KHUTBAH JUMAT WAKTU : DEMI WAKTU

A ROZAK ABUHASAN

A ROZAK ABUHASAN

WAKTU : DEMI WAKTU

KHUTBAH PERTAMA
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللّهُمَّ صَلِّى عَلىَ مُحَمَّد وَعَلَى آلِهِ وَصَحـْبِهِ اَجْمَعِيْنَ.
إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُونَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
أَمَّا بَعْدُ؛
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah memberikan limpahan kenikmatan yang tidak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita; kenikmatan yang tidak mungkin bagi kita untuk menghitung-hitungnya; Kita bersyukur atas segala Karunia-Nya terutama nikmat Iman, Nikmat Islam, nikmat Rezeki dan Kesehatan serta kesempatan beribadah dalam bulan Ramadhan sampai hari ini.

Sholawat serta salam semoga Allah curahkan selalu kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW., kepada keluarga dan sahabatnya serta kepada kita dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman., Amin Ya Robbal Alamin.

Jamaah sekalian Rohimakumullah
Kita sering merasakan betapa waktu cepat berlalu. Kenangan yang begitu sangat indah cepat sekali berakhir. Betulkan cepatnya waktu berlalu karena kesibukan yang bermanfaat. Mari kita renungkan waktu-waktu kita yang lalu, kita sibukkan untuk apa, sehingga terkadang kita merasakan kekurangan waktu.

Waktu dalam perspektif Islam termasuk diantara perkara yang mendapat perhatian besar. Nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah banyak menjelaskan tentang keutamaan waktu. Ketika menerangkan tentang nikmat-nikmat yang Allah SWT. tundukkan bagi manusia, waktu termasuk diantara nikmat tersebut. Allah SWT berfirman:
وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ. وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ .
Artinya: “Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. (QS. Ibrahim: 33-34).

Allah SWT. juga seringkali bersumpah dengan bagian-bagian waktu, seperti waktu malam, waktu siang, shubuh, dhuha, ashar, dan lainnya. Para mufassirin (ahlli tafsir) berpendapat, bahwa jika Allah SWT. bersumpah dengan suatu hal, maka itu menandakan betapa penting hal tersebut, dan berarti bahwa Allah SWT. sedang mengarahkan perhatian Umat Islam terhadapnya. Allah SWT. berfirman:
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى . وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى.
Artinya: “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang). Dan siang apabila terang benderang”. (QS. Al-Lail: 1-2).
وَالْفَجْرِ. وَلَيَالٍ عَشْرٍ
Artinya: “Demi waktu fajar. Dan malam yang sepuluh”. (Al-Fajr: 1-2).
وَالضُّحَى. وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى
Artinya: “Demi waktu Dhuha (waktu matahari sepenggalahan naik). Dan demi malam apabila telah sunyi (gelap)”. (Adh-Dhuha: 1-2).
وَالْعَصْرِ . إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian”. (Al-‘Ashr: 1-2).

Rasulullah Saw. dalam sabdanya pernah menerangkan tentang empat pertanyaan inti yang diarahkan kepada manusia nanti di Akhirat, dan dua diantara empat pertanyaan tersebut adalah waktu.

Dari Muadz bin Jabal, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Kedua kaki seorang hamba tidak akan tergelincir ke dalam Neraka sampai ditanya tentang empat hal: tentang umurnya bagaimana dia habiskan, tentang masa mudanya bagaimana dilewati, tentang hartanya darimana dihasilkan dan kemana ia salurkan, tentang ilmunya apakah ia amalkan. (HR. Tabrani dan Bazzar dengan redaksi serupa). Umur dan masa muda adalah dua diantara empat pertanyaan inti di Akhirat nanti.

Waktu berjalan, tak mungkin diulang kembali lagi. Setiap waktu yang kita liwati dari detik kedetik membawa konsekwensi. Allah Swt. mengingatkan (QS. Al-Ashr 103:1-3)

وَالْعَصْرِ(1)إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ(2)إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(3)

1. demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Demi masa, demi waktu yang berjalan dari detik kedetik; apabila seseorang tidak pergunakan waktunya dengan baik, untuk ibadah, untuk beramal sholeh, untuk melaksanakan perintah Allah, untuk menjauhi segala larangan-Nya; untuk nasehat-menasehati dalam mentaati kebenaran; maka kata Allah : BENAR-BENAR DALAM KERUGIAN.

Sedang waktu tak mungkin untuk diulang. Pilihan suatu perbuatan dari waktu ke waktu, benar-benar merupakan pilihan kita. Salah mengambil keputusan berakibat kerugian, bahkan malapetaka.
Firman Allah (QS. Asy-Syams 91:8-10)

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا(8)قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا(9)وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا(10)
8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah.
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
.
Kita renungkan, waktu berjalan terus, jalan ketaqwaan dan jalan kefasikan terbentang secara bersamaan dihadapan kita. Kita yang memilih dan kita yang akan mendapat hasilnya. Berbahagialah kita apabila kita memilih jalan ketaqwaan. dan :
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.

Namun sebaliknya, kesalahan dan kekhilafan memilih sejak dari niat akan membawa konsekwensi yang sangat merugikan,
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Jangan sampai terjadi,
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

Rasulullah SAW bersabda, ”Ada dua nikmat, di mana banyak manusia tertipu di dalamnya, yakni kesehatan dan kesempatan.” (HR Bukhori). Hadits ini menjelaskan pentingnya memanfaatkan kesempatan (waktu), karena tanpa disadari banyak orang terlena dengan waktunya.

Imam Al-Ghazali dalam bukunya Khuluqul Muslim menerangkan waktu adalah kehidupan. Karena itu, Islam menjadikan kepiawaian dalam memanfaatkan waktu termasuk di antara indikasi keimanan dan tanda-tanda ketakwaan. Orang yang mengetahui dan menyadari akan pentingnya waktu berarti memahami pula nilai hidup dan kebahagiaan.

Membiarkan waktu terbuang sia-sia dengan anggapan esok masih ada waktu merupakan salah satu tanda tidak memahami pentingnya waktu, padahal ia tidak pernah datang untuk kedua kalinya atau tidak pernah terulang.

Dalam pepatah Arab disebutkan : ”Tidak akan kembali hari-hari yang telah lampau.”
Karena itu jangan sia-siakan waktu, manfaatkanlah segera :
1. Waktu muda sebelum datangnya tua
2. Waktu sehat sebelum datang sakit
3. Waktu kaya sebelum datangnya miskin
4. Waktu luang sebelum datangnya sempit
5. Waktu hidup sebelum datangnya mati

Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad)

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Barzah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat sebelum ditanya tentang 4 perkara : Tentang umurnya untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa ia gunakan, hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan, dan ilmunya, apa yang diamalkannya.” (HR. Tirmidzi)

Dengan memperhatikan hadits diatas, dimana kelak kita akan ditanya tentang 4 perkara, tentang umur kita selama kita hidup didunia ini, kita habiskan masa muda kita untuk apa? Alangkah sangat menyesalnya kita, jika ternyata kita menghabiskan masa muda kita untuk hal-hal yang tidak berguna dan berdosa.

Kita pun akan sangat menyesal apabila ternyata harta yang kita miliki di peroleh dengan cara yang tidak halal dan membelanjakannya untuk sesuatu yang tidak halal juga. Kita pun akan sangat menyesal kelak, apabila ilmu yang dianugerahkannya, justru malah kita gunakan untuk bermaksiat pada-Nya.

Misalnya dengan menggunakan ilmu dan kepandaian yang kita miliki untuk menipu, memanipulasi dan berbuat kecurangan selama hidup kita.
Karena itu, sebelum terlambat, sebelum kematian mendatangi kita, marilah kita memanfaatkan waktu yang tersisa dari umur kita ini untuk hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Marilah kita perbanyak berbuat kebaikan, jangan menunda-nunda amal kebaikan, karena belum tentu besok kita masih punya waktu untuk melaksanakannya. Kita tidak pernah tahu kapan ajal datang menjemput kita.

Dan alangkah sangat menyesalnya kita, apabila dalam hidup kita yang singkat ini, lebih banyak kita lewati dengan melakukan hal-hal yang akan kita sesali di akhirat kelak. Karena waktu yang sudah lewat, tidak akan pernah bisa kembali lagi.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم

waktu1KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لله رَبّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهًدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلِيِّ الصَّالِحِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْبِيًاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، اَلّلهُمّ صَلِّي عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمّد كَمَا صَلَيْتَ عَلَى آلِ ِإْبرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمّدِ وَعَلَى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فَِي الْعَالَمِيْنَ إِنّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، أَمّا بَعْدُ:

Waktu itu ibarat pedang bermata ganda, bisa mendatangkan kebahagiaanmu dan bisa pula menjadi bumerang yang mendatangkan kesengsaraanmu.
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah menyebutkan sebuah perkataan :
الْوَقْتُ سَيْفٌ فَإِنْ لَمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ، وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلْتَهَا بِالْحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ
“Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan” (Dinukil oleh Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Al-Jawaab Al-Kaafi hal 109 dan Madaarijus Saalikiin 3/129).
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
“Waktu seseorang itulah hakekat umurnya, dialah penentu kehidupan abadinya (di kemudian hari), apakah dalam kenikmatan abadi ataukah dalam kehidupan sengsara dalam adzab abadi yang pedih…
Waktu berlalu lebih cepat dari aliran awan. Maka siapa saja yang waktunya dihabiskan untuk Allah dan karena Allah maka waktu itulah hakekat umur dan kehidupannya. Adapun selain itu (jika waktunya tidak dihabiskan untuk dan karena Allah) maka waktu tersebut pada hakekatnya bukanlah termasuk kehidupannya, akan tetapi kehidupannya laksana ibarat kehidupan hewan. Jika ia menghabiskan waktunya dalam kelalaian dan syahwat, serta angan-angan yang batil, dan waktu yang terbaiknya adalah yang ia gunakan untuk tidur dan nganggur maka matinya orang yang seperti ini lebih baik dari pada hidupnya” (Al-Jawaab Al-Kaafi hal 109)

Mari kita berdo`a, memohon kepada Allah Swt.

Ya Allah, hanya kepada-Mu, kami mengabdi. Hanya kepada-Mu, kami shalat dan sujud. Hanya kepada-Mu, kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih sayang-Mu. Kami takut adzab-Mu, karena adzab-Mu sangat pedih, karena itu ya Allah Rahmatilah kami dengan Kasih Sayang-Mu.

Ya Allah, tolonglah kami dan saudara-saudara kami yang sedang dilanda berbagai kesulitan, kesedihan, sakit dan musibah; Lindungi kami dan Rahmati kami semua dengan Rahmat Kasih sayang-Mu.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَىمُحَمَّدٍ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا وَ آخِرُ دَعْوَانَا الْحَمْدُِ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ. اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالإِحْسَنِ
وَإِيْتَا ئِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ,
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُواللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَر

Assalamualaikum Wr. Wb.
Sumber : Berbagai sumber

aradi edit oleh :
H.A. ROZAK ABUHASAN, MBA
https://arozakabuhasan.wordpress.com/ 20130916 WAKTU – DEMI WAKTU

About "bersama membentengi akidah ummat"

Ketua DKM Al-Fajr Bandung periode 2008 - 2014 Ketua DKM Al-Fajr Bandung periode 2014 - 2018 Ketua Umum DKM Al-Fajr Bandung periode 2019 - 2023

Posted on 20 September 2013, in KHUTBAH JUMAT, LAIN-LAIN, TAUSIYAH and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink. 1 Comment.

  1. izn cops

    Like

Leave a comment

KHUTBAH JUMAT PILIHAN

bersama membentengi akidah ummat

masjidalfajrblog

DEWAN KEMAKMURAN MASJID AL-FAJR BANDUNG

KHUTBAH JUMAT PILIHAN

bersama membentengi akidah ummat

masjidalfajrblog

DEWAN KEMAKMURAN MASJID AL-FAJR BANDUNG

ARA

Hidup adalah amanah dari Allah Swt.

WordPress.com Apps

Apps for any screen

KHUTBAH JUMAT PILIHAN

bersama membentengi akidah ummat

KHUTBAH JUMAT PILIHAN

bersama membentengi akidah ummat

SITUSARA situs ara

bersama membentengi akidah ummat

"masjid tanpa warna" MASJID AL-FAJR

Membentengi akidah sesuai Al-Quran dan Hadist

ARA-SILSILAH

This WordPress.com site is the cat’s pajamas

ARA FOTO

a. rozak abuhasan