harta orang-orang yang beriman akan ditukar dengan jannah (surga) di akhirat kelak. Taman keindahan tanpa cela dengan kebahagiaan tanpa batas. Setiap jiwa orang yang memiliki iman yang masuk jannah akan mendapat Ridha Allah Swt. Tiada lagi dosa dan kemurkaan terhadap apapun yang dilakukannya.

Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,

Firman Allah Swt di bawah ini menggambarkan lebih jelas lagi mengenai harga iman yang mungkin selama ini masih samar bagi kita semua (QS. Ali Imran 3:91)

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَن يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِم مِّلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَىٰ بِهِ ۗ أُولَـٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak itu). Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. (Q.S. Ali ‘Imran: 91)

Jelas sekali disebutkan dalam ayat tersebut berapa harga iman; bahwa Allah  tidak akan menerima tebusan dari orang-orang yang tidak beriman agar mereka dibebaskan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Walaupun orang-orang kafir itu menebus dengan emas sepenuh bumi. Karena yang dapat menebus hal itu hanyalah iman. Dan hanyalah orang-orang mukmin yang memiliki iman yang bisa dibebaskan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Nyatalah bahwa ternyata iman tidak dapat dibeli walaupun dengan emas sepenuh bumi.

Jangankan dengan emas yang sepenuh bumi, tebusan manusia pun tidak dapat mengeluarkan seseorang yang tidak memiliki iman dari siksa neraka.

Firman Allah Swt. (QS. Al-Ma’arij 70:11-15),

يُبَصَّرُونَهُمْ ۚ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيهِ ﴿١١﴾ وَصَاحِبَتِهِ وَأَخِيهِ ﴿١٢﴾ وَفَصِيلَتِهِ الَّتِي تُؤْوِيهِ ﴿١٣﴾ وَمَن فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنجِيهِ ﴿١٤﴾ كَلَّا ۖ إِنَّهَا لَظَىٰ ﴿١٥﴾

Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya.                                                         

Dan isterinya dan sauradaranya. Dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia).

Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya naar itu adalah api yang bergejolak.

(Q.S. Al-Ma’arij: 11-15)

 

Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,

Itulah harga iman, mahal tidak terkira. Iman yang dengannya seseorang bisa terbebas dari pedihnya siksa neraka dan yang dengan iman itu pulalah seseorang bisa menikmati kebahagiaan yang kekal nan abadi di dalam surga. Dan bila diibaratkan, hati bagaikan sebuah rumah dan iman adalah barang berharga.

 

Maka wajar bila orang-orang mukmin dan iman yang dimilikinya menjadi satu-satunya incaran setan-setan melalui tentara-tentaranya berbentuk jin dan manusia berusaha untuk merampas iman dari pemiliknya.

Usaha  pertama  dengan  menumpas  orang-orang  beriman

  • melalui perang  dan pembantaian.
  • Bila tidak mungkin, pemurtadan menjadi pilihan berikutnya
  • Ajakan pindah agama,
  • jebakan hutang budi maupun hutang uang,
  • pemerkosaan muslimah, hasutan dan sebagainya.

Semua itu dijalankan untuk mencuri iman dari orang-orang mukmin, sebagaimana ajaran-ajaran sesat menyesatkan seperti Syiah, Ahmadiyah dan banyak lagi.

Metode kedua adalah metode terselubung.

  • Yaitu penyebaran pemikiran-pemikiran sesat yang bisa menguras iman secara optimal.
  • Paham-paham sekulerisme, humanisme, liberalisme, pluralisme
  • dan paham-paham menyesatkan lainnya gencar disebarkan.

Dengan metode ini, dihasilkanlah orang-orang yang mengaku muslim, tapi hati dan cara berpikirnya jauh lebih sesat dari cara berpikirnya orang-orang kafir.

Metode terakhir yang dilancarkan oleh setan adalah

  • pencurian iman sedikit demi sedikit dengan kemaksiatan. Sehingga iman senantiasa berkurang ketika seorang terperdaya oleh bujuk rayu setan yang bervariasi. Walaupun hasilnya tidak banyak, namun sedikit demi sedikit iman lama-lama juga menjadi habis. Sebab, iman memang akan terkikis oleh maksiat.
  • Sebagaimana dalam sebuah kaidah, “Iman itu bertambah dan berkurang. Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.”

Mari kita renungkan firman Allah : (QS Al-A`raaf 7:202)

وَإِخْوَانُهُمْ يَمُدُّونَهُمْ فِي الْغَيِّ ثُمَّ لَا يُقْصِرُونَ ﴿٢٠٢﴾

  1. dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan).

 

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم

KHUTBAH KEDUA

 

اَلْحَمْدُ لله رَبّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهًدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلِيِّ الصَّالِحِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْبِيًاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، أَمّا بَعْدُ
 Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,

Iman sangat berharga. Harga iman tidak bisa dibandingkan dan tidak bisa ditukar dengan emas sepenuh bumi atau pun dengan seluruh manusia yang mendiami bumi dan bahkan tidak bisa disamakan nilainya dengan bumi dan seisinya. Iman hanya dapat dihargai dengan kenikmatan surga dan keridhaan Allah Swt.

Oleh karena itu sangatlah penting untuk mensyukuri nikmat iman tersebut.

  • Selamatkan diri kita, selamatkan anak istri kita, selamatkan saudara-saudara kita seiman dari segala ajaran faham kesesatan dan menyesatkan.
  • Akidah Syiah, merupakan induknya kesesatan dari seluruh aliran sesat yang ada. (Menurut Ketua ANNAS KH Athian Ali M. Da`I Lc, MA) bahwa Syiah : dilihat dari sisi akidah maupun syariah adalah sesat dan menyesatkan serta diluar Islam tegasnya Syiah bukan Islam. (sumber syiahindonesia.com)

 

  • Imam Syafi`i berkata : “Aku tidak pernah menemukan pengikut hawa nafsu yang lebih pendusta daripada kaum Rafidha (Syiah)”(Munaaqib Asy-Syafi`i karya Al-Baihaqi 1/468 – Lembaran kajian Syakhshiyyah Islamiyyah FUUI edisi 17 Tahun XIISabtu 20 Safar 1436H / 13 Desember 2014.

 

  • Ibnu Taimiyyah berkata : “Syiah adalah kelompok yang paling bodoh” (Minhaaj As-Sunnah An-Nabawiyyah 2/65)

 

  • Semoga ummat Islam dimanapun berada (khususnya ummat Islam Indonesia)  tidak tertipu lagi ajakan dan rayuan pengikut Syiah. Syiah itu pembohong, pendusta, mengakunya Islam tetapi ternyata Syahadatnya beda dengan kita, Qurannya beda, cara sholat juga beda dan banyak lagi perbedaan termasuk nikah mut`ah/nikah kontrak yang tidak lain menghalalkan zinah.

 

Marilah kita yang hari ini hadir di masjid ini karena memiliki iman untuk :

  • Mensyukuri nikmat iman dengan cara memperhatankan iman agar tetap hidup berada dalam diri kita hingga ajal menjemput. Insya Allah: Allah akan menambah nikmatnya kepada kita
  • Dan tidak ada yang lebih pantas untuk dipertahankan dengan konsekuensi apapun melebihi iman bahkan walaupun dengan taruhan nyawa sekalipun.
  • Agar senantiasa mempertahankannya dan meningkatkannya. Menumbuh suburkan iman dengan memperbanyak amal  ketaatan  dan  mempertahankannya  dari  gangguan  setan  dengan  cara menjauhi  berbagai  amal

Demikianlah  semoga  Allah Swt. memudahkan kita untuk mempertahankan dan meningkatkan iman yang berada dalam hati-hati kita. Amin…

Hadirin Rohimakumullah.

 

  • Ya Allah pelihara iman kami dan berikan kepada kami kesempatan merasakan manisnya iman dalam kehidupan ini yaitu dalam meneladani seluruh sunnah Rasulullah saw. dengan sebaik-baiknya, sebelum Engkau panggil kami untuk menghadap-MU.

 

  • Ya Allah peliharakan hati dan pendengaran kami agar tidak terpedaya dari tipu daya syaithan yang merusak amal ibadah yang telah dan akan kami lakukan.

 

  • اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ
  • Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.

 

رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات

و الذكر الحكيم
أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم
Assalamu`alaikum Wr. Wb

SUMBER

Diadaptasi dari tulisan Ust. Taufik Anwar, “Target Final Setan”, Rubrik Ghiwayah Majalah Islam ar-risalah No. 92/Vol. VIII/8 Safar – Rabiul Awal 1430 H / Februari 2009   dan berbagai sumber lainnya.

10945547_10200350190073687_6761647511836910601_n Di edit ulang untuk Khutbah Jumat / Tausiyah

Oleh : H.A. ROZAK ABUHASAN, MBA

20160715 Harga Iman

https://arozakabuhasan.wordpress.com/                                          http://arozakabuhasan.blogspot.com

 

CIRI ORANG MUNAFIK (Taqiyah Syi`ah)

logo_al_fajrCiri Orang Munafik (Taqiyah Syiah)

Khutbah Jumat di Masjid Al-Fajr Jl. Cijagra No. 39 Bandung, Jumat 8 Juli 2016

20141130_083549Oleh : A. ROZAK ABUHASAN

 

KHUTBAH PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.  مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.  أَشْهَدُ أَنْ لاَّإِلَهَ إِلاَّ اللهُ  وَحْدَهُ لاَشَرِ يْكَ لَهُ  وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ    يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ  وَاْلأَرْحَامَ    إِنَّ اللهَ   كَانَ    عَلَيْكُمْ  رَقِيبًا

أَمَّا بَعْدُ


Kaum muslimin rahimakumullah

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nyalah kita bersyukur atas limpahan kenikmatan yang tak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita. Dialah Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan nikmat iman, sehat dan kesempatan kepada kita.

Dialah pula yang telah memberikan hidayah dalam hati kita, yang dengan hidayah tersebut, Alhamdulillah kita dapat  melangkahkan kaki kita menuju masjid ALFAJR ini, berkumpul bersama untuk menunaikan kewajiban kita sebagai seorang muslim, kemudian melaksanakan shalat Jum’at dan mendengarkan khutbah Jum’at yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan ibadah shalat Jum’at ini. Semoga kehadiran ini kita dapat mengantarkan kita sebagai salah seorang yang dikatagorikan bertakwa oleh Allah Swt. dan dicatat sebagai amal ibadah

Shalawat serta salam semoga Allah curahkan kepada Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam. Semoga kecintaan kita kepada beliau dapat mempertemukan kita dengannya nanti di syurga, bersama dengan para Nabiyyin, shiddiqin, syuhadaa’ dan shalihin. Aamiin Ya Robbal Alamiin.

Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,

Melalui mimbar ini, khotib menyerukan kepada jama’ah semua termasuk diri khotib sendiri  untuk bertakwa. Bertakwa kepada Allah  Swt. dengan semurni-murninya. Takwa hanya kepada Allah tidak kepada yang lain.

Hadirin rohimakumullah.

Ciri-Ciri Orang Munafik

Allah Swt. berfirman (QS. Al-Hujurat 49:14)

قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا وَلَـٰكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ ۖ وَإِن تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُم مِّنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿١٤﴾

  1. 14. orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi Katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ayat di atas memberikan gambaran kepada kita bagaimana cara kita menghadapi tipu daya orang-orang munafik, yang harus dihadapi dengan penuh kehati-hatian atas orang-orang yang menyatakan “kami beriman” à kata Allah “Kamu belum beriman”.

Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,

Ciri orang Munafik, paling tidak ada empat cirri-ciri yang kita bisa ketahui melalui petunjuk Allah.

  1. Firman Allah (QS. Al-Baqarah 2:14)

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ ﴿١٤﴾

  1. dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka[25], mereka mengatakan: “Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok.”

 

  1. Firman Allah (QS. Al-Bqarah 2:76)

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَا بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ قَالُوا أَتُحَدِّثُونَهُم بِمَا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ لِيُحَاجُّوكُم بِهِ عِندَ رَبِّكُمْ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ﴿٧٦﴾

  1. dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: “Kamipun telah beriman,” tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, lalu mereka berkata: “Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu mengerti?”[66]

 

[66] Sebagian Bani Israil yang mengaku beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w itu pernah bercerita kepada orang-orang Islam, bahwa dalam Taurat memang disebutkan tentang kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. Maka golongan lain menegur mereka dengan mengatakan: “Mengapa kamu ceritakan hal itu kepada orang-orang Islam sehingga hujjah mereka bertambah kuat?”

 

  1. Firman Allah (QS. Ali Imran 3:119)

هَا أَنتُمْ أُولَاءِ تُحِبُّونَهُمْ وَلَا يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتَابِ كُلِّهِ وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ الْأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ ۚ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ ﴿١١٩﴾

  1. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, Padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada Kitab-Kitab semuanya. apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.

 

  1. Firman Allah (QS. Al Maidah 5:61)

وَإِذَا جَاءُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَقَد دَّخَلُوا بِالْكُفْرِ وَهُمْ قَدْ خَرَجُوا بِهِ ۚ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا يَكْتُمُونَ ﴿٦١﴾

  1. dan apabila orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”, Padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.

 

Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Jum’at Masjid Al-Fajr Rahimakumullah,

Kata munafik menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia à

Munafik = hanya kelihatannya saja percaya (kelihatannya suci, setia, dsb.), tetapi sebenarnya tidak à jadi orang yang mengaku setia, mengaku suci, mengaku beriman hanya dusta.

Seperti ajaran sesat Syiah yaitu Taqiyah. (Mari kita renungkan).

Syiah menganggap bahwa taqiyah adalah salah satu pokok ajaran agama. (hal. 6 – 7)

  • Barangsiapa meninggalkan taqiyah, sama hukumnya dengan meninggalkan shalat.
  • Taqiyah adalah suatu kewajiban yang tidak boleh dihapuskan sampai yang berwenang tampil,
  • Barangsiapa meninggalkannya sebelum ia tampil, ia telah keluar dari agama Allah dan dari agama Imamiah. Syiah mengambil dalil dari firman Allah Ali Imran 28 إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً “kecuali karena siasat memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka”.
  • Dokrin taqiyah juga dihubung-hubungkan dengan Muhammad Al Baqir yang dikenal juga dengan Abu Ja`far Imam yang kelima dengan ucapannya “Taqiyah adalah agamaku dan agama nenek moyangku. Tidak ada imannya seseorang yang tidak memiliki taqiyah”
  • Pemahaman taqiyah itu sampai pada batas dusta dan haram (dalam pengertian aqidahnya ditutupi, sampai berani bersumpah akan penyangkalan ke Syiahannya.
  • Taqiyah juga dapat diartikan sebagai kondisi luar seseorang dengan yang ada di dalam bathinnya tidaklah sama.
  • Menurut Syiah taqiyah wajib dilakukan, jadi taqiyah menjadi salah satu prinsip Syiah (dilakukan pura-pura kepada orang selain Syiah. Misal Al-Quran Syiah sama dengan Al-Quran Ahlussunnah. Syiah juga bertaqiyah mengakui pemerintahan Islam selain Syiah.

Taqiyah dalam Syiah ada empat unsur pokok ajaran (hal.7)

  • Menampilkan hal yang berbeda dari apa yang ada di dalam hatinya.
  • Digunakan dalam berinteraksi dengan lawan-lawan Syiah
  • Berhubungan dengan perkara agama atau keyakinan yang dianut lawan-lawan
  • Digunakan disaat berada dalam kondisi mencemaskan.

Ciri orang Munafik pengikut Syiah

(hal. 11-13 Memandang Syiah dari Taqiyah hingga kesesatannya) Abu Zahra 1435H:

  • Syiah tidak akan menunjukkan penghormatan kepada Sayyidina Abubakar, Umar, Utsman dan mayoritas sahabat lainnya.
  • Kebanyakan penganut Syiah selalu membawa Turbah yaitu tanah (dari Karbala) yang digunakan menempatkan kening ketika sujud bila mereka shalat tidak didekat orang lain (non Syiah). Jika didekat orang lain maka Turbah tersebut dapat diganti dengan selembar daun/kertas/kayu/sesuatu alasselain dari kain dan plastic dan sejenisnya.
  • Tidak mengerjakan shalat Jumat. Meskipun shalat Jumat bersama jamaah muslimin, penganut Syiah akan langsung berdiri setelah imam mengucapkan salam. à orang-orang akan mengira dia mengerjakan shalat sunnah padahal dia menyempurnakan shalat dhuhur empat raka`at, karena pengaut Syiah tidak meyakini  keabsahan shalat Jumat kecuali bersama Imam yang ma`shum atau wakilnya.
  • Tidak akan mengakhiri shalatnya dengan mengucapkan salam, tetapi dengan memukul kedua pahanya beberapa kali mengucapkan takbir dengan menolehkan wajah ke kanan dan ke kiri.
  • Jika penganut Syiah hadir dalam Majelis Taklim Ahlus Sunnah. Jikapun hadir hanya untuk meneliti ataupun mencari kelemahan umat Muslimin.
  • Kita akan melihat penganut Syiah banyak-banyak mengingat Ahlul Bayt, Sayyidina Ali, Fathimah, Hasan dan Husain r.a.(m)
  • Pada bulan Ramadhan penganut Syiah tidak langsung berbuka puasa setelah azan maghrib. Buka puasa baru jika bintang-bintang sudah Nampak dilangit / mega merah sudah menghilang. Dengan kata lain mereka berbuka bila benar-benar sudah masuk waktu malam (seperti orang Yahudi berbuka puasa pada hari Sabat). Syiah tidak mengerjakan shalat tarawih, karena menganggap sebagai bid`ah.
  • Penganut Syiah tidak akan memegang dan membaca Al-Quran à kecuali jarang sekali sebagai bentuk taqiyah karena Al-Quran yang benar menurutnya adalah al-Quran yang berada ditangan al-Mahdi yang ditunggu kedatangannya.
  • Penganut Syiah berusaha sekuat tenaga untuk menanamkan dan menimbulkan fitnah antara muslim satu dengan muslim yang lain, sementara itu mereka mengklaim tidak ada perselisihan antara mereka dengan muslimin. Penganut Syiah juga sering membuat pernyataan yang berhubungan dengan Al-Quran dan Al-Hadits yang bertujuan membuat bingung muslimin yang masih awwam.
  • Syiah juga berusaha keras mempengaruhi kaum wanita khususnya para mahasiswi di perguruan tinggi atau diperkampungan sebagai langkah awal untuk memenuhi keinginan melakukan mut`ah dengan para wanita tersebut bila nantinya mereka menerima agama Syiah.
  • Orang-orang Syiah sangat antusias mendakwai orang tua yang memiliki anak perempuan, dengan harapan anak perempuannya juga ikut menganut Syiah, sehingga dengan leluasa dia bisa melakukan zinah mut`ah. à Pada hakikatnya ketika ada seorang ayah menerima agama Syiah, maka para pengikut Syiah yang lain otomatis telah mendapatkan anak gadisnya untuk di mut`ah setelah mereka berhasil meyakinkan b olehnya mut`ah. Hampir semua kemudahan, kelebihan dan kesenangan terhadap syahwat ini ada dalam diri para pemuda, sehingga dengan mudah para pengikut Syiah menjerat mereka bergabung dengan aga Syiah.

Adapun cirri-ciri yang lain adalah ketika menyebut para sahabat radhiallahu`anhum tidak ada rasa hormat, dan jika pun mereka mendengar ada para Imam dihina dan para hujjah Syiah seperti ayatollah Khumaini dan lainnya dihina maka kelihatan dari raut wajah dan mulut menandakan kemarahan.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم

 

KHUTBAH KEDUA

 

اَلْحَمْدُ لله رَبّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهًدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلِيِّ الصَّالِحِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْبِيًاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، أَمّا بَعْدُ
 Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

  1. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (QS Ali Imran 3:102)

Oleh karena itu :

Selamatkan diri kita, selamatkan anak istri kita, selamatkan saudara-saudara kita seiman dari segala ajaran faham sesat dan menyesatkan.  

Mari kita perkokoh iman kita, dengan cara mempertahankan iman agar tetap berada dalam diri kita hingga ajal menjemput.

Dan tidak ada yang lebih pantas untuk dipertahankan dengan konsekuensi apapun melebihi iman bahkan walaupun dengan taruhan nyawa sekalipun.

Insya Allah amal ibadah shaum Ramadhan kita selama sebulan ini telah menempah diri kita semua, semoga amal ibadah kita diterima Allah Swt., diampuni-Nya seghala dosa-dosa kita. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah Swt. dan semoga kita telah sama-sama kembali “fitri”, suci dari kekufuran, kemusyrikan dan kemunafikan, “suci” pula dari dosa dan kesalahan, Aamiin Ya Robbal Aalamiin.

Demikianlah  semoga  Allah Swt. memudahkan kita untuk mempertahankan dan meningkatkan iman yang berada dalam hati kita. Amin…

Hadirin Rohimakumullah.

 

  • Ya Allah pelihara iman kami dan berikan kepada kami kekuatan untuk mempertahankan iman.
  • Anugerahkan kami dalam meneladani seluruh sunnah Rasulullah saw. dengan sebaik-baiknya, sebelum Engkau panggil kami untuk menghadap-MU.

 

  • Ya Allah peliharakan hati dan pendengaran kami agar tidak terpedaya dari tipu daya syaithan yang terdiri dari bangsa jin dan manusia yang merusak amal ibadah yang kami lakukan.

 

  • Ya Allah terimalah ibadah shaum kami, terimalah shalat ruku` sujud kami, terima segalam amal ibadah kami;

 

  • Ya Allah ampuni kami, ampuni segala khilaf salah kami dalam beribadah, selamatkan kami dan lindungi kami.

 

  • اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ
  • Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.

 

رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم
أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم
Assalamu`alaikum Wr. Wb

SUMBER

  • Lembar Kajian Syakhshiyyah Islamiyyah Sabtu 16 Rajab 1437H/23 April 2016M
  • Memandang Syiah dari Taqiyah hingga Kesesatannya oleh Abu Zahra (mantan mu`alim Syiah)

 

10945547_10200350190073687_6761647511836910601_n

Di edit ulang untuk Khutbah Jumat / Tausiyah di masjid Al-Fajr Bandung, Jumat 8 Juli 2016

Oleh : H.A. ROZAK ABUHASAN, MBA / Ustazah : Musta`inah, SPd.I.

20160708 CIRI ORANG MUNAFIK (Taqiyah Syiah)

https://arozakabuhasan.wordpress.com/                                         http://arozakabuhasan.blogspot.com

PEMBENTUKAN JATI DIRI MELALUI RAMADHAN

PEMBENTUKAN JATI DIRI MELALUI RAMADHAN

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُسُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Allahu Akbar, wa lillahilh hamd ….
Dengan bersyukur ke hadirat Allah Swt. atas karunia dan rahmat-Nya pagi hari yang berbahagia ini kita menyambut kedatangan hari yang agung, hari raya fitri, hari raya kemuliaan dan kesucian.
Dengan rasa haru dan penuh ikhlas, kita semua melepas bulan Ramadhan, bulan yang luhur dan mulia yang dipenuhi dengan ampunan dan karunia. Kita bertakbir, mengagungkan Allah Swt. dan mensucikan-Nya dengan bertasbih, mensucikan dari segala sesuatu yang tidak layak pada-Nya.
Takbir, tahlil dan tahmid silih berganti, berkumandang di angkasa raya diucapkan dengan lisan yang fasih denga penuh keikhlasan dan kepasrahan. Rona dan wajah setiap manusia muslim menanpakkan kebahagiaan yang cemerlang dan ketulusan yang mendalam, jauh sampai ke lubuk hati. Melukiskan kesan yang kuat dan mengakar ke dalam jiwa yang suci. Semua itu merupakan perwujudan dari pernyataan syukur kita, ke hadirat Allah Swt. atas segala karunia dan nikmat-Nya. terutama karunia yang paling agung berupa petunjuk dan hidayah-Nya. Hidayah itu membibing kita meniti cahaya yang terang benderang, menuju kehidupan yang sukses, lahir dan bathin. Kita bersyukur telah dapat melaksanakan ibadah shiyam sebulan penuh dengan ketabahan dan keikhlasan.
Artinya: Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, (al-Baqarah, 2 : 185)

Pagi ini, kita merayakan Idul Fitri, hari raya kesucian yang dinantikan kehadirannya oleh setiap insan yang beriman, dengan demikian kita kembali kepada fitrah, yaitu kemurnian dan kesucian. Kembali kepada kemurnian dan kesucian berarti kita kembali kepada suasana yang bersih telepas dari dosa dan kesalahan. Setiap orang yang melaksanakan puasa Ramadhan sesuai denga petunjuk al-Qur’an dan al-Sunnah akan terlepas dosa dan kesalahannya sehingga menjadi suci kembali, seperti bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya. Kesucian yang telah kita peroleh dengan susah payah itu hendaklah terus dipertahankan sampai bulan-bulan berikutnya dengan meingkatkan iman dan takwa kita serta bertaqarub kepada-Nya dengan tunduk dan patuh.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Puasa Ramadhan yang baru saja kita jalani membentuk setiap diri umat Islam agar memiliki kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsu dan dapat meningkatkan potensi kesucian rohaninya. Ibadah shiyam dapat membentu jati diri muslim yang pari purna dengan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt. Iman dan takwa itu dibuktikan dengan senantiasa berpegang teguh kepa petunjuk-Nya, melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dengan mempertahankan kelestarian iman dan taqwa, kita meniti jalan yang lurus untuk mencapai keridhaan Allah Swt, keridhaan yang senantiasa didambakan oleh setiap manusia yang beriman. Menuju keridhaan yang agung dan luhur itu harus ditempuh dengan melaksankan ibadah dan amal shaleh secara ikhlas dan jujur, sesuai dengan ikrar kita yang selalu kita ucapkan dalam do’a iftitah yang dibaca pada saat awal melaksanakan shalat. “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu baginya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali menyerahkan diri (kepada Allah) (QS. al-An’am : 162-163).
Pembentukan jati diri dalam ibadah shiyam merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia mukmin, karena dengan jati diri itulah kita akan bersikap istiqomah dalam menjalani ajaran agama. Ibadah shiyam yang kita laksanakan, harus mampu membentuk jati diri setiap muslim dan meningkatkan kualitasnya dari tahapan yang paling rendah menuju tahapan yang paling tinggi.

Kaum muslimin, para jamaah yang kami muliakan.
Pembentukan jati diri itu, menuju perubahan pada yang lebih sempurna, sebagaimana yang dicontohkan oleh kehidupan para sahabat Nabi dan Tabiin generasi awal. Perubahan yang sangat mendasar menuju jati diri yang sempurna misalnya kita bisa mengambil contoh dar peristiwa berikut ini:
Pada suatu saat Rasulullah Muhammad Saw. menerima tamu, seorang pria dari kalangan musyrik Arab jahiliyah. Nabi menerima tamu itu sebagaimana layaknya beliau menerima tamu yang lain, dihormati selayaknya dan dipersilahkan duduk di ruang yang telah disediakan. Nabi Saw. menyuguhkan kepada tamu itu segelas air susu murni. Demikianlah kebiasaan dan kebangaan orang-orang Arab pada waktu itu, mereka sangat berbahagia sekali apabila dapat menyuguhkan pada tamunya air susu murni yang mereka perah dari kambing atau unta.
Setalah disuguhi segelas air susu, tamu itu meminumnya sampai habis. Kemudian Nabi menyediakan gelas yang keduanya, itupun diminum sampai habis lalu Nabi menyediakan gelas yang ketiga itupun diminum sampai habis. Hal itu terus berlangsung sampai tujuh gelas. Pertemuan itu kemudian berlalu begitu saja, tidak ada hal yang perlu dicatat, pria Arab jahiliyah kembali ke rumahnya dan Nabi pun melaksanakan aktivitas dakwahnya sebagaimana biasa.
Kira-kira beberapa bulan setelah itu, pria Arab jahiliyah tadi masuk Islam, sebagai seorang mualaf dia merasa ketinggalan dengan para sahabat lain, karena itu dia terus mempelajari agama dengan sungguh-sungguh dan mengamalkannya dengan baik. Dalam jangka waktu tidak begitu lama pria mualaf itu telah menjadi seorang muslim yang sangat baik. Setelah menjadi pria muslim yang baik dia mengujungi rumah Nabi kembali. Nabi menerima tamu mualaf ini, langsung teringat dengan kunjungan yang pertama dulu, kemudian Nabi menyediakan segelas air susu, sebagaimana dulu menyediakannya. Pria mualaf itu kemudian minum segelas air susu yang disediakan oleh Nabi sebagaimana dulu ia meminumnya.
Ketika Nabi akan menyediakan gelas yang kedua, tiba-tiba pria mualaf itu mengatakan, “Wahai Rasulullah cukup untukku, cukup untukku dengan segelas susu itu.” Nabi Saw. mengomentari sikap pria mualaf yang telah berubah drastis dari kebiasaan jahiliyahnya dan menggantinya dengan jati diri seorang muslim, beliau mengatakan:
الْمُؤْمِنُ يَشْرَبُ فِي مِعًى وَاحِدٍ وَالْكَافِرُ يَشْرَبُ فِي سَبْعَةِ أَمْعَاءٍ
Seorang mukmin cukup meminum dengan satu gelas, sedangkan orang kafir baru puas minum dengan tujuh gelas. (HR. Muslim. No Hadis: 3843)

Dari contoh itu kita bisa melihat secara langsung betapa besarnya perubahan sikap dan jati diri dari seorang jahiliyah menjadi seorang mukmin. Pola hidup yang tadinya dipenuhi dengan kerakusan digantinya dengan kesederhanaan. Kesederhanaan dalam pola makan, dalam pola berpakaian dan bertingkah laku. Manusia mukmin yang melaksanakan ibadah Ramadhan juga diarahkan agar melakukan perubahan yang besar dalam membentuk jati dirinya, dari manusia yang berkualitas rendah menjadi berkualitas tinggi menuju kesempurnaan sesuai dengan ajaran Islam. Puasa Ramadhan pada hakikatnya dapat membentuk jati diri seseorang menjadi pribadi yang berkualitas dan memiliki kemampuan yang tinggi dalam meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.Salah satu jati diri manusia mukmin adalah berpola hidup sederhana dan dapat mengendalikan nafsunya sehingga tidak terjerembab dalam lembah kehinaan dan kehancuran.
Ada tiga macam nafsu yang sering menjerumuskan seseorang ke lembah kehinaan yaitu nafsu dari dorongan perut, libido sexual, dan hawa nafsu yang menyesatkan. Nabi Saw. sangat mengkhawatirkan umatnya terjerembab dalam tiga macam nafsu yang menghancurkan itu, sehingga beliau bersabda:

إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَفُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْهَوَى
Artinya: “sesungguhnya aku mengkhawatiri kamu sekalian terjerembab dalam keinginan hawa nafsu dari dorongan perutmu, dorongan seksualmu dan hawa nafsu yang menyesatkan. (HR. Ahmad. No Hadis:18951)

Dalam kenyataan pada kehidupan modern yang kita jalani sekarang, dimana sikap hidup materialisme, konsumtivisme, dan hedonisme, terus menggerogoti masyarkat kita, kita jumpai betapa banyakanya orang yang telah terjerembab dalam lembah kenistaan dan kehinaan. Ada sebagian dari masyarakat yang terjerembab ke dalam hawa nafsu perutnya sehingga ia menjadi budak perutnya sendiri, maka ia pun makan secara berlebihan, minum secara berlebihan, sehingga hidupnya hanya memenuhi dorongan perutnya. Orang seperti ini tergolong dalam kelompok manusia yang paling buruk dari umat Nabi Muhammad Saw.
Kalau orang pertama tadi menjadi budak perutnya sendiri, sehingga ia terjerembab dalam kehinaan dan kehancuran, sedangkan kelompok kedua banyak orang yang menjadi budak dari dorongan libidonya sehingga ia menjadi budak nafsu seksualnya. Keadaan seperti ini lebih membahayakan lagi, karena akan menimbulkan kerusakan dan kehinaan yang lebih parah. Banyak keluarga dan masyarakat yang hancur karena menjadi budak libido dan nafsu seksualnya. Akibat memperturutkan nafsu seksual banyak menyebabkan manusia bergelimang dengan dosa, seperti; perselingkuhan, perzinahan, dan timbulnya deviasi seksual yang mengerikan.
Kalau orang kedua tadi menjadi budak dari dorongan seksualnya sendir, maka kelompok yang ketiga, adalah manusia-manusia yang diperbudak oleh hawa nafsunya sendiri, keadaan ini jauh lebih berbahaya lagi, karena memperturutkan hawa nafsu akan mencampakkan pelakunya menuju kehancuran yang sangat menakutkan. Bahkan terkadang hanya berapa detik saja orang tidak bisa mengendalikan hawa nafusnya ia telah terjerumus dalam kerusakan dan kehancurn dan penyesalan yang sangat berat selama-lamanya di dunia dan akhirat Karena itu Nabi menyatakan: “Musuhmu yang paling berbahaya adalah hawa nafsumu yang berada di antara kedua lambungmu sendiri” (Ihya’ Ulumuddin).
Al-Qur’an memperingatkan orang-orang yang terjerembab dalam kemauan hawa nafsu yang menyesatkan, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Ahqaf : 20.
Dan (Ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): “Kamu Telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu Telah bersenang-senang dengannya; Maka pada hari Ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan Karena kamu Telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan Karena kamu Telah fasik”.

Berbagai kejahatan timbul dalam kehidupan masyarakat, karena manusia memperturutkan hawa nafsunya sendiri.Ibadah puasa Ramadhan yang kita jalani sekarang ini, dapat melatih dan melindungi diri kita agar tidak terjerembab dalam kubangan hawa nafsu, sebagaimana yang disebutkan di atas. Dengan demikian puasa dapat membentuk jati diri yang paripurna, menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa.

Allahu Akbar, wa lillahil hamd
Hadirin dan hadirat yang mulia
Kembali kepada fitrah yang suci dan bersih itulah yang sesungguhnya kita jalani sekarang ini. Hari yang amat berbahagia ini dinamakan ‘Idul Fitri’, yaitu kesucian dan keutuhan yang telah kita peroleh kembali setelah kita melakukan puasa Ramadhan sebulan penuh. Karena itu hari ini adalah hari kemenangan dan kejayaan bagi kita semua, karena kita telah berusaha meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, ucapan yang paling tepat kita ikrarkan pada hari ini adalah suatu do’a:

اللّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْعَآئِدِيْنَ وَالْفَآئِزِيْنَ وَالْمَقْبُوْلِيْنَ

“Wahai Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrah yang memperoleh sukses dan kemenangan serta diterima amal ibadahnya oleh Allah Swt”.

Dengan kembali kepada fitrah, kita akan mencapai kebahagiaan dan kesuksesan lahir batin yang selalu kita harapkan. Sesuai dengan petunjuk Ilahi, marilah kita bertakbir mengagungkan asma Allah atas segala petunjuk-Nya dan marilah kita bersyukur atas segala rahmat dan karunia-Nya.
Semoga kita semua senantiasa dapat mengikuti petunjuk Allah dan senantiasa memperoleh rahmat-Nya. Amiin.
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فِي هذَا الْعِيْدِ السَّعِيْدِ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ، فَمَنْ أَطَاعَهُ فََهُوَ سَعِيْدٌ وَمَنْ أَعْرَضَ وَتَوَلَّى عَنْهُ فَهُوَ فِي الضَّلاَلِ الْبَعِيْدِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
***
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ، أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اللّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلاً وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، اللّهُمَّ أَصْلِحِ الرَّعِيَّةَ وَاجْعَلْ إِنْدُوْنِيْسِيَّا وَدِيَارَ الْمُسْلِمِيْنَ آمِنَةً رَخِيَّةً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار.
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فِي السِّرِّ وَالْعَلَنِ وَجَانِبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.

Diposkan oleh Marhadi Muhayar, Lc., M.A. (Silahkan menukil dengan menyebut sumbernya) di 00:40

re posted by :

10945547_10200350190073687_6761647511836910601_n

KEMBALI KEPADA FITRAH

Khutbah Idul Fitri

KEMBALI KEPADA FITHRAH

الله اكبر الله اكبر الله اكبر
الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا
لااله إلا الله وحـده ,صد ق وعـده ,ونصرعـبده، واعزجـنـد
و هزم الأحزاب وحـده
لااله الاالله ولانعبد الا اياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون ولو كره المشركون ولو كره المنافقون
لااله الاالله و الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

الحمد لله الذى انعم علينا وهدانا الى دين الأ سلام و جعل رمضان شهرا مباركا ورحمة للناس واشكرونعمة الله ان كنتم اياه تعبدون و لعلكم تتقون.
اشـهـد ان لااله الاالله وحده لاشريك له واشـهـد ان محمدا عبده ورسوله اللهم صل وسلم وبارك على سيد المرسلين وعلى آله وصحبه اجمعين.
فيا ايها المؤمنون والمؤمنات:أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فازالمتقون واتقوا الله حق تـقاته ولاتموتن إلاوانتم مسلمون

Maha Besar Allah,

  • Kepada-Nya segala makhluk tunduk dan bersimpuh!
  • Kepada-Nya kita menyembah.
  • Kepada-Nya kita meminta,
  • Kepada-Nya kita mengarahkan dzikir dan do’a.
  • Ditangan-Nya segala kekuasaan.
  • Dia menebar rahmat, dan Dia pula pelimpah ‘adzab.
    Saat ini kita kumandangkan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil menyambut datangya ‘Iedul Fithri setelah sebulan berpuasa yang mengantarkan kita ke gerbang fithrah!Allahu Akbar.

    ‘Iedul Fithri adalah hari raya Agung Ummat Islam, setelah ‘Iedul Adha dan hari Jum’at. Keagungan hari raya ‘Iedul Fithri antara lain pada kedalaman kandungan makna Fithrah.

  • Fithrah dalam arti kembali pada kemurnian agama (H.R. Muttafaqun Alaihi dari Abu Hurairah).
  • Kembali pada kesucian. Kesucian hati dan jiwa (tadzkiyah nufus), kesucian pikiran (tadzkiyatul fikrah).
  • Fithrah dalam pengertian sunatullah: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas) fithrah Allah yang telah menciptkan manusia menurut fithrah itu. Tidak ada perubahan pada fithrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ar-Rum ayat 30)

Dan fithrah dalam pengertian kembali berbuka (ifthar), setelah sebulan penuh menempa diri lewat madrasah Ramadhan.

Alangkah baiknya bila ‘Iedul Fithri dijadikan sebagai momentum bagi mempererat ukhuwwah dengan memperbanyak silaturrahim, saling menziarahi seraya mengucapkan: “Taqabbolallahu minna wa minkum”. Saling memaafkan dan saling mengasihi. Akhirnya kembali kepada fithrah dalam arti seutuhnya mengandung makna kembali kepada tuntunan Allah; kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Kaum Muslimin dan Muslimat Rahimakumullah!

Ramadhan dengan seluruh ‘amaliyah ramadhan, sejak berpuasa, qiyamullail, tilawatil qur’an, infaq, shadaqah, dsbnya menuju terbentuknya jati diri ummat yang merelakan hidupnya di bawah naungannya al-Qur’an, di bawah bayang-bayangnya firman Allah: Al hayat fi zhilalil qur’an!

Ramadhan mengantarkan kita untuk committed terhadap nilai-nilai Islam, terhadap al-Qur’an.
Kini sejauh mana ummat ini committed terhadap al-Qur’an?

Diantara manusia yang mengaku Islam, Allah memberikan konstalasi tentang sikap mereka terhadap wahyu, sikap mereka terhadap Al-Qur’an, sikap mereka terhadap Allah !

Ada manusia yang tergolong mengimani isi Al-Qur’an (namun hanya sebagian) dan bersikap ingkar (kufur) terhadap bagian (isi) Al-Qur’an lainnya. Mereka mau menerima Al-Qur’an sebatas urusan ukhrawi mereka (sebatas hubungan mereka dengan Allah), tetapi menolak Al-Qur’an dalam membimbing kehidupan duniawi mereka, kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan, hubungan antar manusia, dan sebagainya).

Mereka melakukan dikotomi terhadap nilai-nilai Al-Qur’an.
Dalam nada bertanya Allah berfirman:

أفتؤمنون ببعض الكتاب وتكفرون ببعض

“Adakah engkau iman kepada sebagian isi kitab (Al-Qur’an) dan bersikap kufur terhadap sebagiannya lagi?” (Al-Baqarah: 85)

Ada lagi golongan yang disitir Allah dalam surah Al-Hajj ayat 11:
ومن النّاس من يعبدالله على حرف

“Diantara manusia ada yang menyembah Allah (beragama) di tepi-tepinya saja (menurut kepentingan hidupnya)”. (Al-Hajj: 11).

Bahkan diawal surah Al-Baqarah Allah mengkonstatir adanya manusia yang mengaku beriman sesungguhnya mereka itu tidak beriman. Bekas iman tidak tereflesikan dalam prilaku, amal perbuatan sehari-hari, tidak dalam pola fikir, tidak dalam mencari rezeki, tidak dalam system moral, tidak dalam way of life.

ومن النّاس من يقول, آمنّا باالله وبا اليوم الأخروماهم بمؤمنين

“Diantara manusia ada yang berkata: Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”. (Al-Baqarah: 8)

Allah Swt. menyuruh setiap hamba yang mengaku beriman agar memeluk Islam secara totalitas, mencakup seluruh hidup dan kehidupan kita dengan shibghah Allah, corak Ilahi, mengamalkan al-Islam dalam seluruh doktrinnya sebagaimana firman Allah:

يآ ايّها الذين آمنوا اد خلوا في السّلم كا فّة ولاتتّبعوا خطوات الشّيطان إنّه لكم عدوّ مبين.

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (Al-Baqarah: 208).

Prof. Dr. Khurshid Ahmad, ulama dan cendekiawan muslim terkemuka, dalam memberikan makna ayat tersebut dengan amat tepat.
“Islam bukanlah sebuah agama dalam pengertian umum yang salah itu. Islam bukanlah agama yang hanya menyangkut kehidupan pribadi manusia. Islam adalah cara hidup total yang menyangkut seluruh sisi kehidupan manusia. Ajarannya merupakan petunjuk hidup yang menyangkut seluruh bidang kehidupan baik ekonomi maupun politik, baik hukum maupun budaya, baik nasional maupun internasional” (Khurshid Ahmad, Islam: Basic Principles and Characteristic).

Dalam pengertian inilah kita memasuki, memeluk dan menghayati, mempedomani dan mengamalkan Islam.

Kita bersyukur meskipun kita belum mampu melaksanakan nilai-nilai Islam secara totalitas, syari’at Islam telah diaplikasikan dalam berbagai perangkat hukum seperti: UU Perkawinan (UU No. 1 th. 1974, UU Wakaf, Undang-undang Peradilan Agama, UU Zakat, UU Haji dll. Selain itu diaplikasikan dalam bentuk ekonomi Syari’ah, Bank Syari’ah, Asuransi Syari’ah, Pengadaian Syari’ah, dan diberlakukannya Syari’at Islam di Nanggroe Aceh Darussalam.

Amat disayangkan ketika terbuka peluang konstitusional yakni Sidang Tahunan MPR-RI (2001) pada saat Amandemen UUD ’45 berkenaan dengan pasal 29 Bab Agama elit politik muslim di MPR tidak kompak untuk memperjuangkan dilaksanakannya syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.  Apalagi saat ini sekitar 3000 Perda dihapus oleh Pemerintah yang sebagian besar Perda ydm bernafaskan Islam.

Kaum muslimin dan Muslimat Rahimakumullah!

Sebagai ummat pendukung da’wah, bahkan sebagai ummat Islam terbesar di dunia dan bagian dari mayoritas bangsa, kaum Muslimin Indonesia memikul tanggung jawab dan beban sejarah.

  • Kita bertanggung jawab terhadap kebangkitan kembali ummat di semua bidang kehidupan.
  • Mengentaskan kemiskinan,
  • mengembangkan potensi sosial-ekonomi ummat,
  • mengejar ketertinggalan kita di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dengan dilandasi iman dan taqwa,
  • membangun manusia Indonesia seutuhnya, sebagaimana didesign Allah dalam Al-Qur’an: Ummatan Wasatha’! Ummat yang berkesinambungan. Tidak semata-mata mendewa-dewakan materi atau mendewa-dewakan sains dan teknologi.

    Seorang tokoh muslim (muallaf) Roger Garaudy yang juga cendekiawan terkemuka Prancis menyampaikan pandangannya mengoreksi konsepsi pembangunan Barat antara lain:
    “Kesalahan terbesar dalam kebudayaan Barat adalah bahwa ia terlalu berpegang pada pembangunan materi. Development of production dianggap sebagai lambang satu-satunya bagi kemajuan dan kebahagiaan ummat manusia. Tetapi sesudah itu mau apa? Sesudah mobil-mobil, alat-alat mekanis dan komputer diproduksi secara besar-besaran dan terus meningkat, lalu mau apa? Sesudah bank-bank dibangun di mana-mana dan menghasilkan keuntungan yang berlimpah, lalu mau apa? Sesudah dibangun kota-kota, jalan-jalan dan pabrik-pabrik, lantas mau ke mana? Akan kemanakah kita sesudah itu semua? Manakah pembangunan di bidang nilai? Mental, akhlak, sikap dan kebahagiaan sejati? Mereka berusaha membangun kebudayaan tanpa iman dan tanpa Tuhan.

    Hasil satu-satunya dari teori pembangunan yang sarat ini adalah bahwa dunia sekarang ini telah memiliki sarana-sarana yang telah siap untuk menghancurkan dirinya”.

    Kita ungkapkan penilaian Roger Garaudy sebagai intelektual Perancis yang muallaf, yang setelah meneguk kehidupan Barat sepuas-puasnya, lalu memberikan penilaian kritis objektif terhadap kebudayaan Barat itu sendiri.
    Untuk apa kita ungkapkan penilaian Garaudy tersebut? Tidak lain untuk menghindarkan ummat dan bangsa kita dari kesalahan yang ditempuh negara-negara maju dengan modernismenya yang sekuler! Yang hampa dari nilai-nilai wahyu, hampa dari nilai-nilai rohaniah!

    Ummat Islam sebagai penduduk mayoritas di negeri ini harus kembali memotivasi diri membangun kepekaan spiritual dengan firman-firman Allah dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan memulai dari keluarga sebagai komunitas ummat terkecil hingga tercipta masyarakat Islami, masyarakat Qur’ani. Menjadikan keluarga sebagai starting point da’wah bersama jama’ah Islamiyah menjadi benteng da’wah, benteng akhlaq, benteng ‘aqidah menjadi kekuatan bangsa membangun peradaban dan kemanusiaan.

    Untuk bangkit kembali menjadi bangsa yang bermartabat, memiliki harga diri dan jati diri, kita memerlukan pemimpin-pemimpin yang berakhlaq mulia, jujur, amanah, profesional dan memiliki komitmen yang teguh untuk menegakkan syari’at: Tathbiqusysyari’ah! Wakil-wakil ummat Yang Hanya tunduk Pada Kehendak Allah!

    Kaum Muslimin dan Muslimat Rahimaatulullah

    Tantangan da’wah kini semakin berat dan kompleks. Namun kita tidak boleh berhenti melaksanakan kewajiban beramar ma’ruf nahi munkar. Gerakan Da’wah berada diantara dua kecenderungan yang sekilas seakan sama kuat: Kecenderungan transenden dan kecenderungan sekular. Kecenderungan sekuler tampak dari bergesernya nilai-nilai (agama, adat istiadat, tradisi) yang selama ini menjadi acuan kearah nilai-nilai baru yang “serba boleh”, : primissivness, tampak dari gaya hidup serba longgar dari nilai-nilai agama (Islam). Implikasinya hampir meliputi semua bidang kehidupan: mulai dari mode (gaya berpakaian), musik, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, seni dan sebagainya. Kecenderungan transeden tampak dari gairah masyarakat untuk semakin religius. Kegiatan kajian-kajian agama (bahkan merambah ke hotel-hotel), kawasan industri, minat masyarakat mengenakan busana muslim/muslimah, kegiatan umrah, pesanatren kilat, bahkan ada yang tertarik memperdalam tasawwuf.

    Abad ke XXI ditandai oleh pencapaian dibidang teknologi yang menakjubkan. Revolusi dibidang teknologi komunikasi telah melahirkan era baru: Era Globalisasi; sesuatu yang tak mungkin dielakkan dengan segala dampak positif dan negatif. Sebagai akibat dari pencapaian teknologi komunikasi itu ada sesuatu yang hilang dari kehidupan umat manusia, yakni jarak. Kita berada dalam apa yang disebut the global village, yang menjadikan dunia tanpa sekat.

    Segi-segi positif dari Era Global ini ditandai oleh kemajuan dibidang teknologi komunikasi. Hal ini tentunya kita terima dan manfaatkan bahkan bisa menunjang kegiatan da’wah. Tetapi dampak buruk dari muatan yang dikandung dalam bentuk media cetak dan elektronik seperti : pornografi, adegan-adegan kekerasan, menciptakan realitas sosial yang amat buruk bagi perkembangan da’wah. Maraknya VCD porno, film, majalah, tabloid porno yang semakin mudah diperoleh termasuk akses ke internet yang mengumbar seks bebas dan pendorong kuat merebaknya maksiat.

    Dunia ketiga termasuk negeri-negeri muslim sedang mengalami apa yang disebut pakar komunikasi: penjajahan budaya. Melalui Media cetak/elektronik, budaya yang cenderung mengabaikan nilai-nilai agama meyerbu rumah tangga kaum muslimin. Akhirnya terjadi benturan budaya, benturan norma, benturan nilai. Apa yang dimasa lalu dipandang tabu kini tidak saja dipandang sesuatu yang biasa bahkan tidak jarang dianggap sebagai ciri-ciri modernitas atau ciri-ciri orang modern.

    Kini masyarakat dilanda penyakit-penyakit sosial : miras, judi, perzinahan, narkoba, pornografi, pornoaksi, penyimpangan seksual: homoseks, lesbianisme. Pergaulan semakin bebas, Pengguguran kandungan (aborsi) mencapai lebih dua juta jiwa pertahun.

Disisi lain upaya mencerdaskan bangsa merupakan amanah kemerdekaan masih sangat tertinggal.

Dalam banyak hal Indonesia tertinggal jauh dibanding negara-negara ASEAN dan negara-negara yang sedang berkembang. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) yang dicapai Indonesia dibawah negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina dan Thailand.

John Pilger dalam bukunya yang berjudul “The New Rules of The World”, mengungkapkan dengan tandas sebagai plundered, sebagai perampokan massal, hal ini dilakukan sejak tahun 1967. Syukur alhamdulillah ummat Islam Indonesia merupakan garda depan mengawal NKRI menjaga dan memelihara keutuhannya.

Selain memecah belah bangsa ini yang terus menerus mengalami keterpurukan ekonomi, politik bahkan moral, memang tidak terlepas dari global strategi kapitalisme global yang ingin memporakporandakan dunia Islam atau negeri-negeri muslim agar bertekuk lutut.

John Perkins, Konsultan bisnis Amerika Serikat memberikan pengakuan dalam bukunya : Confessions of Economic Hit man”, mengaku disewa oleh kekuatan kapitalisme global untuk merusak dan membuat ekonomi negara-negara berkembang termasuk Indonesia, menjadi terjajah dan sangat tergantung pada tuannya yakni Kapitaalisme Global. Yang lebih mengejutkan lagi John Perkins mengakui memulai startnya dari Indonesia. Negara-negara yang digarap dikondisikan untuk menjadi negara yang dililit hutang, selanjutnya sumber alamnya dikuras.

Selain itu merajalelanya korupsi bagaikan kanker ganas merasuk keseluruh tubuh bangsa menjadikan bangsa ini nyaris bangkrut. Di tingkat global Indonesia (dalam hal korupsi) menduduki peringkat ke 5 dan ditingkat Asia peringkat ke I. ini data 2010.

Sementara rakyat kecil tertatih-tatih mempertahankan hidup akibat kenaikan harga yang luar biasa, sementara itu elit politik (anggota DPR/DPRD) dan para menteri menikmaati kenaikan tunjangan dan gaji ditengah-tengah rintihan kaum dhuafa.

Akhirnya di akhir khutbah Idul Fithri ini dengan mengajak jama’ah sekalian di hari yang mulia ini, di hari yang penuh barakah ini, mari kita menundukkan hati  masing-masing, mendekatkan diri di hadapannya Yang Maha Besar dan Maha Kuasa, munajah dan berdo’a kepada-Nya Yang Maha Rahman dan Maha Rahim.

Allahumma, Ya Allah, Tuhan kami

Kami yang berdo’a disini, di bumi-Mu yang subur dan indah ini, adalah hamba-hamba-Mu yang dha’if, hamba-hamba-Mu yang banyak berbuat khilaf dan dosa. Karenanya ya Allah, ampunilah segala dosa-dosa kami, ampunilah juga ya Allah segala dosa orang-orang tua kami, dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat di manapun mereka berada.

Ya Allah ya Tuhan kami betapa kami telah menzhalimi diri kami.

  • Nikmat-Mu alangkah besar, anugerah-Mu tak terkira, kami menghirup udara segar, kami meminum air-Mu penghapus dahaga ummat-Mu. Engkau karuniakan kami segala kenikmatan, segala kenikmatan namun terasa betapa kami tak pandai mensyukuri segala anugerah karunia-Mu itu.

    Betapa tidak wahai Tuhan kami! Alangkah lemah semangat kami, alangkah beku hati kami, alangkah kelu lidah kami. Bagaikan tak berdaya membela agama-Mu, tak berdaya mengucapkan yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil!

    Ya Allah ya Tuhan kami, jangan engkau biarkan kami mengembara di tengah kegelapan dan kebathilan, tanpa petunjuk-Mu, jangan biarkan kami tersesat jalan tanpa bimbingan-Mu, jangan biarkan kami tenggelam dalam keserakahan, dalam ketamakan dunia, tanpa peringatan dari-Mu, jangan Engkau biarkan kami sendiri wahai Tuhan sekejap sekalipun!

    Jadikanlah kami ummat yang pandai bersyukur ni’mah bukan ummat yang kufur ni’mah! Anugerah-Mu Ya Allah, alangkah besar, Indonesia yang permai, sumber alam yang kaya namun bangsa ini masih jauh dari sejahtera. Kembalikanlah ya Allah sifat-sifat amanah kepada pemimpin bangsa ini, keadilan, kejujuran, penegakan hukum dan penghargaan terhadap martabat kemanusiaan.

    Ya Allah ya Tuhan kami betapa semakin hari bangsa ini semakin jauh dari firman-firman-Mu.

  • Ajarilah kami ya Allah ya Rabb akan makna sabda Rasul-Mu: Qul Amantu billah tsummastaqiem! Katakanlah aku beriman kepada Allah kemudian bersikaplah istiqamah!
  • Sabda yang amat sangat singkat dari Rasul-Mu itu seolah semakin tidak kami mengerti. Bahkan mereka yang menyandang sebagai pemimpin-pemimpin ummat semakin tidak istiqamah dalam melangkah, ya Allah ya Rabb, terasa diantara kami semakin menjauhi ‘aqidah-Mu, merendah-rendahkan syari’at-Mu bahkan ada yang menolak diberlakukannya syari’at-Mu.
  • Mereka berlindung dibalik hujjah buatan manusia bukan bersikap sami’na wa atha’na terhadap ayat-ayat Mu. Ya Allah ya Rabb Tuhan kami, ajarilah kami ya Allah untuk memahami makna kalimah Tauhid La ilaha illallah simpul syari’at-Mu. Sehingga kami mampu menegakkannya, teguh mempertahankannya, tegar membelanya dan ….mengakhiri hayat kami ya Allah, ya Rabb al a’lamin dalam pelukan kalimah tauhid: La ilaha illallah!

    Ya Allah Tuhan kami, belum banyak amal yang bisa kami untuk-Mu, tanda kami mencintai-Mu. Namun curahkan selalu kasih sayang-Mu, hidayah dan maghfirah-Mu agar kami selalu menebarkan kebaikan menebarkan rasa kasih rahmatan lil ‘alamien.

    Ya Allah Tuhan kami, berilah hidayah kepada kaum Muslimin di seluruh dunia,  berikanlah hidayah kepada pemimpin-pemimpin kami, hilangkan benih-benih tafarruq, perpecahan, gantikanlah ia dengan ishlah, ukhuwwah, marhamah dan mahabbah!

    Jadikanlah pertemuan kami di tempat ini pertemuan dari kalbu-kalbu yang rindu akan rahmat-Mu, pertemuan dari hati-hati yang ikhlas menjalankan Risalah-Mu, syari’at Mu, da’wah-Mu, Istiqamah di jalan-Mu.

  • Jadikan pula perpisahan kami dari tempat ini perpisahan yang Engkau pelihara dari rasa perpecahan. Hapuskanlah segala khilaf dan dosa diantara kami yang hadir.

    Ya Allah ya Tuhan kami, di antara kami yang berkumpul ini banyak yang telah lanjut usia, generasi muda kami tumbuh di tengah kemelut budaya, peliharalah mereka generasi di belakang kami agar tumbuh menjadi zurriyah yang soleh-sholeha  yang mampu meneruskan jejak risalah Rasul-Mu Muhammad Saw.

    Ya Allah ya Tuhan kami, akhirnya kami pun memohon kepada-Mu, terimalah amal ibadah kami, shalat kami, puasa kami, zakat kami, sujud dan ruku’ kami, tilawah dan shadaqah kami, tasbih, tahmid, tahlil, takbir kami, jadikanlah ia wahai Tuhan penebus dosa-dosa kami.

    Ya Rahman, ya Rahim, ya Mujibassailin, Engkau Maha Mengetahui, Engkau Maha Mengabulkan, Engkau Maha Mendengar. Kabulkanlah do’a dan permohonan kami.

    Ya Arhamarrahimien Irhamna 3x
    Walhamdulillahi Rabbil a’lamien.

Diposkan oleh Marhadi Muhayar, Lc., M.A. (Silahkan menukil dengan menyebut sumbernya).Judul asli :

MEMBANGUN INDONESIA BARU DENGAN KEMBALI KEPADA FITHRAH

10945547_10200350190073687_6761647511836910601_ndiedit ulang : oleh a. rozak abuhasan

 

 

KHUTBAH JUMAT PILIHAN

bersama membentengi akidah ummat

masjidalfajrblog

DEWAN KEMAKMURAN MASJID AL-FAJR BANDUNG

KHUTBAH JUMAT PILIHAN

bersama membentengi akidah ummat

masjidalfajrblog

DEWAN KEMAKMURAN MASJID AL-FAJR BANDUNG

ARA

Hidup adalah amanah dari Allah Swt.

WordPress.com Apps

Apps for any screen

KHUTBAH JUMAT PILIHAN

bersama membentengi akidah ummat

KHUTBAH JUMAT PILIHAN

bersama membentengi akidah ummat

SITUSARA situs ara

bersama membentengi akidah ummat

"masjid tanpa warna" MASJID AL-FAJR

Membentengi akidah sesuai Al-Quran dan Hadist

ARA-SILSILAH

This WordPress.com site is the cat’s pajamas

ARA FOTO

a. rozak abuhasan